63. "Mama! Papa!"

5.7K 751 162
                                    

Sabar, yak, sayang-sayangkuuh.

Sepertinya double up saya hilangkan dulu sementara hahaha. Sebentar lagi saya UTS, tugas gak ada habisnya, dan Zelian 2 pun sudah memasuki babak-babak akhir.

Saya sedang coba mempersiapkan sedikit bumbu penyedap dan plot twist sebelum ending. Biar kalian lebih gemas hahahaha.🤭😈

Jangan lupa tetap beri dukungan dan pesan banyak-banyak 💫 Rekomendasikan juga Zelian pada kawan-kawan kalian supaya gemas sama-sama menuju ending. Posting di status WA pun gak apa-apa biar pada penasaran wkwkwk.

Selamat menikmati :)

*****

"Pokoknya, kamu jangan lupa datang!"

"Iya."

"Jam 11, ya!"

"Oke."

"Jangan sampai telat! Di galeri Erika!"

"Ya, ampun. Gue cuma mau fitting buat jadi bridesmaid doang. Bukan jadi penganten, Kirana. Lagian, Erika tau ukuran badan gue."

"Pokoknya, wajib datang tepat waktu. Kamu sudah janji waktu istitahat makan siang kamu untuk temani aku hari ini! Bye!"

Sambungan telepon itu terputus setelahnya. Untuk sejenak, Zelina memandangi ponselnya dan terkekeh pelan. Nampaknya, Kirana sudah mulai mendapat wedding jitters atau kecemasan calon pengantin yang terjadi karena menginginkan pernikahan yang sempurna. Belakangan ini, wanita itu memang sensitif sekali kalau menyangkut persiapan pernikahan. Ia akan menikah di akhir Mei nanti bersama Dokter Rian, si Sepuh kalau menurut Zelina.

Akhir-akhir ini, Zelina dan Kirana entah mengapa bisa semakin dekat. Apalagi, sejak Zelina iseng menjadi pasien Kirana untuk melakukan perawatan kulit. Zelina seolah menjadi tempat sampah bagi Kirana untuk curhat mengenai hubungannya dengan Rian. Awalnya, orang tua Kirana kurang setuju ketika Kirana ingin menjadikan Zelina salah satu bridesmaid. Mereka tidak terlalu menyukai Zelina, mengingat bahwa ia yang merebut Damian dulu. Namun, melihat putrinya sudah nampak biasa saja, bahkan berteman akrab dengan wanita itu, maka Surya dan Widya pun jadi lebih bisa menerima Zelina. Apalagi wanita itu dulu pernah menangani kasus Surya.

Lambat laun, hubungan orang tua Kirana dan orang tua Damian yang sempat renggang pun kembali rekat akibat rasa sakit hati yang terobati seiringan dengan berjalannya waktu dan skenario kehidupan yang tak dapat ditebak.

Ini sudah sekitar 2 bulan lebih semenjak kegagalan transfer embrio kedua Damian dan Zelina. Ramadan di bulan Maret serta lebaran yang jatuh tanggal 9 April kemarin dilewati dengan aman dan tentram tanpa ada drama tante-om julid seperti tahun lalu. Zelina dan Damian ikut Papa Ali berlebaran di Solo, sesuai dengan janji tahun lalu. Sepertinya, karena menyadari bahwa status Ali hanyalah ayah sambung bagi Zelina, maka pihak keluarga yang ada di Solo pun lebih segan. Mereka jadi tak berani bertanya mengenai masalah pribadi seperti anak karena merasa tak sedekat itu dan tak berhak juga.

Tanpa terasa, penghujung bulan April telah menyapa. Pasangan suami istri itu berencana akan melakukan transfer embrio selanjutnya 2 minggu lagi, di bulan Mei. Selain penuh dengan persiapan lebih matang untuk transfer embrio, bulan April ini juga banyak dipenuhi oleh pemulihan diri serta melepaskan stres untuk Damian dan Zelina.

Walaupun pria itu semakin sibuk belakangan ini akibat kuliah dan bekerja, Damian tetap memastikan bahwa ia bisa meluangkan waktu barang beberapa jam sehari untuk sekadar bersantai dan berkencan dengan istrinya. Hal ini sangat penting untuk menjaga keharmonisan rumah tangga mereka. Karena sesungguhnya, tak peduli sekuat apapun wanita menghadapi kesibukan prianya, tak peduli sebesar apapun rasa pengertian dan kesabarannya, akan ada saatnya wanita itu merasa terabaikan. Damian tidak mau hal itu terjadi pada Zelina. Apalagi, wanitanya selalu bisa pulang lebih awal belakangan ini.

Zelian 2: Apa yang Kurang?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang