20. Cerita Iceland : Hari Keempat

540 81 21
                                    

Seusai menghangatkan tubuh, mereka pun melanjutkan perjalanan dan berencana menginap di Hafnarfjörður, kota yang akan mereka jelajahi besok.

• • •

Keesokannya,

Kali ini mereka berada di kota yang disebut-sebut kota Viking. Bangsa yang dikenal sebagai bajak laut sekaligus pedagang yang jaya pada tahun 800 dan 1050-an. Gadis dan kawan-kawan sedang berkeliling menggunakan delman khas Iceland. Mereka ingin melihat secara garis besar kota tersebut dan akan berpencar mencari kesenangan masing-masing.

Dame dan Alex pergi untuk melihat pertunjukan teater natal. Max yang sudah ditarik Quin untuk membeli souvenir. Eden yang memutuskan untuk duduk saja di cafe. Sementara Gadis mau tidak mau mengikuti Nathan dan Sam yang tidak jelas tujuannya entah ke mana, lebih buruknya lagi Kelvin ada di sampingnya sekarang.

 Sementara Gadis mau tidak mau mengikuti Nathan dan Sam yang tidak jelas tujuannya entah ke mana, lebih buruknya lagi Kelvin ada di sampingnya sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat sedang jalan dihamparan salju, ia tertarik dengan keunikan rumah-rumah yang ada di kota ini. Nyaris setiap rumah di sini memiliki miniatur rumah di depan pagarnya.

"Itu kotak pos?" tanya Gadis kepada Sam dan Nathan. Tapi mana mungkin dua orang itu mendengarnya, mereka selalu asik dengan dunianya sendiri.

"Itu rumah elf." jawab Kelvin.

"Serius?" Gadis heran.

"Negara ini percaya bahwa adanya keberadaan elf yang biasa menjaga hutan. Apalagi di dekat kota ini ada hutan. Jadi mereka buat rumah-rumah untuk para elf itu tinggal."

"Kalo di Indonesia, sama halnya kayak warga yang tinggal di gunung percaya ada makhluk penjaga gunungnya ya?"

"Bahkan ada satu sekolah di sini yang khusus untuk memperdalam soal elf."

"Keren." Gadis kagum.

"Kamu udah gak marah ama aku?"

Karna terlalu antusias mendengar budaya Iceland, Gadis sampai lupa kalau dia sedang bicara dengan orang yang dibencinya. Setelah sadar, Ia kembali bersikap acuh kepada Kelvin.

"Its okay. Aku tau aku salah. Kesalahan itu harus diubah bukan dimaafkan." Kelvin tersenyum.

Gadis sedikit terkejut dengan jawaban bijak Kelvin. Apa benar ini Kelvin yang brengsek itu? Apa benar dia sudah menyesal dan berubah?

"Aku beliin coklat panas dulu ya."

"Gak perlu." ketus Gadis.

Kelvin mengetuk hidung Gadis dengan jari telunjuknya.

"Hidungmu merah. Kamu pasti kedinginan."

"Enggak." Gadis langsung berusaha melihat hidungnya.

"Kali ini hidungmu merah. Lain kali, aku yang akan buat pipimu merah." Kelvin mengacak-acak rambut Gadis dan pergi membeli coklat panas.

Thanks A Latte [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang