Clubing

4.7K 473 6
                                    

Pergaulan bebas di jakarta memang sudah merajalela sejak tahun 80-an dari mulai ke club malam, geng motor, sampai sampai perempuan malam pun ada.

Apa yang kalian pikirkan jika berjumpa dengan sosok gadis night club dengan busana yang serba minim, dandanan yang terkesan tebal, berjalan dengan sepatu high heels menyapa setiap pria yang mencari hiburan.

"Mabuk lagi dia?" Ucap salah satu lelaki yang berada di bar clubing.

"Iya, gue udah larang dia buat jangan minum kebanyakan tapi dia ngeyel" ucap mira.

"Chik club bentar lagi tutup, lo mau pulang nggak?" Ucap vivi. Cewek yang mengenakan gaun hitam dengan belahan dada yang sedikit terbuka.

"Arghhh....... berani-beraninya lo nyuruh gue berhenti minum" ucapnya dan berusaha meraih botol minuman yang ada di tangan dirinya. karena terlalu nge-fly dan kepalanya mulai terasa sakit, ia sudah tak sanggup menyambar botol minuman itu dan alhasil dirinya malah jatuh tersungkur ke lantai.

"Awww" ucapnya, dia merintih kesakitan karena dahinya menghantam sudutan meja.

"Tuh kan, lo berdiri aja sempoyongan" ucap vivi, lalu membantu chika untuk berdiri.

"Gue masih mau minum, ambilin gue minum"

"Lo udah mabok chik lo mau mati gara gara kebanyakan minum alkohol? mikir pakai otak jangan pakai dengkul" ucap mira. Mira dan vivi segera memapah Chika keluar dari club, jika mereka terus membiarkan chika berada di dalam maka mereka tak akan tau nasib sahabatnya gimana, terlebih banyak sekali pasang mata yang melihat jahat ke arah chika.

"Ini dek telurnya"

"Berapa bu semuanya?"

"24 ribu aja dek"

"Oh ini bu, terimakasih ya" ucapnya lalu memberikan uang receh ke penjual telur dan segera pergi. ara mengendarai motornya dengan pelan lalu ia berhenti di depan tempat Clubing.

"kayaknya seru kalau gua masuk sana. Eh, astaghfirullah sadar ra jangan sampe lo khilaf" Ara dapat melihat banyak sekali orang yang masuk dan keluar dari tempat tersebut.

Cewek yang slalu berpenampilan sexy dengan rok mini dan high hells-nya, melempar senyum kepada setiap pengunjung night club. Ara sedikit geli melihat banyak perempuan berdandan tebal seperti ondel-ondel Betawi.

"Wajah mirip ondel-ondel kek gitu tapi banyak disukai laki-laki, miris sekali" gumam Ara.

"Gimana ini chika udah tepar mana bisa dia bawa mobil sendiri" ucap vivi panik.

"Gue udah feeling dari tadi kalau chika bakal nge-fly, bawa pulang sekarang"

"Bawa pulang mata lu gue belom bisa bawa mobil, kemaren aja waktu les mobil gue nabrak kandang ayam tetangga" ucap vivi.

"Goblok banget lo Drun sampai nabrak kandang ayam, bego."

"Emang lo sendiri bisa bawa mobil pung?"

"Enggak hehe, kemaren waktu gue latihan sama bang arnold gue nubruk gerobak tukang sayur yang biasa mangkal depan rumah. Sejak itu gak dulu deh bawa mobil"

"Kalau gitu lo lebih goblok, tolol lagi. Terus ini gimana chika" ucap vivi geram.

"Eh drun tuh kayaknya ada ojek di sana, udahlah ojekin aja chika"

Mira dan vivi memopoh chika dan berjalan mendekati tukang ojek yang mereka maksud.

"Mba bisa anterin temen kita pulang gak?" Ucap vivi sambil mengangkat tubuh chika agar segera naik di atas motor.

"Eh apa-apaan nih gue bukan tukang ojek"

"Lo kan ara anak kelas XF kan? tolong ya anterin dia pulang"

"Ga mau, kalian kan temennya. gue buru-buru udah di tungguin bunda di rumah"

"Nih gue kasih uang buat lo, kalau lo mau nganterin dia pulang" ucap mira mengeluarkan 5 lembar uang kertas berwarna merah.

"Nah gini gini yang gue suka, kenapa ngga dari tadi aja sih" ucap ara mengambil uang tersebut dan memasukan ke dalam saku celana.

