(2). Empat Pilar

2.1K 234 184
                                    

"EL!! AWASSS!"

Gadis kecil yang baru saja berlari riang menuju sekolahnya itu berbalik menatap sumber suara. Matanya menangkap sang Bunda yang tengah berlari menghampirinya dengan wajah panik.

Dalam hitiungan detik, tubuh mungilnya didorong begitu saja ke arah trotoar jalan, terhempas kasar menampar dinding aspal jalan.

Tapi itu bukan apa-apa. Kini, matanya membulat mendapati sang Bunda yang tengah terengah di tengah jalan dengan sebuah truk yang berjarak kurang dari 5 cm darinya.

TIINNN!!

Brakk..!

"Bundaaaa....!" Teriakan sang gadis kecil menggema disusul oleh tarikan tangan dari orang-orang dewasa yang melarang gadis kecil itu untuk berlari menerobos jalan raya demi melihat sang bunda.

"Bundaaa... hiks... bundaaa..." Gadis kecil itu merengek dibalik dekapan orang dewasa. Menatap nanar sosok bunda yang teronggok di aspal berlumuran darah. Pemandangan yang mengenaskan di pagi yang cerah itu.

Senyuman gadis kecil itu luruh begitu saja. Tergantikan dengan air mata yang berderai tiada henti.

Hari itu, menjadi hari paling berdarah bagi hidupnya. Hari dimana semesta mengambil seluruh senyumannya dan menggantikannya dengan segala rasa sakit.

*

Bab 2

Empat Pilar

*

Jika massa Pb yang digunakan sebanyak 25 gram, massa S yang diperlukan..

Aysha meniti tabel massa gram unsur kimia, di otaknya terputar jelas rekaman ingatan minggu lalu, saat bu Anisa menjelaskan materi kimia di depan kelas, lengkap dengan tulisan rapihnya di papan tulis. Tangannya mulai lihai menari di atas kertas buram, mencoret-coret hitungannya untuk menemukan jawaban.

5 gram.

Gadis itu membalik kertas soal, mencari soal yang lebih rumit. Soal-soal barusan sangat mudah untuk ukuran seleksi olimpiade. Gadis itu masih ingat dengan jelas bagaimana penyelesaian soal yang sering diberikan oleh bu Anisa.

Aysha sebenarnya bukan tipikal orang yang rajin belajar dan terbiasa melahap berbagai soal demi nilai bagus. Ketika ulangan pun Aysha lebih sering tidak belajar dan memilih membaca novel fiksi seharian. Meski begitu, ketika di kelas gadis itu akan duduk paling depan dan fokus memerhatikan penjelasan guru.

Otak cerdas gadis ini membawanya pada peringkat dua paralel. Gadis itu selalu mendapat nilai bagus ketika ulangan. Itu jelas bukan cuma-cuma, Aysha memiliki daya ingat yang super kuat.

Ketika ia mendapat penjelasan guru di papan tulis, maka dia akan mengingatnya. Bukan hanya rumus maupun angka-angka yang dia ingat. Melainkan setiap kalimat-kalimat yang keluar dari mulut para guru beserta detail peristiwa. Seakan-akan gadis itu tertarik kembali, duduk di dalam kelas dan mendengarkan penjelasan lengkap guru.

Rekaman itu terputar jelas tanpa cacat kapanpun Aysha ingin putar kembali. Gadis itu bisa me-reka ulang setiap kejadian di otaknya. Ketika melihat soal dengan jenis yang mirip, maka otaknya akan kembali memutar ulang penjelasan guru, melihat setiap detail tulisan-tulisan di papan tulis, dan dengan mudah tangannya menari mengerjakan soal-soal serupa. Dengan mengandalkan ingatan hebatnya, gadis itu bisa mencapai peringkat dua paralel.

Kemampuan audiovisualnya sangat menakjubkan. Mendapat satu kali penjelasan sudah cukup untuk gadis itu bisa mengerjakan puluhan soal serupa tanpa melihat buku teks.

KANTAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang