08. Reunian

1.2K 100 3
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

***

Rama berkaca di depan cermin memperhatikan bayangan dirinya sendiri. Penampilannya sudah rapi dengan memakai kemeja flanel yang sengaja di biarkan terbuka di dalamnya Rama memakai kaus putih polos. Rama mengambil jam tangannya dan memakainya di pergelangan tangan. Setelah selesai berkemas Rama keluar dari kamarnya dan turun ke bawah. Begitu keluar Rama sudah menangkap suara berisik dari orang-orang di bawah.

Rama membawa langkahnya menuju Qabeel yang tampak sangat asyik bermain. Ia berjongkok di hadapan Qabeel lalu tangannya terulur mengacak rambut Qabeel yang tersisir rapi.

"Lagi main apa, hm?"

"Ih jangan om!"

Qabeel menatap Rama dengan tatapan sengit yang malah membuat Qabeel semakin terlihat menggemaskan. Rama kembali mengusap kepala Qabeel kali ini lebih lembut tidak seperti sebelumnya. Kemudian beranjak bangun meninggalkan Qabeel seorang diri dengan mainannya.

"Abang rapi banget mau ke mana? Baru juga pulang tadi."

"Mau ketemu temen, bun."

"Temen apa temen?"

Rama mendelik ke arah Shaka yang buka suara. "Temen." ucap Rama sinis.

Rama mengulurkan tangannya mengambil sebelah tangan Bunda mencium punggung tangannya dan tak lupa memberikan kecupan di pipi bunda.

"Abang pergi ya, Bun."

Bunda mengusap kepala putra tengahnya saat Rama menyalimi tangannya.

"Jangan pulang kemalaman ya bang."

Rama mengangguk sekali, lalu beralih menghadap Shafa yang duduk bersebelahan dengan Shaka, suaminya. Rama mengalurkan tangannya kepada Shafa yang kemudian di terima oleh Shafa dan mencium punggung tangan Rama. Lalu Rama beralih menatap Shaka juga mengulurkan tangannya. Lama Shaka tidak menyambut uluran tangan Rama membuat Rama menatapnya sengit.

"Heh, sebagai adik ipar yang baik hati salim dong tangan kakak ipar yang lebih baik hati ini." ujar Rama dengan senyuman, semakin mendekatkan tangannya ke depan wajah Shaka.

Shaka mendengus menatap Rama dengan delikan. "Dari segi umur tuaan saya." kata Shaka enggan menyalimi Rama. Gengsi dia.

"Nyadar diri juga lo, cepet salim gak? Mau gue pecat jadi adik ipar lo?!"

Shaka mendengus keras mendengar ancaman Rama. Dengan berat hati dia menerima uluran tangan Rama dan menciumnya dengan amat sangat terpaksa.

Rama tersenyum puas karena telah berhasil mengerjai Shaka."Ini nih baru adik ipar yang baik." kata Rama tersenyum lebar berbeda dengan Shaka yang memasang wajah masam.

Rama baru akan keluar dari rumah, saat suara pekikan nyaring dari keponakannya membuat Rama mengurungkan langkahnya.

"Om Lamaaa ikuuuuuut!!!"

Rama berbalik lagi dan sebelum Qabeel menubruk kakinya. Rama segera menangkap tubuh Qabeel dan mengangkat tubuhnya masuk ke dalam dekapan.

"Ikuuuut om."

"Abeel gak boleh ikut, sama mama aja sayang."

Qabeel menggelengkan kepalanya kencang, tangannya semakin mengerat di leher Rama.

Rama terkekeh dan mencium gemas pipi merona Qabeel. "Mau ikut?" tanyanya.

Qabeel mengangguk cepat dan menyandarkan kepalanya di pundak Rama. "Mauuu." jawab Qabeel.

ZARAMA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang