Ada apa dengan fiony?

3.9K 429 14
                                    

Sebentar lagi akan libur, lebih tepatnya masa-masa kelas X akan segera berakhir. Masa-masa kelas X diganti dengan cerita baru, kelas XI. Ya, aku akan naik ke memili junior baru.

Nilai raport ku juga baik naik, aku bersyukur karena nilai ku selama ini tidak begitu mengecewakan. Aku akan naik ke kelas XI, cerita baru akan di mulai entah bagaimana dan seperti apa alurnya nanti. Seiring berjalannya waktu akan ku lalui.

Terimakasih untuk masa-masa kelas sepuluh. Terimakasih telah menjadikan apa yang selama ini aku lalui, menjadikan sebuah pelajaran yang berharga. Tapi ada satu yang masih menjadi pengganggu dalam hidupku, Chika. Kakak kelas itu sungguh membuatku gila dan membuat otak ku tidak berjalan dengan seimbang.

Bagaimana tidak? dia terus saja menganggu diriku setiap harinya seperti tak ada kata lelah dalam hidupnya. ingin sekali diriku menenggelamkannya di laut Afrika.

Disisi lain pada akhirnya chika dan ara naik kelas, chika naik kelas XII dan Ara naik kelas XI. Harapan chika bisa bertemu dengan Ara setiap harinya, sungguh manusia yang sangat setia.

Ketika chika mau masuk ke dalam gerbang sekolah, chika selalu bertemu dengan Ara di gerbang. chika selalu memberikan senyum gummy smile nya ke ara di depan orang banyak, tetapi nihil jangan berharap tinggi kepada ara, ia hanya menoleh nya dengan tatapan yang sangat datar. Tapi hal itu tak membuat seorang Yessica Marilena Harlan merasa nyerah atau terabaikan, ia semakin semangat untuk mendekati Ara.

"Selamat pagi ara" ucap chika sambil menunjukan senyumnya yang manis. seperti biasa Ara tak menggubris ucapan dari chika.

"Pagi juga ka Chika" ucap oniel sambil melambaikan tangannya.

"Dia ngucapin ke ara bukan ke elu bambang" sahut Adel.

"Kasihan tau kalau wanita secantik ka chika di anggurin, lagian lo ra masih dingin ae masih pagi nih" jawab oniel.

"Berisik banget kalian, masih pagi juga mulut udah berkicau kaya burung beo" ucap Ara dengan ketus.

"Ara kita barengan ya masuk ke dalem?" pinta chika dengan wajah yang memelas, namun hal itu tak akan membuat Ara luluh. batu akan tetap menjadi batu.

"Sampai kapan lo bakal kaya gini terus ke gue? nggak capek? udah setahun lho, lo terus ngejar-ngejar gue"

"Gue ga bakalan nyerah dan gue ga bakal capek sebelum gue bisa luluhin hati lo, kasih tau gue gimana caranya buat ngeluluhin hati lo yang kaya batu?"

"Tanya aja sama dia" ara menunjuk salah satu murid yang sedang lewat di hadapan mereka, dengan bodohnya dan polos chika bertanya dengan orang itu.

"Eh bocah lo tau gimana cara ngeluluhin hati Ara?" Mendengar ucapan dari chika, siswa tersebut hanya bingung dan tak mengerti apa yang di maksud Kakak kelasnya.

"Cantik-cantik tapi bloon" ucap ara sambil menggelengkan kepala.

"Fiony kita ke dalem" ucap ara menarik tangan fiony.

"Anak anjing! kita bedua di tinggalin, ka chika aku sama oniel masuk ke dalam dulu ya. semangat, jangan nyerah buat dapetin Ara" ucap adel memberi semangat ke pada chika. mendapat lampu hijau dari temen-temennya chika semakin yakin bisa mendapatkan hati ara.

Kenapa temannya begitu bodoh menyia-nyiakan cewek cantik seperti bidadari macam ini, apakah hatinya ia jual sehingga tidak memiliki rasa cinta atau belah kasihan? semoga saja ending dari kisahnya (chika) tidak bertepuk sebelah tangan.

Terlihat seseorang berada di taman samping sekolah yang tak terlalu ramai. Tempat favorit para siswa rajin. Selain dekat dengan perpustakaan, pemandangan yang hijau akan meningkatkan konsentrasi. Seseorang itu merasa tenang hingga suara mengusik telinganya. Ia menoleh dan menganga. Segera dirinya menutup buku gambar yang baru saja ia coret dengan pensilnya.

DIA HADIR KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang