Bagiku, usaha mati-matian yang sesungguhnya adalah
bukan dari apa yang kamu taruhkan untuk mendapatkannya melainkan dari apa yang kamu perjuangkan demi mempertahankannya.Rapsberry Latte
"Kalau kita putus gimana?"
"Kenapa?"
Gadis merasa ada yang tidak beres dari sikap Max. Ia tidak akan semudah itu untuk menyerah apalagi memutuskan hubungan.
"Kalau terus sama aku, kamu bisa hancur Dis."
"Aku udah hancur sebelum ketemu kamu, Max."
"..."
"Jika terus sama kamu aku akan hancur pelan-pelan, maka putus sama kamu aku akan secepatnya hancur." jelas Gadis.
"Dis.."
"Aku pernah bilang entah arahnya belum jelas, kalau sama kamu jalannya aku gak apa. Waktu itu aku harusnya juga bilang, walaupun jalanan yang dilalui banyak lubangnya, asal kita saling menggenggam, satu jatuh yang satu menyelamatkan."
Max memeluk Gadis semakin erat seakan ia tidak bisa bertemu lagi dengan kekasihnya itu.
"Siapa yang suruh putus?" tanya Gadis.
"Gak ada."
"Tadi abis ketemu siapa?"
"Kelvin." polos Max. Ia tidak tau pertanyaan itu hanya sebuah jebakan.
Gadis bangun dari sofa dan sudah siap turun ke bawah untuk memukul Kelvin. Ia menggulung pakaiannya sambil mengepal tangannya. Untungnya terhalang karna Max memeluknya, lagi pula usahanya itu sia-sia karna Kelvin sudah pulang dari tadi.
• • •
Mulai dari mengamati setiap sudut kamar, melihat taman serta lapangan golf, berkenalan dengan setiap pelayan, sopir, tukang kebun, berkeliling rumah dan kadang tersesat sendiri. Gadis sudah melakukan aktivitas membosankan itu selama tiga hari berturut-turut.
"AKU MAU KEMBALI KERJAA !!" teriak Gadis sudah tidak tahan menjadi ratu.
"Memangnya kamu udah sehat?"
"SEJAK KAPAN AKU SAKIT?!"
"Pokoknya besok aku mau bekerja!" lanjut Gadis.
"Yaudah iya. Nanti aku kabarin pemilik cafe kamu."
Apa ini perasaan Gadis saja atau memang benar bahwa Max mulai bisa bicara dengan orang-orang dekat dihidupnya. Tapi sejak kapan Max punya nomor tua bangka itu? Mungkin saat ia meminta ijin untuk berlibur ke Iceland.
• • •
Keesokannya ..
"Max, aku baik-baik aja."
"Iya aku tau."
"TERUS KENAPA KAMU DISINI DARITADI?!" kesal Gadis.
"Papa masih di Australi, jadi aku gak ke kantor dulu."
"Tapi bukan berarti kamu tungguin aku di sini sampai pulang dong. Kamu juga gak perlu tiap hari bawain makanan."
"Yaudah nanti aku pulang sehabis kamu break. Tapi kalau untuk makanan gak bisa." Max dengan nada sedikit ngambek.
"Aku janji deh beli makanan terus tiap hari." rayu Gadis.
"Gak bisa Dis, nanti kalo misalnya kejadian kayak kemarin terulang lagi gimana? Kalau dari rumah aku kan gampang lacak pelakunya siapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks A Latte [END]
RomanceNamanya Allula Gladis, biasa dipanggil Gadis. Seorang barista paruh waktu yang sebetulnya menghabiskan seluruh hidupnya untuk cafe tempat ia bekerja. Suatu hari, cafe nya mendapat pelanggan sekelompok anak muda. Itulah awal dari bertemunya Gadis den...