09. Keinginan Zahra

1.2K 96 5
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

***

"Zahra, tolongin ummi tuangin tepungnya lagi sayang. Tangan ummi kotor."

"Iya mi, sebentar."

Zahra membantu menuangkan sedikit demi sedikit tepung ke dalam adonan kue sesuai arahan sang ummi. Hari ini Zahra kebagian shift siang-jadi Zahra mempunyai waktu luang untuk membantu ummi menyelesaikan pesanan-pesanan kue dari para tetangganya.

"Jangan langsung banyakan, sedikit-dikit aja."

"Segini, Mi?"

"Iya, cukup. Ummi aduk dulu."

"Alisya ... Ke sini sebentar ummi perlu bantuan kamu." panggil ummi begitu melihat Alisya melewati dapur sekembalinya dari kamar mandi.

Alisya yang akan kembali ke kamarnya pun urung melangkah dan berbalik memasuki dapur.

"Butuh bantuan apa, Mi?" tanya Alisya tangannya terulur mencomot kue kering yang ada di atas meja.

Plak!

"Aduh ummi sakit! Lisya cuma mau ngambil satu doang kok, masa gak boleh sih. "

"Tuman."

Alisya mengusap punggung tangannya yang habis di tepuk oleh ummi. Ummi menatap Alisya dengan gelengan kepala.

"Cuci dulu tangannya Lisya, Ummi 'kan udah sering ingetin."

Alisya menyengir lebar,"Lupa, hehehe." ia meletakkan kembali kue kering tersebut ke atas piring dan berjalan menuju washtafel.

Zahra tertawa kecil melihat ke arah Ummi dan adiknya, ia pun bangkit dari duduknya mendengar suara denting yang berasal dari oven pertanda jika kue yang di panggang telah matang. Ia memakai sarung tangan dan mengeluarkan loyang panas dari oven.

"Waaaah, harum banget kak, Lisya mau dong kak." kata Alisya menatap berbinar pada kue yang baru saja di keluaran Zahra.

Zahra geleng-geleng menatap Alisya."Enggak boleh, ini pesanan orang." kata Zahra kemudian.

"Yaaah ... Kak, dikit doang."

"Enggak boleh Lisya, kakak 'kan bilang ini pesanan orang. Nanti deh kakak buatin lagi untuk kamu."

"Dikit doang kak, masa enggak boleh sih."

"Enggak."

"Lisya ke sini dong bantuin ummi."

"Tuh sana bantuin Ummi."

Alisya cemberut, dia menghentakkan kakinya kesal melangkah menuju ummi. Zahra tertawa pelan melihat adiknya yang merajuk.

Alisya berdiri di samping ummi masih dengan wajah cemberutnya, "Mi, boleh dong Alisya makan kuenya, dikit aja miiii." rengek Alisya kepada ummi, ia sungguh sangat ingin mencicipi kue itu karena aroma harumnya yang begitu menggiurkan.

ZARAMA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang