Sungguh memalukan

3.3K 418 33
                                    

Ara melamun sambil mencoret-coret buku bagian belakang, gadis itu terlihat senyum-senyum sendiri. Sampai keasikan bahwa hari ini pelajaran pak Samsul yaitu biologi.

Oniel yang merupakan teman sebangkunya pun menyadari akan tingkah ara, gadis itu melirik ke arah buku ara melihat apa yang di tulis oleh anak itu.

Oniel mulai mengejanya dengan perlahan.

"A r a ... Lo ve chi ka.. hah? Anjir" oniel hampir saja berteriak.

Menyadari akan hal itu, dengan cepat Ara langsung menutup bukunya dan menjauhkannya dari Oniel.

"Apaan si Niel? liat-liat segala" Ara kesal, sekarang dirinya merasa malu sendiri.

"Lo beneran suka ya sama ka chika? Hayolo ngaku ra" oniel bisik-bisik sambil menunjuk wajah ara.

"Enggak, siapa juga yang suka sama dia" Ara menepis tangan Oniel, dan mencoba untuk mengelak.

"Halah, lo pikir mata gue rabun? gue bisa liat kali kalau disitu lo tulis nama ka chika, di kasih lope lope lagi alay bet lu ra sumpah" ujar oniel.

Fiony dan Adel yang duduk di belakangnya mereka menjadi kepo karena pembicaraan mereka yang menyebut nama chika. Adel menggerakan tangannya untuk menyentuh punggung ara.

"Ara, oniel bahas apaan sih? ajak-ajak dong" ucap adel bisik-bisik.

Fiony yang sedari tadi menghadap ke depan, kini langsung memberikan kode ke Adel agar tidak berisik, karena pak Samsul sedang memperhatikan mereka.

"Ih Adel, jangan ngomong. dilihatin pak Samsul noh" bisik fiony. namun adel tak mendengarkannya, gadis itu tetap merusuhi Ara sampai akhirnya Ara kesal dan berbalik badan ke arah belakang.

"Apa sih del nyolek-nyolek mulu, dikira sabun gue?" Omel ara.

Pandangan pak Samsul langsung tertuju ke arah Ara yang barusan teriak. Oniel Adel dan Fiony pasrah, mereka menelan ludah. Sedangkan Ara, gadis itu belum menyadari atas kedatangan pak Samsul di sebelahnya.

"Ra" Adel memberikan kode.

"Itu ra" fiony pun sama memberikan kode.

Oniel yang duduk disebelahnya, akhirnya langsung menepuk paha Ara sampai akhirnya Ara menoleh dan mendapati pak Samsul ada di depannya.

"Eh, bapak. Sejak kapan disini pak? perasaan tadi masih di depan" ucap Ara terkejut.

"Kenapa kamu teriak teriak Ara?" Tanya pak Samsul.

"Emm itu pak, itu adel iya adel" ucap Ara kebingungan dan sedikit gelagapan.

"Adel kenapa?"

"Saya tadi cuman mau pinjam pulpen ke adel, soalnya pulpen saya isinya habis"

Pak Samsul terdiam sebentar, sampai akhirnya guru itu melirik ke arah buku tulis milik ara yang tertutup.

"Coba saya lihat buku catatan buku kamu Ara" pinta pak Samsul.

Perlahan ara pun mengambil bukunya dan memberikannya ke pak samsul.

''ini pak" ucap Ara.

Pak Samsul membuka buku milik ara, tidak ada coretan catatan pelajaran sama sekali disana. Hanya ada nama, absen dan kelas yang Ara tulis.

Pak Samsul membalik bukunya dan membuka lembar paling belakang, guru itu menyerngitkan keningnya sambil membaca tulisan yang ada disana.

"Ya ampun dibaca dong, kelar hidup gue"  batin Ara.

"Nah kan kena dah tu mampus" ucap oniel pelan.

Pak Samsul menutup buku ara lalu menatap gadis itu dengan tatapan yang tajam seperti pembunuh.

DIA HADIR KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang