Prolog

3.6K 179 5
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

***

Rama tengah duduk santai dengan tangan sibuk mengayun mengipasi wajahnya yang terasa panas. Matahari bersinar begitu terik pada hari ini, membuatnya menjadi kepanasan.

"Ck, ini kulit gue rasanya mau ke bakar. Panas banget!" decak Rama mengipasi wajahnya semakin kencang berharap hawa panasnya segera menghilang.

Bunda keluar dari dalam rumah dengan keranjang belanja. Rama menatap Bundanya sebentar sepertinya Bunda akan pergi ke pasar. Saat Bunda menurunkan tatapan pada Rama, Rama mengalihkan wajah dan menutup matanya pura-pura tidur.

"Bunda tahu loh abang pura-pura tidur."

"Abang Rama bangun, temenin bunda ke pasar dong!"

"Rama udah tidur."

Bunda terkekeh pelan mendengar jawaban dari putra tengahnya ini, katanya tidur tapi mana ada orang tidur bisa di ajak bicara. Memang ada-ada saja putranya satu ini.

"Bangun bang, anterin bunda sekarang juga!" titah Bunda tegas memukul lengan Rama yang menutupi separuh wajahnya.

Rama membuka matanya menatap malas sang Bunda,"Males ah bun, panas banget ini."tolak Rama.

Bunda berkacak pinggang menatap putranya gemas. "Jangan banyak alesan! Buruan jangan kayak anak gadis yang takut matahari!" kata bunda galak.

Rama mencebik beranjak bangun dengan ogah-ogahan. "Minta temenin ayah aja napa bun? Rama males ah." kata Rama masih berusaha menghindar di ajak ke pasar.

"Ayah lagi banyak kerjaan di belakang, kamu lah yang anterin bunda."

"Lagian cuma minta di temenin ke pasar doang abang. Abang sendiri juga yang gak ngapain-ngapain." kata Bunda panjang lebar, "Laki kok lemah." lanjut Bunda dengan cibiran.

Rama mendengus mendengar cibiran sang Bunda, memang setiap kali berdebat dengan bunda, Rama lah yang akan selalu kalah.

"Cepetan! Nanti kita kesiangan loh."

"Iya iya iya!"

Rama melangkah masuk ke dalam rumah untuk mengambil kunci mobilnya. Rama jarang menggunakan kendaraan roda empat untuk berpergian, dia lebih suka mengendarai motor sportnya karena lebih menghemat waktu tempuh. Tetapi karena di luar sedang panas-panasnya juga dia akan pergi bersama Bunda jadilah Rama membawa mobilnya yang sangat jarang keluar dari dalam garasi itu.

Bunda langsung menuju mobil Rama yang sudah berada di depan halaman. Membuka pintu penumpang dan masuk ke dalam.

"Nah di dalam mobil kan gak panas, ada ac-nya. Bilang aja abang males anterin bunda." kata Bunda menatap Rama sebal.

"Lagian ada mobil kok cuma jadi pajangan di garasi." lanjut Bunda.

Rama mendengarkan ocehan Bundanya dengan sabar. Kemudian menginjak pedal gas melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah melaju dengan cepatan sedang membelah jalanan.

ZARAMA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang