Bismillah
Koreksi typo
Selamat membaca :)
***
"Assalamu'alaikum, abang pulang."
"Wa'alaikumussalam, ay."
"Zahra."
"Zahra sayang."
Zahra melihat ke arah pintu masuk, di sana Rama berdiri dengan merentangkan tangan.
"Adek."
"Zahra adek sayang."
"Iya, iya, abang berisik deh."
Zahra bangkit dari sofa, berjalan menghampiri Rama. Pelukan hangat diterimanya saat berhadapan dengan Rama. Zahra membalas pelukan suaminya. Matanya terpejam saat Rama mencium keningnya. Kepala Zahra mendongak menatap Rama.
"Tumben abang pulang cepet."
"Mana bisa abang pisah lama-lama dari adek."
Zahra menyipitkan mata, meragukan ucapan sarat gombalan itu. Lalu memisahkan diri dari Rama, berjalan masuk dan duduk lagi di sofa seperti semula.
"Gombal receh."
Rama tertawa, menyusul Zahra, lalu memeluk Zahra lagi begitu duduk. Dan dengan secepat kilat ia mengecup pipi Zahra.
"Ummi sama Alisya mana?"
"Lagi ke pasar bang."
"Siang banget perginya? Berarti adek sendirian dong di rumah. Tadi muntah-muntah lagi gak? Masih pusing gak kepalanya?"
Merasa terganggu Zahra berbalik menghadap Rama.
"Aku udah baikan kok. Abang sana dulu ih. Sempit loohh."
Bukannya menjauh, Rama justru melakukan hal tidak terduga. Pria itu menarik Zahra, memindahkannya duduk ke pangkuan.
"Kasih aba-aba dulu kek!"
Rama terkekeh, tangannya mengusap perut Zahra.
"Adek udah makan belum?" tanyanya.
Zahra menggelengkan kepala.
"Kenapa belum, yang? Biar adek makan gak bisa banyak-banyak tetap harus makan sayang."
Zahra menyandarkan kepalanya nyaman di pundak Rama. "Tadi pagi ada makan roti bikinan abang kok. Bumbu dapur bikin perut aku mual." jawabnya.
"Itu, kan tadi pagi, sekarang udah jam berapa? Udah mau jam setengah sebelas. Udah siang dan adek belum makan." protesnya menarik gemas hidung Zahra. "Abang masakin, adek makan yah?" lanjutnya. Bersamaan dengan itu ia bangkit bersama dengan Zahra dalam gendongannya, berjalan menuju dapur.
"Memang abang bisa masak?" tanya Zahra terdengar meremehkan.
Rama mendudukkan Zahra di kursi. "Apa sih yang enggak buat cinta abang." katanya tersenyum.
Rama mengambil buah pir dari keranjang yang ada di atas meja, beserta dengan pisau yang juga ada di sana. Mengupas kulitnya dan memotong-motongnya buah itu.
"Meragukan. " ucapnya ketika mendengar gombalan itu, lantas Zahra membuka mulutnya menerima suapan buah potong dari Rama.
Rama mengambil buah apel, melemparnya ke udara lalu menangkapnya. "Abang jamin adek nggak akan bisa lupa sama rasa masakan abang." katanya penuh percaya diri selanjutnya ia mengupas buah apel dan memotong-motongnya menjadi bagian kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARAMA [SELESAI]
RomanceNew version Spin-off : Marry Me! Shafara (MMS) *** Keyakinan dan kepercayaan yang di miliki oleh setiap orang adalah dua hal yang mendasar dalam kehidupan. Dengan keyakinan kita menjadi percaya jika takdir bukanlah sebuah permainan. Zahra Alenasya...