Berantem

3.9K 454 11
                                    

Cahaya matahari pagi memasuki jendela kamar ara yang sedang bersiap berangkat ke sekolahnya.

Merasa sudah siap ia beranjak memakai sepatunya lalu bangkit menuju pintu luar kamarnya.

Ara memilih berjalan menuju meja makan lalu mengambil satu buah roti tawar lalu kembali berjalan menuju pintu keluar rumahnya.

Ceklekkk suara pintu terbuka memperlihat kan sosok ara yang baru keluar dari rumahnya, dan betapa kagetnya ara melihat seorang gadis yang tengah santai berdiri di tembok sebelah pintunya.

"Hai" sapa gadis tersebut.

"Ngapain kesini pagi-pagi? kok lo bisa tau rumah gue si?" Ara mendengus.

Bagaimana bisa chika mengetahui rumahnya padahal ia belum pernah ngajak chika main ke rumahnya.

"Tentang ara chika tau semuanya, Chika kesini mau jemput pacar buat bareng ke sekolah" jawab chika sambil tersenyum tulus.

"Kita nggak pacaran" bantah ara.

"kita emang ga pacaran tapi bentar lagi kita akan menikah iya kan ra"

"Nikah nikah sekolah aja belum tamat, lo mau gue kasih makan batu?"

"Kalau ara ngasihnya ikhlas mah chika terima-terima aja"

"Perlu ke dokter lo kek nya chik, udah parah kelakuan lo kek bukan manusia pada umumnya"

"Parah banget ara ngomong gitu" Ara hanya terkekeh, lalu mereka segera berangkat ke sekolah.

Tak lama makanan yang di pesan fiony untuk sahabatnya datang dan mereka segera malahapnya.

Setelah mereka selesai makan, Ara berniat ingin menceritakan masalahnya dengan ketiga sahabatnya. Tetapi ada keributan di lapangan sekolah yang membuat semua siswa ramai melihatnya. tapi anehnya tak ada yang berani untuk memisahkan pertengkaran itu, Ara mulai penasaran.

"Keknya ada yang ribut-ribut siapa ya kepo gue" ucap oniel.

"Eh di lapangan rame-rame ada apaan?" Tanya fiony kepada salah satu murid yang sedang lewat.

"Katanya sih chika sama eve lagi berantem"

"Hah! Berantem, oh oke thanks ya" ucap fiony.

Ara berlari menuju lapangan dan menerobos banyaknya orang yang melihat itu. Ara sekarang melihat dengan jelas eve menonjok dan memukuli chika ntah apa yang mereka ributkan, tapi Ara yakin pasti ada sangkut-pautnya dengan masalah kakaknya. Darah mengalir di bagian hidung dan mulut chika begitupun eve.

"Chikaaaa STOP!!!" teriak Ara diantara chika dan eve.

"Ara minggir dulu ini masalah aku sama eve kamu jangan ikut campur" ucap chika.

"Gue tau ini urusan lo sama dia, tapi gak gini juga caranya. Lo pikir berantem bisa nyelesain masalah? bocah banget sih mikirnya" ucap Ara kesal.

Ara paling tidak suka melihat orang berkelahi, maka dari itu ia akan sangat marah jika melihat siapapun itu yang berkelahi di hadapannya.

"Aku kaya gini ada alesannya ara!"

"Tetep aja lo salah chik, berkelahi ga bakal ngebuat lo jadi keliatan bener. Mau sampai kapan lo kaya gini?"

Ara menghela nafasnya dalam-dalam dan ia mulai menatap eve.

"Maafin chika eve, lain kali gue bakal jagain chika biar ga bersikap kaya gini lagi"

Ara menarik tangan chika, ia harus berbicara empat mata dengan chika dan mengobati luka langit.

Ara membawa chika ke ruang uks ia mengeluarkan kotak P3K, diusapkannya kapas yang telah di beri betadine ke sudut bibir chika. Ia sedikit menekan lukanya membuat chika meringis kesakitan.

DIA HADIR KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang