Di pagi hari ara membuka matanya dan mengeratkan selimut untuk menutupi tubuh mungilnya. suara dengkuran halus membuatnya menoleh, seorang gadis memeluk perutnya dengan posesif.
Jangan tanyakan apakah tubuhnya merasakan remuk? kelelahan ataupun kesakitan pastinya ara akan menjawab iya.
Butuh beberapa detik untuk mengumpulkan nyawa, sambil mengetahui keadaan disekitarnya yang nampak berbeda.
"Woy kunyuk, Bangun!"
Chika hanya mengulet lalu kembali memeluk tubuh ara dengan erat seperti balon.
"Ihhh chika bangun jangan meluk-meluk mulu, lepasin tangan lo dari tubuh gue" ucap ara mencoba melepaskan tangan chika yang berada di pinggangnya.
Bukan chika namanya kalau tidak ngeselin, dia kembali mengeratkan pelukannya di pinggang ara dan menyelusup kan wajahnya di leher ara.
Membuat bulu kuduknya berdiri."Chika geli"
"Ara berisik banget pagi-pagi kenapa si?"
"Gue cuman mau lo bangun udah pagi"
"Ini hari minggu ra, jangan bangunin aku pagi-pagi buta kek gini"
"Kalau belum mau bangun yaudah gue mau pulang sekarang" ancam Ara.
Mendengar ucapan ara chika langsung mengerjapkan matanya lalu mendongakan wajahnya ke arah ara.
"Ara kenapa si suka banget ngancem, coba sekali aja perlakuin aku dengan baik"
"Ini udah jam 11:00 chika udah nggak pagi lagi, sekarang lo bangun terus mandi biar gue yang beresin kamar lo"
Chika meregangkan ke-dua tangannya dan segera pergi ke kamar mandi, dilihat raut wajah ara yang masih kesal dengan dirinya.
"Nggak mau bareng mandinya ra?" Ucap chika sambil menampilkan senyum lebarnya.
"CHIKA MESUM BANGET SI LO" ucap ara. Ara mengambil bantal dan melemparkannya ke arah chika.
"BERCANDA RA" teriak chika lalu lari terbirit-birit masuk ke kamar mandi.
"Belum jadi bini aja udah ngeselin gimana kalau udah sah, bisa-bisa mati berdiri gue" ucap ara.
Ara segera bangkit dari tidurnya lalu mulai membereskan kamar chika, sebagai tamu ia juga harus sadar diri.
Setelah selesai mandi dan bersiap-siap, chika membuka pintu kamar mandi dan terlihat Ara yang sedang membereskan tempat tidur sembari memasang earphone di telinganya kemudian berjoget ria seperti bapak-bapak joget dalam acara hajatan.
Chika hanya dapat geleng-geleng melihat tingkah gadis itu namun, dia juga merasa terhibur. Gadis itu memutuskan untuk bersandar di ambang pintu sampai ara menyadari keberadaannya.
"Sial" ucap ara ketika berbalik badan didapati Chika yang cengengesan melihat dirinya.
"Sejak kapan lo disitu?"
"Sejak ara joget-joget nggak jelas" ucap chika terkekeh.
"Malu banget gue"
"Nggak papa kok ra aku akan mencoba mewajarkan semua kegilaan kamu, mau jungkir balik juga wajar kok sekarang sama aku"
Ara kembali melemparkan bantal yang sedang dibersihkan nya ke arah chika.
"Dasar manusia nyebelin"
"Nyebelin? awas, nanti jadi ngangenin lho" goda chika.
"Amit-amit" ucap Ara seraya menepuk bibirnya berulang kali.
Chika kemudian mengambil bantal yang di lempar ara dari lantai lalu meletakkan nya dengan rapi di atas ranjang.
"Sekarang giliran ara mandi habis itu makan, terus kita jalan-jalan" Ara hanya mengangguk.
Menu sarapan pagi hari ini adalah chika membuatkan nasi goreng untuk ara dengan telor mata sapi di atasnya. karena bahan makanan sudah habis dan ia juga tidak terlalu pandai dalam memasak.
