Di hukum bareng

3.6K 411 27
                                    

"YESSICA MARILENA HARLAN, ALUNA ZAHRA NATIO!!"

Suara menggelegar dari ujung koridor itu mampu membuat siapapun yang mendengar itu merasa merinding. Mereka berdua diam di tempat, mereka pasti paham pasti sosok tersebut ingin menghukum mereka berdua.

"Astaga manggil nama aku lengkap banget dia ra, harus nya tu ada embel-embel cantik. Biar greget"

"Ihh Chika mah"

Suara hells beradu dengan lantai memecah hening koridor tersebut, Chika dan Ara terdiam menghela nafas. Mereka sudah tidak berlari menghindari  guru itu, guru killer di sekolahnya.

"Kalian mau kabur gitu aja?" Bu Nina berdiri di hadapan chika dan Ara sambil berkacak pinggang, matanya menatap tajam mereka.

"Niatnya si gitu tadinya, cuman ga enak kalau saya ninggalin ibu sendirian di sini"

Bu Nina benar-benar sudah habis kesabarannya menghadapi chika yang keras kepala dan Ara yang sudah mulai ikutan bolos sekolah. Bu Nina menarik kuping chika dan ara untuk membawanya ke sebuah ruangan.

Finally!!!!
Disinilah mereka berdua, kembali ke ruang kesiswaan atau bisa di bilang ruang BK. dan pastinya Bu Nina sedang menginterogasi mereka berdua.

"Jadi, kenapa kalian kemarin bolos sekolah lagi?" Tanya Bu Nina.

"Pingin aja kita, jadi ibu mau ngasih saya hukuman apa?" jawab chika dengan santainya.

"Kamu yah, saya benar-benar tidak habis pikir sama jalan pikiran kalian berdua. Bisa-bisanya kalian bolos lagi, kemarin aja hukuman yang saya kasih belum kalian kerjakan"

"Udah deh bu ga usah banyak bicara, bilang aja sekarang kita mau di hukum apa? sebelum saya berubah pikiran untuk ninggalin ruangan ini" jawab chika kembali santai membuat Ara kembali membulatkan matanya.

"Kalian Pel lapangan basket, bersihin taman sekolah, pungut sampah yang berantakan, dan habis itu-"

"Habis itu kita istirahat kan bu?" Tanya Ara dengan senyum penuh lebar.

"SETELAH ITU KALIAN HORMAT KE TIANG BENDERA SAMPAI ISTIRAHAT!"

"Bisa saya aja nggak yang di hukum? Ara nggak usah, biarin dia ke kelas untuk mengikuti pelajaran"

"Nggak usah bu hukum aja saya ga papa kok saya suka di hukum soalnya" bantah Ara.

"Bu, nggak usah biar saya aja yang dihukum Ara ga usah"

Brakkk Bu Nina menggeplak meja karena sudah tidak bisa mengontrolnya emosionya.

"Kalian keluar dan kerjakan hukuman yang saya berikan, SEKARANG!!''

Ara dan Chika lari terbirit-birit bukan karena takut, karena mereka malas untuk mendengarkan kultum Bu Nina lebih lama.

Mereka berdua pun berjalan menuju lapangan basket indoor yang dimiliki oleh papanya chika. Chika nampak malas untuk harus menjalankan hukumannya tapi karena dengan Ara ia jadi senang.

"Baru kali ini gue liat lo di hukum tanpa rasa penolakan"

"Aku seneng kok di hukum"

"Loh?" Tanya ara.

"Kan chika di hukumnya bareng ara jadi seneng deh"

Mereka mulai membersihkan lapangan tersebut dengan chika yang menyapu lalu Ara yang mengepel, seperti kisah di sinetron ya.

Setelah selesai membersihkan lapangan basket, Ara dan Chika segera menuju ke taman. Setelah menyapu seluruh halaman taman dan membersihkan sampah yang berserakan chika Ara duduk di salah satu bangku yang tersedia di sana. Ternyata lelah juga menyapu taman yang tidak seberapa luas ini.

DIA HADIR KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang