Bismillah
Koreksi typo
Selamat membaca :)
***
Rama mengembuskan napasnya pelan. Sejak tadi diam dengan kepala berseliweran—berpikir bagaimana caranya agar dirinya bisa menghilangkan kesenyapan yang tercipta.
Zahra memilin jemarinya, sesekali Zahra mencuri pandang pada Rama di sampingnya. Kesunyian yang melanda semakin membuat keduanya canggung untuk memulai percakapan.
Rama menunduk dalam, lagi-lagi hembusan napas berat terdengar darinya. Rama melirik perempuan yang berada di sampingnya. "Ra, " panggil Rama dengan suara pelan.
Zahra menengok ke arah Rama dan menatap pria itu dengan kening berkerut. "Ya?" tanyanya.
Rama mengusap leher belakang, sudut bibir berkerut membentuk senyuman canggung. "Lo—eh maksudnya kamu nggak ada yang mau diomongin gitu? Biar nggak diem-dieman begini?" ungkap Rama.
Zahra menggeleng, ia pun bingung harus membicarakan apa dengan Rama. "Saya juga nggak tahu." Zahra menahan napas, jemarinya yang berada di pangkuan meremas kuat gamis putih yang ia kenakan malam ini.
Rama menggaruk kepalanya yang tak gatal. Netranya sampai menyipit memikirkan ide yang bagus untuk memecah kecanggungan di antara mereka. Sampai kemudian ia mangguk-mangguk kepala dan menyerong duduknya berhadapan dengan Zahra.
"Daripada bingung mau ngapain, mending kita main aja mau gak?"
Zahra terlihat bingung tetapi tetap menganggukkan kepala. Daripada semakin canggung lebih baik menurut saja apa kata Rama.
"Permainannya apa dulu?" tanya Zahra setelah duduk bersila berhadapan dengan Rama.
Rama mengambil bantal lalu meletakkan bantal itu di antara dirinya dengan Zahra. "Enggak inget, tapi dulu sering main pas jaman SD. Kamu juga pasti pernah main." jawabnya lalu menaruh sebelah tangannya di sana.
"Saya ngikut Mas saja deh." ucap Zahra—ikut meletakkan tangannya di atas bantal.
"Kita bikin peraturan dulu, kalah menang mau dapet apa?" usul Rama sebelum mulai bermain.
"Terserah sih." jawaban Zahra tentu saja membuat Rama gemas tapi ia tahan.
"Oke, terserah aja." katanya tak ingin ambil pusing. "Ayo suit dulu siapa yang duluan mulai." sambungnya.
Rama dan Zahra saling mengepalkan tangan lalu dalam hitungan ketiga keduanya membuka tangan bersamaan.
"Samaan, ulang-ulang."
"Gunting, batu, kertas."
"Sama lagi, ulang."
"Gunting, batu, kertas!"
"Sama lagi!"
"Mas ikutan saya sih makanya samaan mulu!"
"Enak aja, kamu tuh!"
Mulailah perdebatan kecil di antara mereka. Sampai beberapa kali melakukan suit dan pemenang dari suit itu ialah Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARAMA [SELESAI]
RomanceNew version Spin-off : Marry Me! Shafara (MMS) *** Keyakinan dan kepercayaan yang di miliki oleh setiap orang adalah dua hal yang mendasar dalam kehidupan. Dengan keyakinan kita menjadi percaya jika takdir bukanlah sebuah permainan. Zahra Alenasya...