(18). OSK

1.1K 116 40
                                    

Hari pelaksanaan OSK berlangsung...

Setelah rangkaian peristiwa dan sekelumit masalah yang datang bertubi-tubi menghantam para siswa, kini datang waktunya mereka kembali bertempur.

Skandal gubernur korupsi, ancaman paman Zubair, taruhan sang ayah dengan Husein, pertengkaran Salman dan sang ibu, prahara hati antara Umar dan Ali.

Semua harus disingkirkan.

Aysha, Muh, Salman, Umar, Marwa, Ali, dan Husein. Tujuh siswa pemegang skor tertinggi dalam setiap mata pelajaran yang sebentar lagi akan diperlombakan. Kini harus menatap lembar soal dan melahap rumus-rumus serta hapalan materi.

Mengenyahkan segala huru-hara yang terjadi di otak mereka.

Entah mengapa, Semesta seakan sengaja menguji ketujuh anak remaja dengan segala luka yang ditorehakan, sebelum akhirnya mereka kembali berjuang. Memperjuangkan sebuah angka di atas kertas yang semata-mata hanya akan memenuhi ekspetasi manusia.

*

Bab 18

OSK

*

Olimpiade Sains Kota Jakarta diadakan tepat di gedung SMA APRI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Olimpiade Sains Kota Jakarta diadakan tepat di gedung SMA APRI. Jakarta merupakan ibu kota pusat yang memiliki sekolah unggulan terbaik se-Indonesia. Tidak ada alasan untuk memakai gedung sekolah lain selain SMA APRI, terlebih fasilitas dan ruangan yang memadai dan lebih dari cukup untuk menampung para siswa pendaftar tanpa harus mengosongkan kelas-kelas atau memulangkan murid-murid yang tidak mengikuti OSK.

Kegiatan belajar mengajar diadakan normal seperti biasa dan siswa-siswa non peserta olimpiade tetap masuk dan belajar. Meskipun OSK dilaksanakan di gedung SMA APRI, sama sekali tidak mengganggu aktivitas karena gedung laboratorium terpisah. Murid-murid yang terdaftar sebagai peserta olimpiade mendapatkan surat dispensasi yang jelas untuk meninggalkan KBM.

"Ay..." bisikan lembut disertai tusukan dari benda tumpul di punggung Aysha membuat gadis itu berbalik.

Muh Alfarez dengan pensil terbalik —yang Aysha tebak sebagai alat untuk menyundulnya tadi— menyodorkan sebuah kertas. "Presensi.." bisiknya pelan nyaris tanpa suara.

Yap. Muh Alfarez datang. Laki-laki yang menjadi saingannya itu akhirnya datang untuk melaksanakan OSK di tengah skandal ayahnya yang membuncah.

Aysha mengangguk singkat kemudian menerima kertas tersebut. Alisnya menukik tajam kala matanya menatap sebuah tulisan singkat di kolom tanda tangan miliknya.

"Gue denger lo nyariin gue ya? Panik kehilangan saingan? Atau kangen?"

"Najis." Aysha mengumpat dalam hati, cepat-cepat menghapus tulisan pensil yang Aysha yakini milik Muh.

Begini kelakuan orang yang disebut The King?

Aysha menggeleng-gelengkan kepalanya, tak habis pikir.

KANTAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang