80. "Lo jangan ngawur, anjing!"

5.7K 780 237
                                    

Alloo.

QnA nanti jawabannya akan saya post setelah epilog keluar, ya 😊 Jadi, kalau masih ada pertanyaan untuk para karakter di Zelian universe, masih boleh banget tanya hehe. Mau nanya saya juga gapapa. Kali aja ada yang kepo, kan 🤭 hehe.

Kencangkan sabuk pengaman kalian, Bestie.

Sudah?

Selamat menikmati :)

*****

"Kenapa perasaan gue tiba-tiba gak enak, ya, Kir? Lo ... ngerasa ada yang ngawasin gitu, gak, sih?"

"Kalau kamu bicara begitu hanya untuk menyuruhku pulang, aku gak percaya! Aku tetep mau ke Cidora besok pagi!"

"No! Sini, lo liat di layar. Itu ... yang di belokan ke toilet pake baju item-item, kok, kayak ngawasin kita, ya...? Apa cuma perasaan gue aja?"

Mau tidak mau, Damian ikut melihat ke layar ponselnya dengan perasaan tak karuan.

Deg.

Seorang pria berpakaian serba hitam memang terlihat samar di tangkapan kamera ponsel Zelina. Posisinya jauh di belakang kedua ibu hamil tersebut, di pojok belokan ke toilet seperti kata Zelina. Namun, dari jarak sangat jauh pun, Damian dapat mengetahui jika pria mencurigakan itu memang mencuri-curi pandang ke arah mereka. Terlihat dari gestur tubuhnya.

Seketika, tubuh Damian pun merasa lemas.

"Dam, itu orang suruhan kamu lagi?" tuduh Zelina geram. "Aku udah bilang, ya. Aku gak nyaman diawasin!"

Jauh di lubuk hatinya, Damian sangat berharap bahwa tuduhan Zelina kali ini benar. Akan tetapi....

"Maaf, Zel. Kali ini, saya tidak tahu dia siapa."

Wajah Zelina dan beberapa orang lainnya pun mendadak pias ketika mendengar jawaban Damian.

"Terus, itu--"

"Eh? Sepertinya aku pernah melihat dia." Ucapan Kirana membuat Zelina langsung menoleh tajam.

"Di mana?"

"Di ... beberapa tempat. Rumah sakit, restoran.... Lupa."

"Lo kenal?"

"Gak, lah! Mana bisa aku kenal dengan orang aneh yang suka curi-curi pandang begitu?"

"Lo kenapa gak pernah bilang kalau ada yang nguntit juga?!"

"Hah? Aku gak pernah kira itu penguntit.... Aku pikir hanya kebetulan--"

"Dia bukan kebetulan, Kirana! Kebetulan gak akan ngikutin lo sampai ke Garut!" desis Zelina. "Jangan liat ke belakang!" sergahnya ketika Kirana hendak menoleh untuk memastikan. "Lo mau dia sadar kalau kita tau keberadaannya? Nanti kita diringkus dadakan!"

"Dengarkan saya. Kalian cari tempat ramai. Toko baju, swalayan, restoran, rumah sakit, kantor polisi, atau apapun. Jangan sampai ada di tempat sepi selama menunggu kami ke sana!" Suara Damian menyadarkan kedua ibu hamil tersebut. Pergerakan tubuhnya begitu terburu-buru dan panik ketika berlari keluar rumah menuju mobil. Apapun yang terjadi, ia harus bisa menyelamatkan mereka!

Tanpa sadar, Rian, Rafa, dan Erlangga mengikutinya dari belakang. Meninggalkan tiga pasang orang tua dan Erika yang hanya bisa cemas dan meremas jari di dalam ketidakpastian. Dani mengambil inisiatif untuk menelepon pilot helikopternya agar datang ke helipad Altheya segera. Mobil akan terlalu lama untuk ke Garut. Mereka harus lebih cepat!

Ini CITO yang sesungguhnya.

Nyawa putri dan cucu mereka dalam bahaya.

"Tolong, bilang pada Rian untuk ke Altheya saja, Ya. Jangan langsung menyusul dengan mobil. Itu terlalu lama. Helikopter akan siap dalam 15 menit."

Zelian 2: Apa yang Kurang?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang