Kakak kelas yang aneh

6.2K 516 13
                                    

"Chika" ucap mira.

"Apa?"

"Diem aja lo dari tadi kenapa? Lagi sariawan?" Ucap Vivi

"Udah satu tahun kepergian kak Anin,  kenapa tuhan cepet banget ambil dia dari hidup gue"

"Karna tuhan lo lebih sayang sama kakak lo chik, ka Anin orang yang baik makanya tuhan lo ga mau lihat kakak lo merasakan sakit yang lebih lama di dunia ini" ucap Vivi menenangkan sahabatnya ini.

Apa kabarmu di sana? Semoga selalu bahagia dan tetap tersenyum hingga saat kita semua akan berkumpul. Nasihat, kasih sayang dan cinta yang selama hidup tak pernah lelah selalu kamu berikan untukku, akan menjadi harta yang mengabdi di tiap langkah kecil ini andaikan kamu masih ada disni aku ingin bilang "aku bangga menjadi adikmu"

Kakak, masih ku pegang janji di hari terakhir kita bertemu. Pagi yang sangat mendung yang tak pernah kusangka tatapanmu akan menjadi kenangan terakhir bagiku. Sama sekali aku tidak pernah mengira lambaian tanganmu akan menjadi cerita yang mengalirkan air mata. Nasihat di pagi itu sama sekali tak terbayang akan menjadi wejangan terakhir untukku.

"Hati-hati jangan ngebut!!" Kalimat ini tak pernah telat absen mengawali perjalanan ku menuju sekolah, tahu nggak, kak? Sungguh, aku sangat merindukan itu semua. Ke khawatiran yang selalu kamu ungkapkan setiap kali aku kesekolah aku rindu ke khawatiranmu itu.

"Jangan pernah makan yang pedas-pedas lagi! Kalau kamu sakit nggak ada yang nganterin ke dokter!"

Masih ingat dengan kalimat itu? Saat malam malam kita makan nasi goreng? Ah, aku masih saja membantahmu. Karena aku tahu ada kamu yang akan sangat peduli dengan kesehatanku. Aku sama sekali tak pernah mengira jika kamu akan pergi keesokan harinya. Malam itu ketika hujan mengguyur kota dengan sangat lebatnya, penuh ketulusan kamu menerobosnya untuk membelikan ku nasi goreng, mana ada kakak yang hebat selain kamu? Bagiku kamu adalah kakak yang hebat di dunia.

Andaikan kamu tau kak? setelah kepergian kamu rumah terasa berbeda, sepi dan hampa yang selalu berenang di kepalaku. mama yang sibuk dengan teman arisannya, papa yang selalu sibuk dengan pekerjaannya dan kak vino yang sibuk dengan usahanya. Tak ada lagi tempat untuk ku bercerita tapi tak apa, kakak udah bahagia di sana. Terimakasih karena telah menjadi kakak yang terhebat bagi aku.

"Chika"

"Manggil mulu lo dari tadi mir" gerutu chika.

"Habisnya lo bengong terus dari tadi kalau lo kemasukan setan gimana, lagian MOS hari ketiga mau di mulai cepetan lo kesana"

"Iya chik, lo kemaren dicariin sama Arga ayo cepetan" sambung vivi.

"Gue ga ngikut lagi deh Drun, males. Mau ke rooftoop aja gue"

"Seriusan?" Tanya mira.

"Mana pernah gue main main, lo mau ngikut gue apa enggak? nggak usah banyak bacot"

"Yaudah deh kita mah ngikut lo aja" mereka bertiga segera pergi menuju rooftoop sekolah.

Dengan wajah mengantuk Ara mendengarkan 1001 peraturan yang ada di sekolahnya, ketiga temannya dengan seksama mendengarkan, namun tetap saja Ara masih mengantuk.
Tidurlah dia dengan bertutupan tas karung yang dia buat bersama ketiga temannya semalam.

"Peraturan nomor 30 dilarang membawa benda tajam..." Kakak kelas yang membacakan peraturan peraturan sekolah tersebut menoleh ke arah Ara yang sedang tertidur pulas. Dilemparkannya buku tersebut ke arah kepala ara.

Wuiiiiiiiiiiinggg gedebuk brakbrekk!!!

"Eh Anjir sialan!" Ucap Ara membuat seisi kelas yang terdiri dari 33 anak tersebut tertawa terbahak-bahak.

DIA HADIR KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang