10. Pahlawan Kemalaman

1.1K 97 8
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

***

Rama dalam perjalanan pulang dari bengkel menuju ke rumah. Hari ini bengkelnya ramai dan mengharuskan Rama beserta anak buahnya lembur dan baru pulang pada pukul sebelas malam. Meski pekerjaan mereka belum selesai, setidaknya dapat mengurangi pekerjaan di keesokan harinya. 

Jika bisa hari ini kenapa harus besok? Ya begitulah Rama, dia tidak suka menunda pekerjaan jika ada waktu luang.

Sepanjang perjalanan Rama melewati jalanan yang minim pencahayaan hingga terkesan seram dan berbahaya untuk di lewati di malam hari. Hal ini membuat Rama menjadi meningkatkan kewaspadaannya akan hal buruk yang mungkin saja terjadi. Pasti ada orang dengan niat tidak baik menggunakan kesempatan jalanan yang sepi dan gelap untuk melakukan kejahatan.

Benar saja ... Apa yang di khawatirkan Rama terjadi. Melalui cahaya lampu sorot Rama dapat melihat jauh di depan sana ada seorang perempuan yang di cegat oleh begal.

Rama menghentikan laju motornya dan menstandarkan motornya. Setelahnya Rama langsung turun dari motornya tanpa melepas helm melangkah cepat menghampiri perempuan yang membutuhkan pertolongan itu.

"Heh! Lepasin gak?!"

"MAS TOLONGIN SAYA!"

"Brengsek!"

Rama mengumpat murka saat melihat perempuan itu di dorong hingga terjatuh oleh salah satu pembegal itu. Rama melepas helmnya dan melempar helm di tangannya kencang ke arah pembegal itu.

Brukk!

Tepat sasaran.

Pria yang terkena lemparan helm Rama di kepalanya terhoyong jatuh ke jalan. Sedangkan yang satunya lagi melihat ke arah Rama dengan wajah garang.

"Sialan. Siapa lo???"

"Berani-beraninya ikut campur! Dasar pahlawan kesiangan!"

Rama melangkah maju seraya membuka resleting jaketnya dan menggulungnya hingga siku.

"Lo berani sama perempuan yang lemah sih makanya gue ikut campur."

Rama tidak suka dengan dua pria yang berniat berlaku jahat kepada perempuan itu. Dia memiliki prinsip bahwa perempuan itu untuk di jaga dan di lindungi bukan untuk di sakiti. Karena prinsip itulah Rama tidak bisa tinggal diam membiarkan perempuan itu tertimpa kemalangan.

Rama jadi teringat akan Bunda dan adik perempuannya. Tidak pernah terbayangkan olehnya jikalau kedua perempuan yang di cintainya tertimpa kemalangan seperti perempuan di hadapannya.

"Ah satu lagi, gue bukan pahlawan kesiangan tapi pahlawan kemalaman. Lo gak lihat apa langit gelap begini?"

Kedua pria berwajah menyeramkan itu saling tatap dan menyeringai.

"Wah nantangin dia kita dia bro." ujar salah satu dengan senyuman miring.

"Enggak kenal kita dia."

"Kita kasih pelajaran aja, jangan kasih ampun."

"Gue udah pinter gak perlu lo ajarin lagi."

"Bacot!"

Rama menatap nyalang ke arah kedua pria yang melangkah maju ke arahnya. Rama pun memasang kuda-kuda bersiap menerima serangan dari mereka.

ZARAMA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang