Tragedi bunuh diri

3.9K 405 16
                                    

Semburat senja yang hangat memasuki celah-celah kaca jendela dan menyentuh rak kayu yang berisi buku-buku yang tampak kesepian. Seperti sentuhan menenangkan dari tangan lembut seorang perempuan. Toko buku itu tampak begitu sunyi bersama cahaya senja yang tua, sebagaimana penjaga itu juga. Barangkali, umurnya telah melewati enam puluh. Sebuah usia yang sangat
senja.

Di meja kasirnya, yang warnanya pun tak kalah senja, ia terlihat sibuk mengeja huruf-huruf pada sebuah buku tebal melalui kacamatanya yang juga tak kalah tebal. Ia sama sekali tak mempedulikan Ara dan fiony, pengunjung tokonya yang hanya berdua, meski sedari tadi ara hanya berdiri di pojok rak buku ini mengamati gerak-geriknya yang lambat dan bersahaja.

Sedari awal, Ara tak berniat membeli sebuah buku. Satu-satunya alasannya kembali ke sini hanyalah untuk menemani fiony membeli buku. Ara tak dapat menolak permintaan sahabatnya itu.

"Fiony udah belum? capek tau nungguin lo milih buku dari tadi kaga kelar-kelar"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fiony udah belum? capek tau nungguin lo milih buku dari tadi kaga kelar-kelar"

"Sabar dong ra gue kan harus beli mana yang bermutu dan mana yang enggak" omel fiony.

"Terus mau sampai kapan?"

"Ara?" Ucap fiony.

"Apa?"

"Menurut lo bagusan yang mana? yang ini atau yang itu" fiony menunjukan dua buah pilihan buku yang berada di kedua tangannya.

"Dua-duanya bagus, tapi. Menurut gue yang bagus yang ini deh" Ara menunjuk sebuah buku yang berada di tangan kanan fiony.

 Menurut gue yang bagus yang ini deh" Ara menunjuk sebuah buku yang berada di tangan kanan fiony

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beneran bagus?" Ucap fiony ragu.

"Percaya deh sama gue fio, mana pernah gue ngecewain lo kalau soal beginian"

"Yaudah deh kalau gitu gue bayar dulu di kasir"

Ara mengangguk, Ara menunggu fiony membayar buku sambil kembali melihat-lihat kembali buku itu. Siapa tau ada yang menarik buat ia beli.

"Ara pulang yuk"

"Udah emangnya?"

"Kalau belum selesai ngapain gue ada disini Arasoo"

DIA HADIR KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang