38. "Aku gak mau kehilangan kamu,"

5.5K 721 56
                                    

Hai.

Jangan lupa selalu tinggalkan dukungan, ya! 🙈

Jangan lupa makan sama vaksin juga. Jangan terlalu keras sama diri sendiri. Nanti drop. Inget. Yang rasain sakit sama sedihnya diri kalian sendiri juga 👉🏽👈🏽 Orang lain mah liatin doang.

Selamat menikmati :)

*****

"Zel? Kenapa diam saja?"

"Gak.... Gak apa-apa." Zelina menghela napas kasar sembari mengaduk-aduk kuah soto di mangkuknya. Pikirannya melayang ke sana-ke mari. Zelina sepertinya pernah mendengar nama wanita yang mengirimkan pesan. Namun, ia lupa kapan dan siapa.

Setelah membaca pop-up tadi, Zelina langsung membuang notifikasi itu. Ia tidak mau membuka atau membaca chat suaminya dengan wanita itu. Zelina ... takut sakit hati. Ya ampun. Apa yang harus ia lakukan? Pernikahannya masih seumur jagung. Belum juga setahun. Apa Damian benar-benar lelah pada Zelina sampai ia menjadi ayah bagi bayi dari wanita lain?

Aduh, bagaimana cara Zelina mengkonfrontasi suaminya tanpa membuat pertengkaran besar?

Dadanya terasa begitu panas dan mengganjal sejak dari rumah sakit tadi.

Oke, wanita suka membuat kode, kan? Apa yang kira-kira berhubungan dengan bayi? Namun, tidak boleh kentara bahwa Zelina sedang menyinggung bayi wanita itu? Ketika mendapatkan sebuah jawaban di otaknya, Zelina tanpa pikir panjang berkata, "Dam. Apa kita percepat promil aja, ya? Gak perlu nunggu kamu selesai semester ini."

Hal itu sukses membuat Damian mematung. Sendok berisi nasi dan kuah soto yang tadinya akan dimasukkan ke mulut diletakkan kembali di mangkuk. "Kamu ini bicara apa?" Damian menaikkan alis. "Jangan bercanda."

"Aku gak bercanda, Dam."

"Tapi, kamu belum siap, Zel."

"Aku merasa siap, kok."

"Tubuh kamu belum. Terapi hormon pil KB kamu saja baru mulai efektif bekerja. Kita tunggu beberapa bulan lagi. Minimal tengah tahun baru mulai IVF."

"Tapi, aku--"

"Zel, memiliki bayi itu tidak mudah. Katakanlah tubuh kamu siap. Tapi, apa batin kamu juga siap? Apa rutinitas kamu siap untuk diubah? Sekarang saja, kamu masih bekerja sangat keras. Masih di puncak masa sibuk. Belum lagi, kasus Om Surya. Percuma kalau kita memulai program IVF sekarang. Tingkat keberhasilannya bisa lebih rendah."

Balasan dari Damian membuat Zelina bungkam dan menunduk lesu. Wanita itu menatap sotonya yang masih tersisa setengah dengan tidak berselera. Meskipun tidak terlalu kentara, nada bicara Damian terkesan lebih ketus dan dingin dari biasanya ketika membahas bayi. Apa Damian belum siap memiliki bayi dari Zelina karena ia memusingkan nasib bayinya dengan wanita lain?

Tunggu. Kenapa Zelina jadi berprasangka buruk seperti ini? Bayi itu belum tentu anak kandung Damian, kan? Namun, jika bukan, untuk apa wanita itu meminta Damian menjadi sosok ayah bagi bayinya?

Bahkan, untuk apa juga seorang wanita meminta pertanggungjawaban dari pria yang sudah berumah tangga jika ... bukan karena telah berzina?

Tidak mungkin wanita itu meminta Damian menjadi ayah dari bayinya secara tiba-tiba, kan? Pasti.... Pasti mereka ada hubungan. Entahlah hubungan apa.

Yang jelas, dada Zelina semakin panas dan sesak ketika otaknya terus-menerus memunculkan kemungkinan buruk itu.

Tidak mungkin Damian mengkhianatinya, bukan?

*****

"Tidur."

"Sebentar lagi. Aku lagi beresin sesuatu."

Zelian 2: Apa yang Kurang?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang