77. "Gue gak apa-apa. Cuma ... capek."

6.4K 846 246
                                    

Terima kasih untuk yg sudah dukung dan memberi afirmasi positif ke saya. You guys helped me a lot. Thank you, loves 💙

Enjoy the 4k words, ladies and gentlemen.

Panjang banget woy. Awas aja kalau ada yg bilang kurang. Sini geludhhh 🤧🤧🤧🤧

Selamat menikmati :)

*****

"Kamu jahat...!"

"Gak jahat, Kirana," kekeh Zelina.

"Aku kira kamu berhenti perawatan karena marah saat tahu kalau aku hamil," isak Kirana yang sekarang sedang memeluk Zelina. "Aku kepikiran gara-gara itu. Mana kamu jadi susah sekali untuk diajak ketemu!"

"Iya, maaf, oke? Udah, dong. Jangan nangis."

"Rian juga gak cerita apa-apa sama aku. Katanya disuruh kamu. Jahat!"

Tanpa diketahui oleh keduanya, orang-orang dari dalam menatap kedua wanita hamil yang sedang berpelukan di teras itu dengan heran. Yang paling bingung adalah Dani, Surya, Tita, dan Widya tentunya. Mereka tidak pernah mengira bahwa Zelina dan Kirana bisa sedekat itu, sampai pelukan sambil menangis pula. Apalagi jika mengingat bahwa dulu Zelina pernah membuat Kirana dan Damian gagal menikah. Wah, rasanya sudah lama sekali kejadia itu berlalu. Hampir terlupakan saking dekatnya Zelina dan Kirana sekarang.

Hari ini, acara tasyakur 4 bulanan Zelina dilaksanakan. Tentu saja ia sudah mengundang hampir seluruh kerabat dan kawan dekatnya, termasuk Rian, Kirana, dan keluarga mereka karena memang berelasi baik dengan Dani dan Ali. Tetangga-tetangga di sekitar rumah, kawan kantor, kawan dari rumah sakit--yang sedang tidak dinas, kelompok majelis, dan anak-anak dari panti asuhan juga didatangkan. Semuanya khusus untuk mendoakan keselamatan dan kesehatan Zelina beserta kandungannya yang sudah mencapai 17 minggu lebih satu hari. Pas 120 hari atau 4 bulan.

"Sekali lagi, selamat, Zel.... Kamu dan Damian betul-betul layak bahagia dengan buah hati kalian," bisik Kirana yang sudah melepas pelukannya. Wanita yang lebih tinggi itu tersenyum tulus seraya menghapus air matanya.

"Makasih, Kirana. Jangan lupa siapin perawatan kulit bumil-friendly buat gue, oke? Biar glowing pas lahiran. Minggu depan gue mulai bolak-balik 2 minggu sekali lagi."

Kirana pun memutar bola mata dan tertawa. Damian dan Rian yang menatap mereka dari dalam--karena ingin memberikan ruang-- hanya dapat tersenyum lega melihat keduanya sudah akur kembali. Acara dimulai tak lama setelah Zelina dan Kirana memasuki rumah. Kesan adat tidak terlalu kental di acara tasyakur 4 bulan ini karena memang difokuskan untuk berdoa. Barulah nanti di acara 7 bulanan, terdapat beberapa prosesi tradisional yang akan dilakukan.

Satu-satunya yang terasa tradisional di sini adalah pakaian para pria yang rata-rata memakai batik, serta sajian dan bingkisan yang disiapkan. Untuk makanan yang disajikan saat acara, ada banyak kudapan ringan dari berbagai daerah. Entah itu Surabaya, Solo, Kalimantan, atau Bandung. Di dalam bingkisan yang akan dibawa pulang oleh tamu, barulah penuh dengan menu adat Jawa yang memang biasanya ada saat tasyakur 4 bulan. Diantara menu tersebut ada Nasi Megono, Kupat Sumpel, Bubur Abang Putih, Wajik, Arem-arem, Kue Mendut, Cenil, dan Klepon.

Mama Nina selaku penyedia katering sampai meminta tetangga-tetangga lama yang memang berasal dari Jawa untuk memimpin projek kali ini supaya rasanya lebih otentik.

Ketika acara berdoa bersama telah selesai, selanjutnya adalah acara ramah tamah. Obrolan ringan memenuhi ruangan sementara tamu satu per satu mulai meninggalkan kediaman Damian dan Zelina. Tinggal tersisa beberapa kawan dan kerabat dekat saja di sana sekarang. Rian sedang dicecar mengenai kondisi Zelina oleh Ali dan Dani sementara Rafa dan Damian harus membagikan sisa bingkisan ke tetang yang tidak datang. Kirana, Arin, dan Zelina yang sama-sama hamil sudah seperti trio perut bulat ketika duduk berendengan di sofa. Mereka sama-sama merasa pegal dan keram karena duduk di karpet sedari tadi.

Zelian 2: Apa yang Kurang?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang