18. "Bro! Lo diem-diem kampret, ya?"

7.4K 784 57
                                    

Hai.

Nih, tiga apa empat kali update, nih, minggu ini. Hahaha. Oh, saya sudah betulkan bagian akad sedikit. Soalnya, baru nyadar ada yang kurang 😭🙏

Anyways, selamat menikmati :)

*****

"Bang! Cium aja, napa? Udah sah juga."

"Rik...." Damian dan Zelina kompak melotot pada Erika dengan wajah mereka yang merona tak karuan.

"Aduh, mentang-mentang udah sah, jadi makin kompak, ya?" timpal Arin, membuat pelototan itu beralih ke arahnya. Sebelum perang dingin dimulai, Erika dan beberapa tim WO pun kembali mengarahkan pengantin baru itu untuk berpose dengan indah untuk kebutuhan foto dan video pernikahan.

Aula gedung mulai dipenuhi oleh tamu yang berdatangan dan menikmati coffee break sambil menunggu si pasangan kembali ke pelaminan dari sesi shooting dan istirahat mereka sejenak. Selain itu, karena terlalu banyak menangis saat sesi sungkem tadi, tim MUA juga merasa perlu membetulkan sedikit riasan wajah Zelina. Singkatnya, hari ini begitu emosional bagi mereka berdua.

Selain menangis karena bahagia, Zelina juga sempat merasakan hatinya mencelos saat prosesi sungkem berlangsung. Ketika ia bersimpuh untuk mencium tangan Dani, pria itu ... masih dingin padanya. Zelina dapat merasakan betapa tidak relanya dia melihat Damian bersanding bersamanya. Tangan Dani diam-diam menarik diri ketika Zelina menciumnya, menandakan bahwa pria itu tidak ingin lama-lama disentuh oleh Zelina, menantunya sendiri. Bahkan ia tidak tersenyum sama sekali seperti keluarganya yang lain.

Mengucapkan apa-apa pun tidak.

Zelina yakin, mungkin jika bukan karena menjaga nama baik, pria itu tidak akan repot-repot datang ke sini. Seperti Adi, papa kandungnya yang bahkan tidak terlihat sama sekali batang hidungnya dari awal.

Apalah yang Zelina harapkan? Mungkin, jika bukan karena ketularan bahagia dari Damian dan orang-orang yang menyayanginya, ia akan menghabiskan hari ini dengan tersenyun lirih dan menangis pedih dalam diam. Namun, ia bersyukur. Ketika ada dua orang yang tidak ingin berurusan apa pun dengannya, Tuhan menghadirkan lebih banyak orang yang menyayanginya dengan tulus seperti sekarang.

Merekalah alasan Zelina dapat tersenyum bahagia di hari pernikahannya ini.

Tak terasa, sesi shoot video dan foto pernikahan di rooftop gedung aula yang indah dengan taman buatan dan cahaya matahari terbenam pun telah selesai. Boleh dibilang, rasa puas dan gemas bersatu. Pasangan itu terlihat sangat romantis, tetapi masih malu-malu. Erika dan Arin yang ikut hadir di sana terus menggoda mereka berdua, menghadirkan rona merah di wajah kedua pengantin yang berbahagia.

Erika sampai bersorak riang ketika Damian akhirnya berani mendaratkan sebuah kecupan manis nan singkat di bibir ranum istrinya tersebut. Sepasang mata mahoni itu hanya dapat menatap tidak percaya pada iris mata terang indah yang terpapar cahaya matahari terbenam milik suaminya. Dia ... baru saja mencuri ciuman pertama Zelina!

Aduh, rasanya kaki Zelina lemas.

Oh, iya, dia belum sempat makan siang dan ini sudah petang. Mungkin itu kenapa dia merasa sangat lemas ketika Damian mendekapnya, menatapnya penuh cinta, dan ... mendaratkan satu per satu kecupan-kecupan manis di wajahnya selama sesi shooting. Sesuai dengan kultum anatomi Damian tiga hari lalu, ketika Zelina tersipu malu, jantungnya jadi berdegup kencang bukan main, napasnya jadi sedikit memburu, dan wajahnya merona merah manis.

Ah, anatomi manusia itu memang menarik.

"Hai, wifey. Ingat makanan ini?"

Zelina yang sedang dibetulkan riasannya hanya tertawa pelan ketika Damian menyodorkan sesendok Zuppa Soup hangat kepadanya. Tentu saja Zelina ingat. Jika bukan karena insiden Zuppa Soup di acara peresmian gedung D rumah sakit dulu, mungkin Zelina dan Damian tidak akan bersama sekarang. Kecerobohannya membuat Damian harus menyeretnya ke ruang praktik untuk diobati.

Zelian 2: Apa yang Kurang?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang