Bismillah
Koreksi typo
Selamat membaca :)
***
"Ototohh ... Anak ganteng udah wangi."
"Muach, muach, mmuaachh ... Uduh, pipinya kenyel-kenyel."
"Ya Allah, ay! Belum juga di pakaiin baju udah dari tadi loh! Jangan kelamaan begitu dong ay, nanti masuk angin."
Rama menoleh ke arah Zahra yang baru saja memasuki kamar bersama si kecil Rafka. Rama meninggalkan Raize yang tidur di atas kasur setelah meletakkan guling di kedua sisi putra kecilnya itu.
Rama mengambil Rafka yang berbalut handuk dari Zahra,"Biar abang yang pakaiin baju si kembar. Gantian adek yang mandi." kata Rama.
Zahra menatap suaminya ragu. Tidak yakin Rama dapat mengurus si kembar tanpa dirinya. Melihat Zahra, Rama mengangguk mengerti akan keraguan istrinya. Dia pun mendorong Zahra supaya keluar dari kamar.
"Abang bisa kok, udah sana cepetan mandi. Nanti kalau repot abang minta tolong Ummi deh."
"Ummi lagi ke pasar kalau abang lupa. Ih, jangan dorong-dorong dong, ay!"
"Bentar lagi juga balik. Udah sana, mandi yang wangi ya Mama ..."
Rama tersenyum sebelum menutup pintu kamar begitu Zahra berada di luar. Rama menunduk menatap si kecil Rafka dan mencium gemas putranya itu.
Rama menidurkan Rafka di dekat kembarannya Raize. Ditatapnya si kembar bergantian. "Mau ke mana sih kalian udah wangi-wangi. Mau jalan-jalan ya?" ujarnya seorang diri. Lalu mengambil krim anti iritasi dan mengoleskannya pada Rafka di beberapa bagian tubuhnya.
"Eh, eh, Raize jangan gerak-gerak dulu. Diem dulu ya, Papa pakaiin Rafka minyak telon dulu." katanya sambil membaluri minyak telon di tubuh Rafka dan selanjutnya memberikan pijatan lembut.
"Raize, diem dulu nak, lincah banget kakinya." keluh Rama lagi, sebelum beralih pada Raize, mengambil selembar kain lalu membedong tubuh Raize agar tidak banyak bergerak. "Diem juga, kan. Tenang dulu ya, Papa urus adik Rafka dulu nanti abang Raize gantian ya." katanya mencium gemas pipi putranya yang sudah anteng.
Rama mengambil popok dan memakaikannya kepada Rafka yang mulai tidak bisa diam. Tangan bertepuk-tepuk sedang kakinya asyik menendang udara.
"Adaw!" Rama mengaduh saat tangan mungil Rafka memukul wajahnya. Si kecil tertawa dan mengenai lagi tangannya ke wajah Rama. "Adek tangannya diem dulu, nak. Mau di bedong juga kayak abang, Hm? Enggak boleh mukul abang ya?" Rama menangkap tangan mungil Rafka yang hampir mengenai wajah kembaran.
Setelah segala keriwehan akhirnya Rama selesai memakaikan Rafka popok. Dan kini ia membedong Rafka supaya putra kecilnya tidak banyak tingkah saat ia gantian mengurus Raize. Rama melepas kain yang membalut tubuh Raize, membuat Raize menggerakkan tubuh mungil sesuka hati.
"Seneng banget udah gak dibedong lagi. Sekarang abang pakai baju dulu ya." Rama mengambil baju Raize yang sudah disiapkan oleh Zahra, lalu memakaikannya pada Raize. Namun tidak seperti sebelumnya, kali ini Raize tampak tidak tenang dan mulai merengek.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARAMA [SELESAI]
Roman d'amourNew version Spin-off : Marry Me! Shafara (MMS) *** Keyakinan dan kepercayaan yang di miliki oleh setiap orang adalah dua hal yang mendasar dalam kehidupan. Dengan keyakinan kita menjadi percaya jika takdir bukanlah sebuah permainan. Zahra Alenasya...