Akankah mereka pisah?

3.1K 383 58
                                    

"Oh ya, nanti malam mama mau ketemuan sama teman mama yang juga teman papa kamu nanti malam. Kamu ikut ya?" Ucap Gracia memecahkan keheningan di dalam perjalanan menuju Rumahnya.

"Kok aku harus ikut?" Tanya balik Chika yang merasa aneh dengan mama nya.

"Pokoknya kamu harus ikut. Karena mama dan papa ingin mengenalkan kamu dengan anak teman mama" sahut Gracia nya dengan gembira.

"Maksud mama? Ara ikut kan?" Tanya Chika memastikan.

"Nggak, Ara biar di rumah dengan adeknya ngejagain lengkara."

"Nggak bisa gitu dong ma, Ara istri chika. Kalau Chika pergi Ara harus ikut." Bantah chika.

"Nurut sama mama, atau papa kamu akan marah."

"Iya ma" sahut Chika lemah. Pasti ada maksud tersembunyi didalamnya.

Tak terasa mereka pun tiba di rumah tempat mamanya tinggal.

**
"Ara, Hey." Sapa fiony sambil melambaikan tangannya tepat di depan muka Ara.

Ara pun tersadar dari lamunannya. "Eh, Hem. Iya gimana?"

"Ck, lo kenapa sih? Daritadi melamun terus, lagi ribut sama chika? Atau adek lo yang ribut sama chika?" Dengus fiony sebal.

"Uhm, maaf gaes." Ringis Ara, ia menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

Oniel menghembuskan nafas panjang setelah dari tadi hanya menyimak. "Kita sahabat lo kan? lo bisa cerita ke kita, Ra."

Ara menatap ragu oniel, kemudian ia mengangguk mantap. Mungkin ini saatnya teman-teman nya tahu tentang ucapan papa mertuanya.

Ia harus meminta solusi kepada tiga temannya, apakah ia harus menuruti ucapan papanya atau tidak.

"Papa Harlan Niel, fio, Del."

"Kenapa mertua lo? Naksir sama lo Ra? Astaghfirullah ra, lo jangan tergiur yah. Chika lebih menggoda sumpah." Ucap Adel dengan sembarangan.

"Eh del kalau ngomong tuh di filter dulu, dengerin Ara ngomong baru berasumsi, bodoh!" Omel oniel.

"Hehe, maaf."

''Papa Harlan nyuruh gue buat pisah sama chika, beliau bilang. setelah lulus dari SMA gue di suruh pisah sama chika." Ucap Ara lalu menundukkan kepalanya.

Bughh

Oniel memukul meja kantin dengan keras membuat seisi kantin menoleh kearah nya.

"Serius Ra? Emang lo habis ngelakuin kesalahan apa sampai di suruh cerai sama om Harlan." Tanya fiony.

"Gue juga nggak tau, selama ini gue selalu nurut apa yang papa bilang. Gue disuruh sekolah dengan bener, udah. Di suruh mempelajari tentang perusahaannya, udah. Gue selalu di marahin kalau buat Chika sedih, sering. Salah gue apa ya?" Ara malah tanya balik kepada teman-temannya.

"Dulu ortu chika yang ngebet maksa lo nikahin chika, sekarang juga ngebet maksa lo buat cerai in Chika. Maksudnya apa coba." Timpal Adel.

"Menurut gue, lo ikutin aja apa mau mertua lo. lo tau kan papa Chika seperti apa? Dia akan lakukan berbagai cara supaya keinginannya terkabul." Ucap oniel.

"Tapi gue ga bisa ninggalin Chika dan kara, gue udah terlanjur sayang sama mereka. Mereka bahagia gue." Ucap Ara dengan sendu.

"Percumah lo mempertahankan Chika kalau orang tuanya udah nggak Wellcome lagi sama lo, Chika tau soal ini?" Tanya fiony dan Ara menggelengkan kepalanya mendalam Chika tidak tau menahu soal ini.

"Ra, percaya sama sahabat lo. Kalau sahabat lo bilang lepasin ya lepasin, gue nggak mau lo tersakiti." Ucap Adel.

"Bener apa kata Adel, gue tahu kalian berdua sama-sama cinta. Ibaratnya gini lo suka sama jaehyun tapi lo sadar. Lo nggak akan bisa gapai dia, jadi. Mau gimanapun lo berusaha menggapai jaehyun nggak bakal bisa." Terang oniel panjang kali lebar.

DIA HADIR KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang