Bismillah
Koreksi typo
Selamat membaca :)
***
"Mama, Mama, di sana banyak beruang?"Zahra menganggukkan kepala menjawab pertanyaan Raize. Tangannya bergerak cepat memakaikan sepatu di kaki mungil Raize.
"Ada, abang Raize mau lihat berapa banyak, hm?" tanya Zahra dan mendapatkan jawaban berupa sepuluh jemari tangan Raize.
"Sepuluh? Enggak kebanyakan?" tanya Zahra terkekeh ringan, diambilnya tisu basah mengelap tangan Raize yang sudah selesai makan.
"Adik bayi beruang ada? Aka mau lihat adik bayi beruang, Mama."
Zahra beralih ke arah Rafka yang masih melahap cemilan paginya. Zahra mengambil selembar tisu dan menyeka sudut bibir Rafka, membersihkan remahan roti membuat Rafka tertawa geli ketika Zahra dengan sengaja memainkan pipi gembul Rafka.
"Nanti ya kita lihat di sana. Makan pelan-pelan sayang. Minum ya nanti ke sedak." Zahra memberikan susu pada Rafka. Diusapnya kepala Rafka setelah Rafka menandaskan minumnya cepat.
"Mama, Mama beruang besaaarr gendong adik beruang?"
"Ndak Aka, Mama beruang ndak gendong adik beruang."
"Gendong Papa beruang?"
Raize menganggukkan kepala. Ditunjuknya Rama yang memasuki rumah. "Papa beruang gendong Iz sama Aka." begitu kata Raize.
Rama tampak bingung mendengar obrolan absurd Raize dan Rafka. Berjalan mendekat, Rama mengambil dua tas besar yang ada di sofa.
"Udah semua yang?" tanya Rama memastikan barang bawaan mereka tidak ada yang tertinggal. "Heran deh, mau ke kebun binatang aja kayak mau liburan seminggu." lanjut Rama heran.
Zahra tertawa ringan mendengarnya. Dua tas besar itu isinya adalah perlengkapan dan kebutuhan si kembar. Itu saja Zahra sudah berupaya agar barang yang di bawa tidak banyak. Tapi tetap saja berakhir dengan keberadaan dua tas besar itu.
"Punya anak-anak semua itu, ay. Eh stroller mereka belum, ay. Masih di kamar." jawab Zahra hampir melupakan barang penting itu.
Rama mendesah ringan, tatap tertuju pada Raize dan Rafka yang duduk santai menikmati camilan pagi. "Kalian udah gede jalan sendiri aja ya." kata Rama.
Raize dan Rafka menatap ke arah Rama. Gelengan kepala mereka berikan. "Ndak Papa. Malesin." begitu jawab mereka.
Rama berdecak mendengarnya. Diapun pergi menuju kamar si kembar, mengambil stroller dan kembali turun. Kemudian membawa barang-barang itu ke mobil. Sementara itu Zahra membereskan piring-piring dan gelas bekas makan di kembar ke dapur.
"Zahra, jadi nginep di rumah orangtua Rama? Ini dibawa sekalian ya." Ummi memberikan sekeranjang kue kepada Zahra.
Zahra mengangguk, menerima keranjang itu. "Udah lama juga gak nginap. " jawab Zahra, seringnya mereka bertandang tetapi tidak menetap lama di sana.
"Titip salam ya buat Bunda dan Ayah."
"Iya Ummi nanti Zahra sampaikan. Ummi nggak mau ikut aja?"
"Lain kali aja. Biar kamu sama Rama quality time sama si kembar."
Zahra mengangguk saja. Zahra dan Ummi berjalan keluar dari dapur. Melihat Ummi datang, Raize dan Rafka berhambur kepada Ummi.
"Nenek, Aka pergi main ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARAMA [SELESAI]
RomanceNew version Spin-off : Marry Me! Shafara (MMS) *** Keyakinan dan kepercayaan yang di miliki oleh setiap orang adalah dua hal yang mendasar dalam kehidupan. Dengan keyakinan kita menjadi percaya jika takdir bukanlah sebuah permainan. Zahra Alenasya...