1. Titip Salamku !

5.4K 285 7
                                    

Matahari sudah terik, artinya sebentar lagi akan ada pergantian shift.

"Selamat pagi."

"Ini udah siang." jawab seorang kasir ketika Gadis hendak masuk kedalam ruangan khusus staff.

"Eh? Tapi aku baru bangun tidur sejam yang lalu."

Namanya Allula Gladis, entah bagaimana dia secara inisiatif menghilangkan huruf L pada namanya ketika memperkenalkan diri. Baginya, menyebut Gadis akan lebih efisien. Seperti nama panggilannya, dia seperti gadis pada umumnya. Rambut panjangnya saja cukup untuk menutupi tubuh sampai pingang jika tidak diikat.

"Cil, siap-siap pulang sana."

Pergantian shift akhirnya tiba, Gadis menggantikan Cecil menyiapkan pesanan.

Di cafe tempat Gadis bekerja dalam sehari selalu ada dua tim. Tim pagi dan malam. Dalam satu tim terdiri dari 3 orang, ada yang menjadi kasir, barista dan supervisor yang bertanggung jawab selama jam oprasional.

"Kenapa aku selalu dapat shift siang."

Gadis memulai hari dengan mengeluh. Dia seperti hanya membawa tubuh dan lupa membawa semangat nya dari rumah.

"Bukannya kamu sendiri yang gak bisa bangun pagi?" jawab Dame santai.

Kebalikan dari Gadis, Dameria adalah orang yang selalu mempunyai aura positif. Karna aura mereka yang sama kuatnya, mereka berdua tidak bisa saling mempengaruhi. Dame sudah terbiasa dengan sifat Gadis, karna bagaimanapun buruknya aura Gadis, ia pasti akan ..

"Halo selamat datang!" sapa dua perempuan itu dengan senyum manis dan nada hangat.

Iya, ketika sudah didalam bar, bagaimanapun buruknya aura Gadis, ia akan selalu memakai topeng ketika ada pelanggan yang datang.

"Atas nama Kelvin."

"Terima kasih." seseorang datang untuk mengambil minuman.

"Aku bantu ya, pesanan kamu ada lima soalnya." tawar Gadis dengan senyum.

"Terima kasih."

Selesai mengantarakan, Gadis kembali masuk ke bar dan langsung menyenderkan kepalanya kemesin kopi. Mesin itu cukup besar untuk menyembunyikan Gadis dari pelanggan.

"Aku lelah .."

"Serius? Kamu cuma jalan lima belas langkah loh." jawab Dame heran.

"Mereka masih muda kenapa mereka tidak mengambilnya sendiri .."

"Hei, sadarlah Gadis. Nada bicaramu seperti habis berlari dari rumah ke cafe. Semakin hari, semakin buruk auramu."

Dame berusaha menegakkan badan Gadis. Mustahil, gravitasi bumi berpengaruh sepuluh kali lebih berat pada tubuh Gadis. Bukan hanya tubuhnya saja, tapi semangatnya juga sudah terbawa.

"Permisi."

Mendengar suara dari ujung bar, sontak membuat gadis langsung memakai topengnya kembali.

"Iya, ada apa kak?"

"Kamu lihat orang yang duduk disana. Yang menggunakan sweater putih."

Gadis melihat wajah pemuda itu sejenak. Ia mengingat wajah itu milik salah satu pemuda yang ia antar minumannya. Setelah mengingat, matanya melihat arah yang ditunjuk oleh si pemuda, yaitu tempat duduknya sendiri.

"Iya saya liat."

Orang yang ia maksud adalah orang yang Gadis bantu untuk membawa minuman.

Sekelompok anak muda itu terlihat sangat akrab, mereka tertawa dan saling beradu sikut. Kecuali si jaket putih. Dia selalu menunduk, bahkan Gadis sampai tidak mengingat wajah orang tersebut.

"Katanya dia suka padamu." pemuda itu tampak menyembunyikan tawanya.

"Oh begitu .." Gadis merespon santai.

"Kamu tau, dia itu pemalu dan selalu terlihat murung, jadi dia minta tolong aku untuk menanyakan namamu. Oh, sebelum aku bertanya, namaku Kelvin."

"Namaku Gadis." jawabnya dengan arsiran senyum tipis diwajahnya.

"Baiklah, akan ku sampaikan. Maaf merepotkan."

"Wah, kebetulan sekali. Aku sangat suka dengan laki-laki pemalu. Dijaman seperti ini, sulit menemukan laki-laki sesuai dengan tipeku. Titip salamku untuk dia yah !"

Gadis mengakhiri percakapan dengan senyuman yang semakin lebar.







Rapsberry Latte mengambil alih :
Terima kasih sudah membaca, semoga bisa menjadi teman dihari-hari kalian yah 😉
Jangan lupa komen disetiap babnya hehehe.
Aku suka baca setiap komen kalian. Karna perjalanan seorang penulis adalah perjalanan seorang pembaca.

Thanks A Latte [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang