ketua osis yang menyebalkan!

4.9K 465 2
                                    

Bukkkkkk!!

Arga jatuh tersungkur di atas lapangan, ia mengelus pipinya dan menoleh ke arah ara. Arga menunjuk ke muka Ara dengan tatapan sebal.

"Alasan pertama gue sekolah disini karena gue pinter makanya bisa masuk ke sekolah ini, kedua alasan gue sekolah disini itu ga ada niatan buat dengerin bacotan lo yang kaya sampah, dan alasan ketiga lo ga ada hak buat ngatain gue cewek murahan. Mentang-mentang lo anak orang kaya jadi memperlakukan gue yang orang miskin seenak jidat lo!!"

Ara pun segera mengambilnya sepatunya dan memakainya kembali.

"Ngaku ketua OSIS tapi kelakuan minus"

"Lo bisa sopan sedikit nggak sama senior!? lo ikut gue sekarang" ucap chika. Lalu menyeret untuk pergi ke belakang sekolah, dengan terpaksa Ara mengikuti langkahnya dari belakang. Tak butuh waktu yang lama akhirnya mereka berdua sampai di taman belakang sekolah.

Perempuan yang di hadapannya memang mirip dengan kakaknya, Anindhita Rahma Cahyadi. tapi jika di lihat dari kekakuannya maka akan berbanding terbalik, kakaknya yang lemah lembut, ramah dan penyayang. sedangkan perempuan yang di hadapannya berperilaku seperti berandalan. Chika terus mengamati dari ujung kaki Ara sampai ujung kepala.

"Kok bisa manusia kaya lo bisa masuk sekolah elite kaya gini"

"Gue bisa masuk disini karna gue pinter, lo ga ada hak buat larang larang gue, emak gua lo?''

Kenapa wanita tersebut sangat pemberani? apakah ia tidak tahu jika dirinya anak pemilik yayasan sekolah ini? semakin dia berontak semakin chika penasaran untuk lebih dalam mengetahui sosok wanita tersebut.

"Lo gue hukum sekarang!"

"Gue kan ga ngelakuin apa apa masa di hukum? emang aneh lo jadi orang"

"Cabutin rumput yang panjang panjang sekarang!"

"Pakai tangan? freak banget gajelas lo"

"Kalau lo mau cabut pakai kaki juga ga papa, masih mau ngelawan? cepet kerjain sekarang" dengan pasrah Ara mulai mencabut rumput satu demi satu.

Ara mulai mengelilingi taman belakang sekolah mencari rumput panjang yang belum ia cabut, tetes demi tetes keringat mulai mengucur di pelipis mata ara. Andaikan Kaka kelasnya tidak mengawasinya pasti sekarang ia bisa kabur dah pergi ke kantin untuk membeli satu gelas es jeruk.

"Sampai kapan gue cabutin rumput kaya gini? gua itu murid bukan tukang kebun"

"Ngomong mulu dari tadi, 10 menit lagi baru lo boleh pergi dari sini" Ara kembali mencabuti rumput. sedangkan chika kembali mengamati lekuk tubuh dan gerak gerik ara yang menurutnya mirip dengan kakaknya.

"Gue udah cabutin semua, jadi gue boleh pergi kan?"

"Iya boleh" mendengar ucapan dari kakak kelasnya itu Ara segera pergi meninggalkan kakak kelasnya itu.

"Woy manusia tolol gimana hukumannya?" Ucap adel.

"Sialan gue di suruh cabutin rumput dong pakai tangan lagi sama cewek stress itu" ucap Ara kesal.

"Goblok lo si suka banget cari gara gara sama ketos" ucap Oniel.

"Ini bukan salah ara ini emang salah kak Arga yang terlalu berlebihan" bela fiony.

"Nah harusnya kalian itu belain gue kaya fiony bukan nyalahin gua, emang bangsat kalian"

"Udah deh ga usah berantem gitu, ke kantin aja gimana? Ara pasti haus kan ra" ucap fiony, Ara hanya mengangguk.

Mereka berempat pergi melangkahkan kaki menuju kantin, setiba di kantin oniel dan Adel menerobos keramaian yang ada di kantin tak peduli siapapun di situ. Keegoisan mereka memang sudah menjadi kegiatan sehari hari sewaktu mereka masih di SMP. Tanpa mereka sadari banyak sekali kerumunan di dalam kantin, dengan penasaran Ara mendekat ke arah kerumunan tersebut.

"Eh lo cewek murahan maksud lo apa pegang pegang tangan Arga tadi ha?" Ucap seorang perempuan dengan memukul meja kantin dengan keras.

"Dia yang pegang tangan gue, gak usah sok tau!" Ucap chika

"Nggak laku lo ya makanya deketin cowok orang!"

"Punya mulut di jaga, yang deket sama gue banyak lebih banyak dari yang deketin lo. Arga juga bukan pacar lo jadi yang murahan siapa, Lo apa gue?"

"Bajingan!" Perempuan tersebut menampar pipi chika dengan keras, tak ingin kalah chika memukul balik wajah perempuan tersebut. Dan mereka berdua gelud, tak ada satupun yang melerai mereka berdua. dengan berani Ara berjalan menerobos kerumunan yang membuat kantin menjadi ricuh.

"Udah dong jangan ribut, kaya anak kecil aja kalian"ucap Ara mencoba memisahkan mereka berdua.

"DIEM!!" ucap bebarengan antara chika dan perempuan itu.

"Ada apa ini?" Ucap lelaki dengan kacamata hitam.

"Itu pak eve sama chika berantem" ucap salah satu murid.

"Kalian berdua ini eve chika ikut saya ke ruangan" chika dan eve mengikuti kepala sekolahnya pergi.

"Bubar kalian bubar" ucap Oniel lalu seisi orang yang berada di kantin meneriaki dirinya dengan kata huuuuuu.

"Benar kalian berkelahi?" Tanya kepala sekolah, mereka berdua mengangguk seolah mengakui kebenarannya.

"Kenapa kalian berdua selalu buat onar di sekolah, sekali saja bapak minta kalian damai jangan berantem"

"Eve duluan yang nampar saya pak, jadi saya tampar balik bagaimana saya tidak kesal? Akhirnya kami berkelahi deh" ucap chika dengan santai.

"Untuk eve bapak minta mulai hari ini kamu bisa mengontrol emosi, untuk chika jangan mentang-mentang papa kamu pemilik sekolah ini kamu jadi seenaknya"

"Saya ga akan berkelahi kalau eve ga cari gara gara pak"

"Saya pusing dengan kalian yang selalu berantem berantem dan berantem, mungkin orang tua kalian sampai bosan jika bapak panggil ke sekolah. saya bisa saja mengeluarkan kalian berdua dari sekolah cuman karna orang tua kalian penting bagi sekolah ini jadi bapak urungkan niat"

"Yaudah pak kalau mau keluarin kita keluarin aja ga papa"

"Iya bener apa kata chika pak, kalau mau di keluarin yaudah ga usah pakai lama sekarang juga kalau bisa!" Sambung eve.

"Kalian memang benar benar susah dibilangin, sekarang balik ke kelas bapak ga mau lagi lihat kalian berantem kaya tadi" eve dan chika tidak menjawab apapun, mereka malah pergi meninggalkan Pak Amin selaku kepala sekolah di SMA Nusantara.

DIA HADIR KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang