4. Kedua Kalinya

1.5K 165 11
                                    

"Besok-besok gak ada ya pacaran sebelum makan!" teriak Dame setelah menutup pintu toko agar pelanggan tidak masuk lagi.

Gadis tidak merespon. Kekuatannya hanya tersisah untuk menaruh kepala diatas meja. Tentu saja karna ulah nya sendiri yang tidak makan di jam istirahat. Nyaris dua belas jam ia tidak mengisi perutnya.

"Makan." ucap Dame kesal sambil memberi sebuah kotak berisi makanan.

"Nanti mau nebeng pulang ya?"

Kesal mendengar respon Gadis, Dame langsung mengambil kembali kotak makan yang baru saja ia taruh. Dengan respon Gadis yang cepat, tentu saja ia langsung merebutnya kembali.

"Dis, stop lah ikut campur urusan pelanggan."

"Setiap hari pelanggan kita berganti, dame. Mereka gak mungkin balik."

"Yah, kedepannya jangan gitu lagi. Aku mengerti kamu punya rasa empati dengan orang itu karna kamu pernah diposisinya. Tapi -"

"Iya. Aku enggak terlibat lebih jauh lagi."

• • •

*kring*

Lonceng pintu cafe berbunyi. Pemilik cafe sengaja menaruhnya berdekatan dengan pintu agar baristanya tau bahwa ada pelanggan yang datang.

"Halo selamat datang."

"Ada Gadis nya?"

"Gadis hari ini lagi off kak."

Sudah lama Kelvin dan teman-temannya tidak berkunjung ke cafe. Lalu mereka datang di hari dimana Gadis libur. Sangat disayangkan.

*kring*

"Wah panjang umur, Gadis nya datang." saut Cecil ketika melirik kearah pintu yang baru terbuka.

Tanpa disengaja Gadis pun berpikiran untuk datang ke cafe hari ini. Perempuan itu memakai kaos oversize dan celana pendek dengan topi dan kacamata hitam yang menempel dikepala dan matanya. Benar-benar seperti orang yang baru bangun tidur dan langsung pergi begitu saja. Ia melewati mereka semua seperti tidak ada orang disekitarnya, lalu masuk ke ruang staff.

"Ah maaf, sepertinya Gadis gak sadar. Dia selalu memakai earphone dan kurang peduli dengan sekitarnya." ucap Cecil merasa bersalah kepada Kelvin.

Tidak lama, Gadis keluar lagi dari ruangan staff. Dan bergegas untuk pulang. Ia masih tampak tidak peduli seperti sebelumnya. Ketika Gadis ingin membuka pintu, langkahnya pun terhenti karna ada tangan yang menghalanginya.

"Halo, masih ingat?"

"Sorry?" dengan nada dan raut yang dingin.

"Aku Kelvin, yang seminggu kemarin kesini."

"Oh maaf lupa."

"Katanya kamu lagi off, kenapa kesini?"

"Ambil casan hp."

"Wah kebetulan, ngobrol bareng ayuk sini."

"Maaf, ada keperluan."

"Wah padahal katanya ada yang mau kenalin pacar barunya loh ke kita."

Lagi-lagi Kelvin memakai Max sebagai tumbal. Max selalu dijadikan tameng ketika rencana Kelvin gagal. Bagi Kelvin dan teman-temannya, Max hanyalah sekedar rencana B.

"Oalah, ada Max rupanya. Aku akan ikut, tapi hanya bisa sebentar." senyum Gadis ketika melihat kearah Max.

• • •

Mereka berenam pun duduk dan bersulang, tapi ku rasa hanya lima yang ikut bicara. Meja bundar dikelilingi satu perempuan cantik dan lima pria tampan. Kelvin, Alex, Nathan, Sam dan Max. Gadis duduk ditengah Kelvin dan Alex, sementara Max duduk bersebrangan dengan Gadis. Cukup jauh untuk dua orang yang sebelumnya pernah berbincang. Ketika Gadis sudah puas merokok, ia pun bangun dari tempat duduknya.

"Ayo." ucap Gadis setelah mendekati pria itu.

Max yang tidak mengerti maksud dari perempuan itupun hanya bisa melihat wajah Gadis.

"Ayo pindah tempat duduk."

"Kita?"

"Iya, kita berdua."






Rapsberry Latte mengambil alih :
Terima kasih sudah membaca, semoga bisa menjadi teman dihari-hari kalian yah 😉
Jangan lupa komen disetiap babnya hehehe.
Aku suka baca setiap komen kalian. Karna perjalanan seorang penulis adalah perjalanan seorang pembaca.

Thanks A Latte [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang