12. Siapa Eden?

893 118 4
                                    

Jatuh cinta itu mudah,
yang sulit itu membuat orang tersebut
jatuh cinta juga kepadamu.

Rapsberry Latte

"Buat apa pecundang itu datang kesini? Mau memberhentikanmu?" sindir Kelvin.

"Bukan urusanmu."

"Benar juga. Artinya mari kita mulai urusan kita." Kelvin tersenyum.

Gadis acuh, pandangannya hanya tertuju pada jalanan sisi kirinya.

"Mau kemana kita?" Kelvin membuka pembicaraan.

"Aku cuma nemenin, inget? Pikir lah sendiri mau kemana."

"Oke kita makan siang dulu, baru ke bioskop, ada film baru yang mau aku tonton."

"Hm."

Sesampainya mereka di restaurant, Gadis pun sempat terkejut dengan ajakan makan siang yang dimaksud. Kelvin membawanya ke salah satu restaurant termewah yang ada di Jakarta. Untuk makan disana saja butuh booking tempat minimal 2 hari sebelumnya. Tapi Gadis tidak heran dengan kejadian ini, melihat mobil mini cooper yang dibawa Kelvin saja sudah cukup membayangkan ia akan alergi jika sarapan dengan nasi uduk.

"Ini tempat yang sering aku dan Max kunjungi untuk makan sewaktu kecil."

Gadis yang tampak acuh pun mulai tertarik dengan topik pembicaraan Kelvin.

"Awalnya aku gak mau pakai plan ini, tapi apa boleh buat. Kamu sepertinya bisa diajak bicara kalau bersangkutan dengan Max."

"Kamu mau makan apa?" lanjut Kelvin.

"Pesan yang biasa dipesan Max aja."

Kelvin hanya bisa tersenyum mendengar jawaban Gadis. Ia tidak ada berhentinya menyakiti hati Kelvin.

"Oh iya ini." Kelvin memberikan sebuah tas yang berisikan beberapa barang.

"Sepuluh hari yang lalu kami berlima pergi ke Paris, aku membelikan beberapa barang untukmu."

"Terima kasih. Lain kali gak perlu repot-repot."

"Bulan depan mau ikut kita liburan? Kami yang urus semuanya, kamu gak perlu pusing."

"Aku kerja."

"Kamu bisa ambil cuti."

"No, thanks." tegas Gadis.

Kelvin menggelengkan kepalanya. Gadis adalah perempuan yang membuat dia kewalahan untuk bisa diraih. Semakin Gadis bersikap dingin, semakin ia dibuat penasaran.

• • •

Setelah makan siang, mereka berdua pun menuju ke bioskop.

"Mau nonton apa?" tanya Kelvin.

"Bukannya tadi kamu bilang ada film yang ingin ditonton?"

"Iya. Tapi siapa tau kamu mau nonton yang lain."

"No."

Kelvin pun akhirnya memilih film. Ia memesan tiket premier untuk mereka berdua. Setelah membeli pop corn dan minuman, akhirnya mereka pun masuk ke ruangan.

Film dimulai, seluruh lampu yang menyinari ruangan pun redup. Satu-satunya cahaya yang terlihat hanya berasal dari layar. Mereka pun menonton layaknya seorang teman.

Pada awalnya.

Ketika sudah dipertengahan film, Kelvin perlahan mengenggam tangan Gadis. Gadis sadar akan hal itu, ia memperhatikan gerak-gerik Kelvin. Karna ucapan Max sebelum pergi, membuat ia sangat berhati-hati selama pergi.

Thanks A Latte [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang