Cemburu

4.6K 453 14
                                        

Hari sudah pagi, matahari pun mulai menampakan dirinya. Waktu telah menunjukkan pukul 06:00 pagi, Ara masih juga belum bangun dari tidurnya.  Bahkan, ayam pun sudah mulai berkokok dan mencari makan untuk anak-anaknya. Tetapi Ara masih juga terlelap dalam dunia mimpinya. Padahal hari ini ia harus berangkat sekolah untuk belajar dan menuntut ilmu, terdengar suara ibu memanggil-manggil namanya, namun Ara belum juga bangun dan masih menikmati mimpi indahnya.

Ara mulai terbangun dan segera bergegas mandi untuk berangkat ke sekolah. Seperti biasa Ara mengendarai motor maticnya yang di belikan oleh ayah dan bundanya waktu ia ulang tahun.

Di tengah perjalanan setelah melewati bangjo motornya terasa tidak nyaman, sedikit oleng. Ara pun menepi dan mencoba memeriksa apa yang membuat motornya oleng, ternyata ban motornya kempes alias bocor.

Ara mencoba mencari bengkel terdekat, tapi tidak ketemu juga. Hampir ia hampir putus asa, namun Ara tetap berusaha mencari bengkel terdekat tersebut. Setelah ia bertanya-tanya kepada orang yang berada di dekat daerah tersebut.

Akhirnya Ara menemukan tukang bengkel, namun apesnya abangnya masih tertidur pulas sambil mendengkur, Ara mencoba membangunkan tukang tambal ban tersebut.

"Bang bangun saya mau tambal ban" Abang tambal ban tak berkutik sedikitpun, setelah Ara menunggu lumayan lama akhirnya Abang tersebut bangun dari tidurnya.

"Neng ngapain disini?

"Mau tambal lah bang, saya nunggu dari tadi abangnya nggak bangun-bangun" ucap Ara kesal.

"Maaf ya neng saya ngantuk banget soalnya, mana motornya saya periksa"

"Dari tadi dong bang!" Omel ara.

Ban motor yang sedang Ara pandangi, memberi gambar tentang kehidupan di dunia ini yang harus seimbang. Jika kehidupan seorang diibaratkan dengan ban motor, maka jika ban tersebut terlalu penuh dengan angin maka motor tersebut akan gampang bocor akibat tekanan yang diterima dari luar begitu kuat. Dan tekanan dari dalam juga begitu kuat menolak sehingga, sisi bagian dalam dari ban dalam akan menipis dan semakin menjadi menipis akibat perbedaan tekanan tersebut, yang pada akhirnya akan menimbulkan kebocoran dan kerusakan pada ban dalam tersebut.

Ara dengan sabar menunggu ban motornya di tambal, ia bisa melihat banyak murid yang tengah berangkat ke sekolah. Sedangkan dirinya di haruskan menunggu motornya yang masih di bengkel. terlihat sebuah mobil sport berhenti di pinggir bengkel tersebut.

"Lo Ara kan?"

"Siapa lagi emang?"

"Lagi ngapain lo disini?''

"Lo bisa lihat sendiri gue lagi ngapain, lo punya mata kan?" Ucap ara cuek.

"Mau berangkat bareng gue nggak? mumpung gue lagi baik sama lo"

"Nggak, makasih. gue tau siapa lo, lo ga mungkin baik sama gue, misal pun lo baik pasti ada maunya kan?"

"Belagu amat lu jadi orang, gue serius. ini udah siang ntar lu terlambat, buruan masuk"

"Demi apa sih eve?"

"Mau nggak? kalau nggak mau yaudah gue ga maksa"

Ara berpikir sejenak, tapi benar kata eve jika dirinya menunggu motornya selesai pasti akan memakan waktu yang lama, bahkan mungkin saja ia akan terlambat masuk ke sekolah.

"Jadi mau barengan nggak?''

"Yaudah deh gue ngikut daripada ntar di hukum karena telat" Ara segera masuk ke dalam mobil eve.

Terlihat canggung diantara mereka berdua, ntah mengapa hari ini eve sedang baik dengan ara tidak seperti biasa tukang menghina dirinya dan chika.

Melalui jalanan yang cukup ramai karena masih pagi, banyaknya kendaran masuk keluar jalan. Dan selenggang suasana di dalam mobil yang senyap dan hening. Karena bosan dengan keheningan ara mencoba membuka suara untuk bertanya-tanya mengapa dirinya sangat membenci chika.

DIA HADIR KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang