Ara terbangun dari tidurnya dan terkejut melihat ada seseorang tidur disampingnya, bodoh sekali ia baru menyadari bahwa orang yang berada disampingnya ialah Chika, istrinya sendiri.
Ara memandangi sebentar wajah yang menjadi istrinya, Ara mengambil ponsel di atas nakas samping tempat tidurnya untuk melihat jam. Sekarang pukul lima pagi, ia tahu hari ini dirinya dan chika akan kembali sekolah seperti biasanya.
Kemudian Ara bangun untuk ke kamar mandi dan setelah itu pergi ke dapur berniat untuk memasak sarapan. Mengingat chika yang tidak terlalu pandai memasak, jadi ia sendiri yang harus memasak.
Sebenarnya, Ara sedikit ragu untuk menggunakan barang di apartemen milik chika tanpa izin. Tapi tak mungkin ia membangunkan chika hanya untuk meminta izin memasak.
Sedangkan disisi lain chika bangun saat matahari memunculkan sinarnya di sela tirai jendela, chika terbangun dengan Ara tidak berada di sampingnya.
Pertanyaan itu seakan langsung terjawab dengan suara alat dapur. Ia bangun untuk mencuci muka dan mandi lalu keluar dari kamar untuk menemui sang istri.
"Udah bangun kamu" ucap ara yang sedang menata makanan yang baru saja dia buat.
"Udah dong, udah pakai seragam juga. Ara masak apa?" ucap Chika lalu memeluk tubuh Ara dari belakang.
"Nasi goreng, kata mama kamu suka banget sama nasi goreng. nggak ada bahan-bahan lain soalnya"
"Aku emang suka apa lagi kalau ara yang masakin pasti spesial, makasih ya sayang"
"Chika sini duduk disini aja" ucap ara menepuk kedua pahanya pelan, mengisyaratkan chika untuk duduk di pangkuannya. dengan senang hati chika duduk di pangkuan ara.
"Mau makan sendiri apa mau di suapin?"
"Di suapin dong biar romantis" ucap chika lalu meletakkan dagunya di pundak ara.
Ara mulai menyuapi satu sendok nasi goreng ke mulut chika, dan rasanya enak sekali. Makanan yang di buat ara bahkan sangat enak dibanding nasi goreng buatannya. Chika sedikit menjadi minder.
"Rasanya gimana, enak?"
"Enak ra, enak banget malah. nasi goreng masaknya pakai cinta ya?"
"Bisa aja si bini ara" ucap ara terkekeh. tiba-tiba ponsel chika berbunyi.
Setelah selesai sarapan pagi mereka berdua segera pergi berangkat ke sekolah, di saat ingin membuka pintu tiba-tiba chika berdiri tepat di depan pintu dak menghalangi ara untuk keluar.
"Chika minggir"
"Nggak mau"
"Mau kiss" ucap chika.
"Permen kiss maksudnya? nggak ada, ntar kita beli di luar" ucap ara dengan polosnya.
"Bukan permen tapi mau kiss" ucap chika sambil memanyunkan bibirnya.
"Apaan sih chik jangan minta yang aneh-aneh, udah ayo sekarang ke sekolah keburu telat" ucap ara lalu menarik tangan chika agar ia dapat membuka pintunya dan segera pergi ke sekolah.
"Ehemm cie, pengantin baru" ledek adel kepada ara yang baru sampai di sekolah.
"Gimana malam pertamanya bocil lancar kah?" Tanya mira bisik-bisik.
"Apaan sih? orang masih di bawah umur juga" ucap ara.
"Jadi lo sama chika belum gituan? satu ranjang kan kalian berdua?" ucap badrun. Ara hanya mengangguk.
"Ara nya ga peka" sambung chika.
"Sudahlah, aku juga belum siap. ntar kalau udah waktunya juga jadi" jawab ara.
"Jadiin cepet ra kita pingin cepet cepet punya ponakan junior" ucap oniel.
"Heh lo lupa ya? gue sama chika satu gender bagaimana bisa hamil. kenapa si temen gue gada yang bener" cibir ara.
"Oniel kan ga sengaja kita pungut waktu bersihin selokan ra" ucap adel.
"Kalau ngomong yang bener mbak jangan ngang ngong ngeng ngong" ucap Oniel.
"Freak banget sumpah lo niel, pingin gue cincang badan lo terus gue kulitin, gue awetin terus di jadiin makanan buaya" ucap mira.
"Busett dah" ucap oniel kaget mendengar perkataan mira.
"Mir yok besok kita nikah" ucap vivi.
"Amit-amit gue nikah sama lo Drun, lo kan toxic bisa-bisa kdrt setiap hari"
"Ga jauh beda sama lo anjir, lo juga ntoksiss"
Bel masuk telah berbunyi semuanya segera memasuki kelas masingmasing.
Setelah melakukan pembelajaran selama kurang lebih 8 jam akhirnya bel pulang pun berbunyi. Ara dan ketiga temannya sedang merapikan bukunya."Jadi sekarang lo tinggal di apartemen ra?" Tanya oniel.
"Iya, disuruh sama papanya chika"
"Eh bukankah itu ka chika ya ra" ucap Fiony sambil menunjuk ke arah jendela yang memperlihatkan chika sedang bersama Arga di lapangan sekolah. Ara pun menoleh memastikan hal itu.
"Masih gue pantau" ucap ara.
Cowok itu membawa chika ke sisi lapangan yang jaraknya agak dekat dengan koridor samping kelas ara.
"Eh!"
Chika terkejut ketika Arga menarik tangannya untuk menuju ke sisi lapangan yang teduh karena ada pepohonan yang hijau, sungguh malapetaka. Bukankah tempat ini kelihatan banget dari kelas Ara? Bagaimana jika istrinya melihatnya? tapi apakah mungkin ia akan cemburu? Ntahlah.
"Lo mau ngomong apa sih ga?" Tanya chika yang sekarang agak kesal.
"Gue cuman mau bahas soal osis, bentar lagi masa jabatan gue sebagai osis akan berakhir. gue cuman mau minta tolong sama lo buat bantu ngurus calon osis yang baru, sama yang lain juga"
Adel dan Oniel hanya ketawa-ketawa di samping ara, seolah sedang menikmati segala ekspresi yang di keluarkan oleh gadis itu. Ara terlihat kesal, marah khawatir secara bersamaan.
Saat Ara menelepon, ia melihat chika yang tampak kaget saat melihat ke layar ponselnya. Gadis itu spontan melihat ke arah kelas ara berada, terlihat Ara yang sedang memperhatikan mereka dengan senyuman yang kurang mengenakkan.
Tut tut tut chika mereject telfon ara.
"Hah?" Ara terkejut. Ia tidak menyangka jika istrinya akan menolak panggilannya. Ia pun melihat ke arah chika dan Arga yang sudah pergi bersama.
Tanpa bicara apapun, Ara beranjak dari kursi dan berjalan cepat keluar kelas. Ia ingin menyusul chika sekarang juga.
Ara segera mencari keberadaan chika, setelah mencari kesana kemari di dapati chika yang tengah berdiri di samping mobilnya.
"Habis dari mana aja kamu? kok lama'' tanya ara.
"Tadi bukannya Ara udah lihat ya?" Chika kembali bertanya. Ara mengabaikannya dan masuk ke dalam mobil dengan wajah yang terlihat kesal. chika pun ikut masuk ke dalam mobil.
"Kamu marah ra?"
"Nggak kok, aku seneng. seneng banget abis lihat istri aku berduaan sama cowok" ucap Ara santai namun nada suaranya menunjukkan kemarahan.
"Jadi, kamu cemburu?"
"Bukan cemburu tapi aku ga suka aja ngeliatnya" ucap ara, Chika hanya dapat terkekeh.
"Akutu lagi marah sama kamu chika, kenapa malah ketawa?"
"Ara lucu kalau lagi marah, jadi tambah sayang"
Chika melirik Ara yang sudah terlihat acuh. Bahkan tangannya terlipat di depan dadanya, pandangan matanya hanya tertuju pada luar jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA HADIR KEMBALI
РазноеHari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun ia tidak pernah lagi mendengar kabarnya, Dia yang slalu ia tunggu. Bagaimana jika Dia hadir kembali dalam hidupmu?