"Cepetan lo antar dia pulang" ucap vivi.

"Lah gue aja kaga tau rumah dia dimana"

"ya ampun kalau lo ga tau rumah dia dimana, ngapain lo ambil duit dari gue?alamat dia jalan Mulya Bangsa komplek Citra Garden city rumah paling gede itu rumah chika, paham?" Ara hanya mengangguk, memberi sinyal bahwa dia paham.

"Kalau gitu gue pamit dulu kakak-kakak"

Di tengah perjalanan Ara melihat ada jalan pintas untuk segera sampai di rumah chika. Daerah sana memang jarang ada yang lewat karena memang di khususkan sebagai jalan pintas jika jalanan raya macet. Disana juga tidak nampak ada polisi yang berjaga jadi aman jika Kaka kelasnya ini tidak mengenakan helm.

Ara sedikit mengintip muka chika dari balik spion, terlihat chika yang nampak lemah dan tak berdaya, kenapa Kaka kelasnya bisa melakukan hal bodoh seperti ini? apakah ini sudah rutinitasnya. Ntahlah, hal itu sangat membingungkan.

Akhirnya mereka berdua telah sampai di depan rumah chika, ara melongo melihat rumah chika yang sangat besar dan mewah seperti rumah-rumah dalam sinetron dengan halaman yang begitu luas. Dengan hiasan kristal menghiasi sudut rumah tersebut.

Berbeda dengan rumah dirinya tak ada pernak-pernik yang menghiasi rumahnya, keluarganya hanya di tinggal di rumah yang mungil. Walaupun berkehidupan berkecukupan tetapi ia selalu bersyukur karena masih mempunyai keluarga yang utuh. Untuk apa hidup mewah jika kita mati harta tersebut tidak ada gunanya lagi.

Ara segera menuntun chika menuju ke rumahnya, dan di ketuk lah pintu rumahnya. Seseorang membukakan pintu.

"Non chika, pasti non Chika mabuk lagi, kamu siapa?" ucap perempuan tersebut yang dirasa itu adalah pembantu di rumah chika.

"Saya ara adek kelasnya ka chika, tadi saya ga sengaja suruh anterin pulang"

"Oh gitu ya, makasih ya udah anterin non chika pulang"

"Iya mba sama-sama, kalau gitu saya pamit pulang" Ara segera menyalakan motornya dan pergi.

Jika kutuliskan dengan berlebihan tentang hari ini, maka, akan kutuliskan bahwa hari ini sangat sempurna, sangat luar biasa dan istimewa. Dari mata terbangun hingga mataku kembali terpejam, hanya senyum yang menghiasi wajahku.

Pagi ini aku membuka mataku, bersamaan dengan mentari menyambut dengan sinar paginya yang lembut, masih dengan semburat kelembutan diiringi tiupan angin pagi yang menyegarkan. Bahkan baru kali ini aku mendengar burung berkicauan dengan ramah di pagi hari, seakan terus menyuarakan bahwa ini hari terbaik yang pernah ada.

Rasanya aku kembali hidup dari kematian, membuatku ingin berteriak bahwa pagi ini sangat indah, dan lebih indah dari pagi pagiku sebelumnya.

Tetapi jika mengingat kejadian tadi malam akan terasa menyebalkan karena ia harus bertemu lagi dengan sosok wanita aneh yang selalu ia temui di manapun ia berada.

"Kakak, adek sudah siap belum?" Tanya Shani yang sedang mempersiapkan sarapan pagi untuk suaminya dan ke-dua anaknya.

"Udah Bun, Ara langsung berangkat kesekolah ya. buat adek hari ini berangkat bareng ayah ya"

"ihhh kenapa kak? kan aku mau berangkat bareng kakak"

"Hari ini ka fiony mau nebeng sama kakak, jadi kamu berangkat bareng ayah ya?"

"Dasar manusia menyebalkan, cuman kak Ara aja si yang menyebalkan yang lain enggak" ucap christy lalu memakan nasi goreng buatan Shani.

"Jadi nggak mau sarapan dulu?" Kata ayah ara yang sudah duduk di meja makan dan bersiap untuk sarapan pagi.

"Nggak yah, nanti ara makan di sekolah aja. kalau gitu Ara berangkat dulu Assalamualaikum"

Aku memang jarang sekali sarapan pagi ketika hendak pergi ke sekolah, aku berpikir jika aku sudah makan malam banyak ketika pagi hari aku sudah tidak perlu makan lagi.

DIA HADIR KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang