Mimpi buruk

2.7K 368 60
                                        

Ada yang patah, kemudian tumbuh kembali. Ada yang datang, lalu pergi. Hidup menjadi misteri, kita tidak bisa mengira bagaimana takdir di depan sana. Berusaha menerima, namun ikhlas sulit dilakukan.

Kematian bukan sebuah lelucon yang bisa kau mainkan seenaknya. Kematian membawa mu pada akhir yang menyakitkan dan penuh sesak. Tidak ada yang bisa menerima kematian bagaikan menerima karangan bunga. Terlalu dalam, gelap dan tak tersentuh.

'Nggak... ini nggak mungkin. Nggak mungkin christy ninggalin aku, nggak mungkin. Aku nggak mau pisah sama christy'

'Nggak mungkin......!!!'

Chika terbangun dengan suara rintihan yang berasal dari sampingnya. Chika langsung tersiaga dengan igauan Ara, sepertinya ara sedang mimpi buruk.

"Ara......, Bangun.....Ara...."

'Nggak, nggak mungkin christy ninggalin aku nggak!!!'

Ara masih mengigau belum terbangun dari mimpi buruknya. chika mengguncang-guncang kan tubuh ara. Cemas melanda, ia tidak ingin Ara tersiksa dengan mimpinya.

"ARA..!!?" Chika terus mengguncangkan tubuh Ara. tiba-tiba mata Ara terbuka lebar dan menengok pada chika.

Keringat sudah membasahi keningnya, tidak. bukan hanya keningnya tapi sekujur tubuhnya berkeringat.

"Chika" Panggil Ara dengan suara sedikit bergetar dan serak.

"Kenapa?"

"Christy meninggal chika di bunuh sama Alena" Ucap Ara terengah-engah.

"Nggak ada yang meninggal, kamu pasti mimpi ra" ucap chika menenangkan Ara.

"Jadi christy?''

"Christy baik-baik aja, tadi waktu ara tidur aku sama christy habis vidcall"

"Alhamdulillah ya Allah cuman mimpi" ucap ara lega dengan perkataan yang chika lontarkan.

Mimpi yang menyerangnya tadi seakan ingin membuatnya tidak ingin tidur kembali, kenapa jadi seperti ini?

"Udah, tenang aja. itu kan, cuman mimpi. jadi nggak ada yang perlu di khawatirkan" chika menepuk bahu ara perlahan.

Ara tidak membalas lagi perkataan chika. Ia masih trauma dengan mimpinya dan tidak berminat berbicara lagi.

Ia semakin merapatkan dirinya pada tubuh istrinya. Kepalanya mencari posisi nyaman di lekukan leher chika. Tangannya memeluk pinggang chika erat. Ia masih menggerakkan kepalanya mencari posisi yang nyaman.

Ketukan di rumah besar itu membuat pemiliknya segera membukakan pintu untuk tamunya. Senyuman terkesan melebar sesaat saat dia tahu siapa yang bertamu ke rumahnya.

"Ara, Chika" ucap shani.

"Adek ada di rumah bun?" tanya Ara.

"Adek lagi pergi mau beli sesuatu katanya''

"Pergi sama siapa? sendiri?" tanya Ara kembali.

"Sama supir, sebentar lagi juga pulang. tunggu aja di dalam" suruh shani. dan mereka bertiga memasuki rumah.

Ara dan chika sedang duduk di atas kasur, tak ada obrolan sama sekali. chika menghembuskan nafasnya kasar tak enak di diamkan seperti ini.

Brakk!!

"Kakak!"

Ara langsung meletakkan ponselnya di atas nakas begitu adiknya membuka pintu kamarnya dengan kasar dan duduk di sebelahnya dengan wajah cemberut.

Jika christy sudah begini berarti dia ingin curhat ke Ara atau ada yang mengganggunya. Hanya ada dua kemungkinan itu.

"Dari mana saja?" tanya Ara dengan nada tak ramah.

DIA HADIR KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang