Bismillah
Koreksi typo
Selamat membaca :)
***
Aroma harum dari kue yang sedang di panggang dalam oven menyerebak memenuhi dapur. Sementara di atas meja sudah tersaji beberapa jenis kue kering yang saat ini tengah di tata dalam wadah jar.
Zahra selesai mengemas jar ketiga, ditutupnya jar itu lalu mengikat seutas pita di antara penutup jar.
Plak!
"Aduh! sakit dek!" Rama mengelus punggung tangannya yang habis kena pukul sendok oleh Zahra.
Zahra menatap suaminya dengan mata menyipit. Di rebutnya sebuah jar yang berada di pelukan Rama.
"Mas bilang mau bantuin aku kemas kue-kuenya."
"Iya 'kan ini abang lagi bantuin kamu, sabaran dong."
Rama mengambil lagi jar dari tangan Zahra. Kemudian mengisi jar tersebut dengan cookie.
"Bantuin ngabisin iya!" sarkas Zahra melihat Rama memasukkan cookie itu ke dalam mulutnya lagi.
Rama tersenyum, "Enak dek." ucapnya.
"Jelas lah enak, Mas udah ngabisin dua toples sendirian."
Suara tawa Rama membuat Zahra geleng-geleng kepala. Zahra berjalan menuju oven saat mendengar suara dentingan. Zahra memakai sarung pelindung, baru kemudian mengeluarkan kue brownies dari oven.
"Wih, banyak banget kuenya. Lisya mau dong."
"Jangan banyak-banyak ambilnya, ini punya abang."
"Lisya cuma ambil tiga, abang pelit ih."
Zahra melihat ke arah Alisya yang sekarang bergabung di meja makan. Senyumnya terbit melihat keakraban antara adik dan suaminya.
"Tadi sore sebelum pergi Ummi bikin puding mangga, kamu mau?"
"Mau kak, ini kepala Lisya mumet banget habis belajar. Lisya butuh yang seger-seger. "
"Jangan di paksain Lisya, kalau kamu pusing atau capek udahan aja. Sebentar ya kakak ambilin."
Zahra mengambil puding mangga yang tersimpan di lemari pendingin. Kemudian membawanya ke meja makan, lalu menyajikannya di mangkuk kecil.
"Kak, Ummi pulang jam berapa?"
"Tadi di telepon bilang jam sembilan, mungkin sebentar lagi sampai rumah."
"Ini pudingnya buat Lisya."
"Makasih kak. Lisya balik ke kamar yah."
Zahra mengangguk sekali dan kembali dengan kesibukannya mengemas kue-kue yang sempat tertunda.
"Lisya doang yang di kasih. Buat abang gak ada nih dek?" demo Rama karena tidak mendapat bagian.
"Mas udah banyak makan kue, itu gulanya gak sedikit loh Mas." ujar Zahra. Meski tahu Rama menyukai makanan manis, bukan berarti ia akan membiarkan suaminya itu mengkonsumsi makanan yang mengandung gula berlebihan.
Rama akan kembali buka suara sebelum suara dering dari ponsel yang berada di atas meja mendahuluinya. Rama mengambil ponselnya, menggeser panel hijau setelah melihat siapa yang menghubunginya.
Di sela kegiatannya memotong-motong brownies yang telah mendingin, pandangan Zahra tertuju pada Rama yang tengah berbicara entah dengan siapa. Netra keduanya bertemu sesaat setelah Rama menutup panggilan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARAMA [SELESAI]
Lãng mạnNew version Spin-off : Marry Me! Shafara (MMS) *** Keyakinan dan kepercayaan yang di miliki oleh setiap orang adalah dua hal yang mendasar dalam kehidupan. Dengan keyakinan kita menjadi percaya jika takdir bukanlah sebuah permainan. Zahra Alenasya...