16. Iceland !

794 105 17
                                    

*Psst! Psst!*

Dame memanggil Gadis untuk berhenti melihat awan dan segera menghadapnya. Dame mengisyaratkan Gadis untuk mendekatkan telinganya dan bicara pelan-pelan saja.

"Aku rasa aku lebih bahagia di dalam pesawat daripada sudah sampai Iceland." bisik Dame.

"Kenapa gitu?"

"Kalau di pesawat kita dilayani layaknya ratu tau!"

"Bener juga!"

"Kita harus mencoba cosplay jadi tipe pelanggan seperti apa Gadis? Yang suka marah-marah? Bossy? Ramah? Atau apa."

"Kita terbang bisa sampai tiga belas jam, kenapa kita gak coba aja semuanya?"

"My bro!"

Gadis dan Dame menepuk tangan mereka yang sudah mereka kepalkan. Keluh kesah yang selama ini mereka terima dan pendam aakhirnya bisa terbalaskan juga sekarang.

Namun alih-alih mau menjadi seorang pelanggan. Kedua pelayan tulen itu justru tertidur cukup lama di pesawat. Gadis terbangun, ia melihat sekitarnya. Langit yang mulai gelap, Dame tertidur lelap, serta Eden dan Max yang sedang membaca buku.

Gadis yang mulai bosan dalam pesawat pun mencari tempat duduk lain untuk merasakan suasana baru.

"Udah bangun?" tanya Max.

"Udah. Sini sini!" ajak Gadis.

Max pun langsung menghampirinya.

"Max waktu kecil suka main apa?" tanya Gadis ingin tau.

"Catur."

"Astaga, itu terlalu memakai otak. Gimana kalau mejikuhibiniu atau ABC lima dasar?"

"Apa? Mejaku-di-bibimu?" Max mengulang.

Gadis tertawa, Max bingung. Akhirnya Gadis menunjukan cara bermain mejikuhibiniu dan Truth or Dare pada Max. Meskipun Max baru tau cara bermainnya, hasil akhir permainan dimenagkan olehnya. Entah Max yang terlalu pintar menangkap suatu hal, atau gadis yang terlalu bodoh dalam menebak.

• • •

"Flight attendant prepare for arrival"

Pilot memberitau bahwa mereka sebentar lagi akan sampai. Mereka berempat pun mempersiapkan diri untuk landing. Max melihat Gadis tengah mengigit kuku mungilnya dan jari tangannya yang tidak berhenti memberi pergerakan.

"Ada apa?"

"Aku ketawan ya?" Gadis sembunyi dibalik senyumannya.

"Agak memalukan, tapi ini pertama kalinya aku naik pesawat. Aku hanya sedikit .." Gadis membungkuk.

Ketika ia sedang melamun, ada satu jari yang melingkari kelingking nya. Satu jari yang cukup untuk menghangatkan lima jari Gadis yang kedinginan. Tidak lama, sebuah tangan yang besar mengangkat dagu Gadis dan mengarahkan kepalanya untuk melihat sosok pemilik tangan itu.

"Kita janji untuk gak pernah menunduk kan?" tanya Pria itu dengan tatapan yang dalam.

"Tenang aja. Jika ada sesuatu, aku udah janji gak akan melepaskan ini." senyum Max sambil mengangkat kelingkingnya yang melingkari kelingking Gadis.

"Kalo kayak gitu bisa lepas, Max."

Gadis langsung melepaskan kelingking Max dan menggantinya dengan menggenggam tangan Max. Rasa takut Gadis mungkin belum hilang sepenuhnya, tapi setidaknya ia sudah tidak merasa gelisah lagi.

• • •

Gadis, Max, Dame serta Eden mendarat dengan selamat. Ketika pintu dibuka, udara dingin langsung menyambut mereka. Kulit yang biasanya terbalut keringat sekarang menjadi kering mendingin.

Thanks A Latte [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang