Bismillah
Koreksi typo
Selamat membaca :)
***
Zahra membaca alamat rumah yang tertulis di selembar kertas, lalu mengangkat wajahnya melihat ke arah kiri dan kanannya. Dia sudah berada di jalan yang alamat yang tertera di kertas itu.
"Kayaknya ke depan lagi deh." ucap Zahra dan kembali melajukan sepeda motornya hingga berhenti di depan sebuah rumah sesuai dengan alamat.
Zahra melepaskan helm yang di kenakannya dan menaruhnya di kaca spion. "Bener ini deh kayaknya." gumam Zahra lalu turun dari motornya dan mengambil keranjang berisikan kue.
"Eh Zahra ya? Benar ternyata."
Bunda yang baru saja keluar hendak menyiram tamanan di halaman rumah dan tidak sengaja melihat seorang perempuan berdiri di depan pagar rumahnya. Keduanya saling melempar senyuman.
"Assalamu'alaikum tante Aisyah, ini Zahra bawakan pesanan kuenya."
"Wa'alaikumussalam, Zahra calon mantu. Bunda udah tungguin loh, ayo masuk sayang."
Bunda membukakan pintu pagar membiarkan Zahra masuk ke halaman. Zahra melangkah masuk dan menyalimi punggung tangan Bunda. Kemudian memberikan keranjang yang dibawanya kepada Bunda.
"Ini tante kuenya."
"Makasih yah udah di anterin ke rumah dan maaf Bunda jadi ngerepotin. Harusnya hubungin Bunda aja biar Bunda yang ke sana ambil kuenya."
"Enggak ngerepotin kok tante."
"Masuk yuk, kita ngobrol di dalam."
"Maaf tante lain kali saja. Saya mau langsung balik pulang sudah mau sore juga."
Bunda memberikan gelengan keras. "Bunda maksa loh Zahra, lagian ini tuh masih siang, baru jam tigaan. Ayo masuk dulu istirahat di dalam sebentar baru pulang. Masa baru datang mau langsung balik lagi sih, pasti capek panas-panasan bawa motor sendiri ke sini. Alamat rumahnya juga pasti susah 'kan di carinya." oceh Bunda panjang lebar tanpa memberi jeda sama sekali.
Zahra menuruti permintaan bunda yang tidak ingin di bantah, sebelum masuk ke dalam rumah Zahra lebih dulu memindahkan motornya yang terparkir di pinggir jalan masuk ke halaman rumah. Bunda merangkul lengan Zahra dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.
"Nenek, Abeel mau pelgi cama om yah."
"Mau ke mana, hm?"
"Beli jajan."
"Jangan jajan terus dong nanti giginya berlubang loh." Bunda beralih pada sosok putranya Fatih. "Kamu juga bang keseringan nurutin Abeel." kata Bunda geleng-geleng kepala.
"Abeelnya minta, Bun." kata Fatih membela diri.
Bunda menatap tajam putranya, "Ya jangan di turutin dong, bang." kemudian Bunda beralih lagi kepada cucunya. "Abeel jangan jajan lagi yah, Ini nenek ada kue di bawain tante Zahra, mau gak?" tawar Bunda dan memberikan satu roti kemasan kepada Qabeel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARAMA [SELESAI]
RomanceNew version Spin-off : Marry Me! Shafara (MMS) *** Keyakinan dan kepercayaan yang di miliki oleh setiap orang adalah dua hal yang mendasar dalam kehidupan. Dengan keyakinan kita menjadi percaya jika takdir bukanlah sebuah permainan. Zahra Alenasya...