Chika melihat ara menuruni tangga dengan pakaian rapi miliknya dan terlihat sangat cantik menurutnya.
"Maaf ya sarapannya cuman nasi goreng" ucap chika.
"Gak papa, ini udah lebih dari cukup kok" ucap ara lalu duduk.
Chika berjalan mendekati ara dan duduk di atas pangkuannya. Jantung ara kembali berdegup dengan kencang, Ara hanya bisa berdiam diri dan menelan ludahnya. Chika mengalungkan kedua tangannya di leher ara, ia dapat merasakan hembusan nafas yang keluar dari mulut Ara.
"Kalau diem gini kan enak di lihat" ucap chika sambil tersenyum simpul.
"Chika kalau di liatin orang rumah malu"ucap ara sambil menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada orang yang melihat mereka berdua.
"Nggak ada yang ngeliatin kita ara, di rumah selalu sepi hanya ada aku dan kamu sekarang"
"Duduk yang bener, lo berat"
"Ara ga bisa apa ya romantis gitu kek orang-orang? ara bentar lagi kita nikah Ara harus membiasakan diri bersama aku"
"Pikiran lo nikah-nikah mulu heran gue, emang lo yakin gue bakal jadi pasangan hidup lo?"
"Jodoh itu garis takdir tuhan, kalau nantinya kamu sampai di pernikahan sama orang lain bukan sama aku berarti dia jodoh kamu. Dan sampai kapan kelangsungan rumah tangga itu juga takdir tuhan, kita manusia cuman bisa menjalani"ucap chika.
Mendengar ucapan chika mengapa hati ara sedikit merasakan sakit seperti tidak terima jika chika berkata seperti itu, ara menjatuhkan kepalanya di dada chika dan memeluknya.
"Non chika" ucap salah satu supir, mendengar seseorang memanggil nama orang yang sedang ia peluk, ara langsung melepaskan pelukan dengan chika.
"Apaan sih pak ganggu aja" omel chika.
"Ini saya cuman mau ngasih kunci mobil" ucap nya lalu menaruh kunci mobil di atas meja makan.
"Lanjutin aja non saya ga lihat kok" ucap supir tersebut, lalu pergi meninggalkan ara dan chika.
"Tuh kan chika malu tau"
"Ga usah malu ara, nanti aku minta di beliin apartemen aja sama papa buat kita berdua biar nggak ada yang ganggu. sekarang ara makan"
"Yaudah lo duduk yang bener"
"Ga mau"
"Chika, susah kalau lo masih duduk di pangkuan gue"
"Yaudah deh iya" chika berdiri dan sekarang duduk di sebelah ara.
Setelah selesai makan chika kembali menatap ara.
"Kita mau kemana hari ini ra?" Tanya chika.
"Anterin gue pulang aja gak sih? bisa-bisa gue di marahin sama bunda"
"Aku udah minta ijin kok"
"Hah!? kapan?"
"Tadi pas ara mandi, aku minjem handphone ara dan nulis beberapa pesan untuk bunda"
"Bener-bener lo ya ga sopan banget sih"
''udah dong jangan ngambek, senyumnya mana? hari ini jalan-jalan ya ra, dimana hanya ada aku dan kamu bukan mereka"
Cara chika menatap ara terlihat teduh pandangan dan senyumannya. Ara baru menyadari bahwa ia begitu mempesona.
Tak disangka anggukan kecilnya mampu membuat chika melonjak kegirangan, saat helai-helai rambutnya terjuntak membuat jantung Ara berhenti berdetak.
"Makasih ya Ara" suara lembut itu terdengar indah di telinga ara. Ara tersenyum ragu khawatir jika senyumnya tak seindah senyum yang di pamerkan chika.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIA HADIR KEMBALI
RandomHari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun ia tidak pernah lagi mendengar kabarnya, Dia yang slalu ia tunggu. Bagaimana jika Dia hadir kembali dalam hidupmu?