76. "Yeh..., dasar! Dibaikin malah ngatain!"

6K 950 218
                                    

Mau curhat. Kan, terakhir Jumat tuh UTS bikin Aplikasi sederhana yaa. Nah, soalnya itu, yang satu aplikasi diagnosis penyakit berdasarkan gejala, satu lagi aplikasi penggajian.
Saya bengong, dong wkwk. Satu medis, satu akuntansi gitu, kan. Malah jadi inget Zelian 😂😂😭🤧 hihihi. Pertanda apakah ini miskaaah?😭

Jangan lupa vote SETIAP chapter, ya, akak, adek, mbak, mas, bapak, ibu, onti, uncle sekalian 💙 Hifza pelototin dari langit kalau belum spam vote chapter-chapter sebelumnya hehe 😊🤧

Selamat menikmati :)

****

"Masih mengantuk, Sayang?"

Zelina menguap lelah dan mengangguk sembari duduk di meja makan. Lengannya masih memeluk boneka Baymax yang dulu Damian menangkan di pasar malam. Di hadapannya, sudah terdapat sarapan sehat lengkap dengan susu kehamilan yang disiapkan oleh Damian.

"Aku baru bisa tidur pas beres subuh tadi," curhat Zelina setengah sadar. Dirinya menekan bagian kepala penyok Baymax di atas meja, lantas menjadikannya bantal. "Semaleman pengap sama panas. Gak bisa tidur."

"Heartburn lagi?"

"Iya." Zelina kembali menguap, lalu memejamkan mata. Heartburn adalah kondisi ketika asam lambung naik sehingga menyebabkan gejala panas, perih, dan sesak di dada. Pada ibu hamil, kondisi ini biasanya terjadi karena peningkatan hormon, tekanan pada organ pencernaan akibat kandungan yang membesar, dan perlambatan pencernaan. Tidak jarang, kemunculannya disertai dengan rasa begah karena perut mudah terasa penuh jika diisi makanan.

Untuk menghindari heartburn yang hampir seperti langganan semenjak trimester 2, biasanya Zelina menekankan pada pola makan sedikit yang lebih sering, lalu menghindari makanan-makanan yang dapat memicu hal tersebut, terutama di malam hari. Ia juga selalu mengusahakan untuk tidak makan lagi dua jam sebelum tidur. Jika bebal, ya, begitulah hasilnya. Saking tidak nyamannya efek dari heartburn, Zelina jadi susah tidur semalaman.

"Kenapa bisa kambuh, Sayang? Kamu bukannya sudah tidak makan lagi sejak jam 8? Jam 10 juga kita sudah ada di ranjang," tanya Damian penasaran.

"Tadi malem pas kamu udah tidur, aku mendadak lapar. Ya, aku makan, lah."

"Makan apa sampai bisa heartburn begitu?"

"Kentang goreng."

"Aduh, pintar sekali istri saya." Damian terkekeh jahil sembari mengusap kepala istrinya dengan gemas. "Sudah tahu perutnya sensitif saat malam. Nekat makan karbo berlemak."

"Ya, aku lapar. Daripada nahan lapar jadi gak bisa tidur, kan? Eh, pas udah kenyang malah gak bisa tidur juga," desah Zelina nelangsa.

"Kenapa tidak makan kacang almond atau buah saja?"

"Anak kamu maunya kentang goreng, Sayang. Aku cuma ngikutin maunya anak-anak...."

"Benar begitu? Wah...." Damian berjongkok di sebelah kursi istrinya. "Anak-anak Papa suka kentang goreng tadi malam? Lain kali, minta buah atau susu saja, oke? Kasihan Mama tidak kuat makan berat kalau malam. Dia sampai tidak bisa tidur," tegur Damian lembut sembari mengusap dengan sayang perut buncit istrinya dari samping. Zelina yang terlanjur mengantuk masa bodoh dengan itu. Matanya sudah terpejam sedari tadi dan ia sedang berada di perbatasan alam mimpi sekarang.

Menyadari bahwa Zelina kembali ke alam mimpi lagi, Damian pun tersenyum dan mengangkat tubuh istrinya dari sana. Hal itu membuat Zelina menggeliat sembari memeluk boneka Baymax miliknya semakin erat. "Gak mau ke kamar...," gumamnya seperlima sadar.

"Kenapa?"

"Bayik maunya bobo di sofa sama meong...."

Damian hanya bisa terkekeh pelan ketika mendengar jawaban istrinya. Lantas, pria itu pun berjalan ke sofa dan merebahkan Zelina di sana. Damian sejujurnya tidak masalah jika Zelina mau tidur di mana pun. Yang penting, permukaanya harus empuk dan tidak dingin. Mau di kasur, sofa, atau karpet berbulu; semuanya boleh asal Zelina merasa nyaman dan bisa tertidur nyenyak. Itu yang paling penting dalam menjaga suasana hati ibu hamil yang seperti roller coaster.

Zelian 2: Apa yang Kurang?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang