20. "Aku gak habis pikir, ya, kamu itu---mmmhhpp!" [16+]

8K 753 44
                                    

Kalian tahu? Saya baru sadar sesuatu. Chapter yang paling rame vote-nya adalah chapter yang ada dramanya 😅 Contohnya chapter pas adegan Zelin ketemu papanya sama pas si Zelin kena POF. Vote gap nya bisa 20 an 😂

Ada apa, sih? Kenapa suka banget liat Si Zelin nangis dan punya masalah? Hahaha

Ayo, vote chapter sebelumnya dulu 😅

Ini chapter gak aneh-aneh, kok 😖 cuma saya tambahin 16+ karena bingung aja.

Selamat menikmati :)

*****

Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?

Zelina menghembuskan napas lembut sembari meringkuk di bawah selimut, berpura-pura masih tidur. Posisinya tidak semengenaskan semalam karena Damian sudah memindahkan wanita itu ke tengah ranjang. Diintipnya kembali tubuh suaminya dari balik selimut dengan mata berbinar-binar. Ia sudah melakukan hal ini selama kurang lebih 20 menit. Jam menunjukkan pukul 5.32 ketika tadi ia terbangun karena mendengar suara erangan seksi yang Damian keluarkan.

Ah, ternyata pria itu sedang work out di lantai.

Zelina memperkirakan, Si Seksi mulai berolahraga selepas ibadah subuh. Airpods terpasang dengan pas di telinganya, kaus entah kemana, wajahnya terlihat segar, dan keringat nampak bercucuran membasahi tubuh yang membuat Zelina ... hampir meneteskan air liur.

Tubuh suaminya tidak terlalu berotot, tapi masih memiliki lekukan-lekukan seksi yang mempertegas hasil olahraganya. Oh, dan punggungnya.... Entah mengapa, Zelina tiba-tiba merasa gemas, ingin menggigiti punggung kokoh suaminya itu, lalu bersandar seharian di sana. Sial! Perutnya merasakan gelenyar aneh lagi.

Antara pria itu terlalu fokus work out menghadap jendela atau suara musik di airpods-nya terlampau keras yang membuatnya tak sadar ketika Zelina sudah keluar dari kasur dan memasuki kamar mandi. Bahkan, ketika wanita itu keluar dari kamar mandi, Damian masih nampak fokus melakukan sit up. Tak suka diabaikan, Zelina pun iseng menduduki kaki suaminya dan memeluk lutut pria itu dengan erat, membuat si empunya kaget.

"S-sejak kapan kamu bangun?"

"Sejak tadi." Zelina menempatkan dagunya di atas lutut Damian dengan manja. "Ayo, terusin sit up-nya. Aku udah bantu jagain kaki kamu, loh."

Damian yang sedang dalam posisi rebahan pun hanya terkekeh dan mulai bangkit untuk melanjutkan sit up. "Good morning, Sayang." Pria itu mengecup bibir Zelina singkat sebelum merebahkan diri lagi. Dilakukannya kembali hal itu berkali-kali sampai wajah Zelina merona bukan main.

"Kamu cium-cium terus daritadi," keluhnya pura-pura, padahal suka. "Apa yang semalem gak puas? Bibirku sampe bengkak, nih."

Mendengar hal itu, Damian hanya tertawa gemas sembari kembali bangkit dan mendaratkan kecupan manis lainnya di bibir Zelina. "Bibirmu buat saya ketagihan. Manis."

"Manis pasta gigi kali. Aku baru sikat gigi tadi," tanggap Zelina malas, meskipun jantungnya berdegup kencang bukan main. Ditatapnya pemilik iris mata terang itu dengan malu-malu, lalu pandangannya jatuh ke dada bidang pria itu, lantas turun ke perut kencangnya. Bentuk roti sobek malu-malu terlihat di sana, tidak terlalu ketara, namun cukup untuk membuat Zelina lupa diri ketika menyentuhnya.

Napas Damian tercekat.

"Zel, jangan mengetes pertahanan saya...."

Dengan polos, wanita itu malah melanjutkan siksaannya dengan menyusuri lekukan roti sobek milik Damian menggunakan jari-jari lentiknya. Erangan tertahan pun terdegar, bersamaan dengan tangan suaminya yang mendarat di atas punggung tangan Zelina dengan urgensi. Tatapan pria itu sarat akan rasa tersiksa. Ia pun menggelengkan kepala pelan, memohon untuk Zelina membantunya menahan diri.

Zelian 2: Apa yang Kurang?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang