22. Masa Depan

1K 87 6
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

***

Rama baru saja memberhentikan laju kendaraannya. Tepat di hadapannya juga ada sebuah mobil yang terparkir. Melihat ke arah samping kiri—tepatnya pada sebuah rumah minimalis. Di sana terlihat Zahra yang baru saja dari rumahnya. Gerakan tangan Rama yang akan membuka pintu mobil terhenti ketika melihat seorang pria keluar dari dalam mobil yang terparkir di depan mobilnya.

Rama memilih untuk tidak langsung keluar dan menunggu di dalam mobil. Dia turut memperhatikan Zahra yang sedang berbicara dengan pria asing itu. Rama menyandarkan kepalanya di sandaran kursi, ia merogoh sebuah kotak persegi berwarna biru dan membukanya—memperlihatkan sebuah gelang cantik yang ia yakini ialah milik Zahra.

Helaan napas berat keluar dari bibirnya. Netranya kembali tertuju pada satu titik di mana Zahra dan pria asing itu berada. Entah apa yang mereka bicara hingga memakan waktu yang menurut Rama sangat lama. Padahal nyatanya baru saja lima menit berlalu.

Dari kejauhan Rama tentu tidak dapat mendengar percakapan yang terjadi antara Zahra dan pria itu. Tetapi dari penglihatan Rama, sepertinya ada sesuatu yang tidak beres di sini. Dengan gerakan cepat ia membuka pintu mobil dan keluar dari dalam mobil. Rama melangkah cepat hingga sampai di hadapan Zahra dan pria asing itu tanpa keduanya sadari.

"Dia bilang lepasin ya lepasin dong!" ujar Rama menarik kasar tangan pria yang tak di kenalinya itu dari Zahra.

Pria asing yang adalah Angga menatap tak suka ke arah Rama. "Kamu siapa?! Pergi sana jangan ikut campur urusan saya dan Zahra!" usirnya dengan mendorong bahu Rama.

Rama mundur selangkah akibat dorongan dari Angga. Ia menggeram kesal dan menepis kasar tangan Angga yang berada di bahunya.

"Suka-suka gue lah. Kalau lo mau berurusan sama Zahra ya lo juga harus duluan berurusan sama gue."

"Siapa kamu sampai saya harus berurusan sama kamu dulu?"

Rama menggaruk kepala bagian belakang mendapatkan pertanyaan itu. Rama menoleh ke arah Zahra yang berdiri mematung di tempatnya.

"Zahra?"

"Iya mas?"

"Gue siapanya lo?"

"Hah?"

"Anggap aja masa depan."

Zahra mengerjapkan matanya beberapa kali mendapatkan pernyataan tak terduga dari Rama.

Mengabaikan Zahra yang terbengong seorang diri. Rama mengambil langkah mendekat ke arah Angga. Di lihatnya dengan teliti wajah pria itu sampai kemudian Rama menganggukkan kepala sebanyak tiga kali.

Rama tertawa singkat dan menunjuk ke arah Angga. "Gue inget sekarang. Lo orang gila waktu itu kan?" tanya Rama memastikan.

Melihat Angga yang hendak bersuara, Rama mengangkat tangannya ke udara dan tangannya yang lain meraih kerah kemeja yang dikenakan oleh pria itu.

"Ternyata lo beneran mau mati ya?" desis Rama pelan menatap tajam Angga. "Gue 'kan udah bilang kalau lo sampai datengin Zahra lagi gue beneran enggak akan lepasin lo." imbuh Rama lagi dan detik selanjutnya Rama melayangkan sebuah pukulan mengenai perut Angga.

ZARAMA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang