74. "Kamu ini...!"

6.6K 832 325
                                    

Hallo! Malem, semua :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo! Malem, semua :)

Ada yang nunggu, gak? Hehe. As you see above, ZELIAN 1 MASUK DAFTAR PENDEK WATTY'S 2021 😭😭😭😭😭 HUAAA GAK NYANGKA. TERNYATA KEGABUTAN SAYA DARI FEBRUARI SAMPE JUNI BERFAEDAH 😭😭😭 Alhamdulillaah, masyaaAllaah, tabaarakallaah 💙

Terima kasih atas dukungan semuanya selama ini 🖤

Karena saya lagi bahagia, kalian juga harus bahagia. Hehe. Selamat menikmati sedikit hadiah kehilafan di tengah UTS dari saya :)

****

"Kartu namanya udah nyampe sini, kan?"

"Ya. Saya sudah menerimanya. Kamu cetak banyak sekali, Zel."

"Buat persediaan, Dam." Zelina nyengir. "Gimana? Suka?"

"Suka. Terima kasih, Sayang. Kamu selalu tahu selera saya." Damian tersenyum.

Zelina pun mengangguk senang, lantas melanjutkan kegiatan makannya. Setelah menyelesaikan masalah tadi pagi, energi mereka seolah terkuras habis sehingga ketiduran dalam keadaan saling mendekap. Mengingat bahwa istrinya belum makan, Damian pun berinisiatif untuk memasakkan makan siang ketika bangun. Nasi goreng di nakas terlupakan begitu saja.

Kini, mereka berdua tengah menikmati sup telur sederhana andalan Damian dengan obrolan hangat menghiasi meja. Suasana hati keduanya jauh lebih baik tentunya. Tak ada lagi perasaan kesal yang mengganjal sehingga semua terasa lebih ringan.

"Oh, iya. Zel, si Oyen hamil," ujar Damian.

"Serius?!"

Pria itu mengangguk pasti. "Si Oyen dan Abu sudah saya bawa ke pet care minggu lalu untuk sekalian divaksin tambahan dan grooming. Eh, malah terdeteksi hamil. Dari hasil USG-nya, kemungkinan ada 4 kitten."

Mata Zelina berbinar-binar mendengarnya. Pantas saja bulu di bagian perut si Oyen botak. Zelina kira, bulunya rontok setelah kawin bar-bar. Eh, ternyata karena di USG. "Kamu sweet banget sampe bawa anabulku ke pet care. Makasih banyak, loh. Kamu betul-betul bapak meong yang baik."

Damian pun terkekeh malu karena panggilan 'bapak meong' dari istrinya. Tidak pernah terbayang sebelumnya bahwa ia akan memiliki dua ekor kucing besar bertopeng dan berekor kemoceng. Parahnya, kucing-kucing itu dianggap sebagai anak sekarang. Meskipun awalnya Damian geli, tetapi ia juga tak dapat memungkiri bahwa anabul-anabul itu mulai mencuri hatinya perlahan. Apalagi dengan mata bulat besar berwarna biru tua. Ah, pokoknya mereka menggemaskan!

"Dam. Aku bawa hadiah buat kamu, loh, dari Belitung." Zelina mengumumkan ketika sudah selesai makan.

Hal itu membuat alis Damian terangkat penasaran. "Hadiah apa?"

Zelian 2: Apa yang Kurang?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang