28. Kamu Cantik

1.7K 103 8
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

***

Zahra bergerak gelisah, sesekali mengangkat kakinya bergantian yang terasa pegal dan kesemutan. Zahra ingin duduk tetapi melihat antrian panjang tamu-tamu yang ingin bersalaman dan berfoto membuatnya mengurungkan niatnya. Tamu yang berdatangan kemarin malam tidaklah sebanyak sekarang, karena untuk akad nikah memang diadakan secara tertutup di kediaman Zahra.

Setelah prosesi akad nikah berlangsung lancar kemarin malam. Hari ini acara resepsi merayakan pernikahan Rama dan Zahra pun di gelar di gedung hotel milik Shaka yang ialah ipar dari suaminya. Kedua pengantin baru itu tampak menawan dengan balutan tuxedo dan gaun yang mereka kenakan malam ini.

"Aaaa ... Zahra cantik banget! Selamat ya atas pernikahannya. Cieeee ... udah punya suamiiii ..."

Zahra tertawa kecil, "Makasih, kamu kapan nyusul?" tanyanya seraya menyambut Dini ke dalam pelukannya.

Raut senang Dini berubah cemberut. "Jodoh aku masih kesesat." katanya bergurau.

Zahra tertawa pelan, "Semoga cepet ketemu jalan yang bener." balasnya kemudian beralih kepada Ayu yang berada di belakang Dini.

"MasyaAllah Zahra, kamu cantik banget bikin pangling. Selamat berbahagia, semoga sakinah mawaddah dan warahmah buat kalian."

Zahra mengangguk dengan senyuman menatap Ayu, "Aamiin ... Terima kasih atas do'anya kak." balas Zahra lalu mencubit gemas putri dari Ayu yang ada di gendongan perempuan itu.

"Ayo, ayo kita foto dulu."

Dini mengambil bagian di sebelah Zahra sedang Ayu berdiri di samping Rama dengan jarak yang cukup. Selesai bersua foto Dini dan Ayu segera turun dari atas panggung tergantikan oleh tamu undangan yang lain.

"Woylah Ram, nikah juga lo."

"Cantik ya bini lo, pinter juga lo pilih istri."

Rama menatap sinis ke arah Rizal. Rangkulannya di pinggang Zahra semakin mengerat.

"Apa lo lihat-lihat?! Gue aduin bini lo—auch!" Rama mendesis di saat kulitnya perutnya di tarik memutar.

Rama menengok ke samping dan melihat Zahra yang sedang tersenyum. Tentu saja Rama ikut tersenyum sambilan mengusap-usap perutnya yang menyisakan perih.

"Si Rama galak udah berpawang gaes."

"Makanya Ram jangan galak-galak lagi."

Rama mendengus pelan, sahabat-sahabatnya ini sepertinya senang sekali meledeknya. Meski begitu ia tetap merentangkan tangan membalas pelukan dari para sabahatnya.

Rizal senyam-senyum macam orang sawan, membuat Rama jadi curiga padanya."Nih, gue bawain hadiah khusus buat lo." ia memberikan sebuah kotak berbentuk kubus yang terbungkus kertas biru dengan pita kepada Rama.

Belum habis kecurigaannya terhadap Rizal, tangan Gilang yang sudah menyelinap di sakunya. "Apaan sih?" tanyanya risih.

Gilang menaik-turunkan alisnya dengan senyuman geli. "Buat nanti malam." katanya pelan di iringi kekehan.

ZARAMA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang