(34). Impian Rian

426 53 16
                                    

Hai guyss!!.. Mau ngasih tau dulu nih, kalo part ini 'lumayan panjang' meskipun gak sampe tembus 4k. Tapi semoga kalian lagi di posisi yang nyaman untuk membaca yaa..

Happy reading..!

*

"Baru kemarin Muh masuk kelas olimpiade setelah satu minggu absen, sekarang udah bolos lagi saja. Mentang-mentang peringkat 1 jadi seenaknya aja di kelas." Bu Rima tampak meracau tatkala melihat jumlah siswanya berkurang lagi.

Aysha menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Malas menanggapi.

Ia tau persis Muh tidak masuk sekolah hari ini karena menjaga Rian, menunggu dengan resah hasil pemeriksaan dokter sambil harap-harap cemas menanti kesadaran Rian.

Netra coklat Aysha teralihkan dari papan tulis penuh catatan kimia, berganti menatap pemandangan luar jendela. Seluruh kelas tambahan olimpiade kedapatan di gedung utama APRI lantai 2. Gedung yang berada paling depan tak jauh dari gerbang utama.

Pemandangan murid-murid APRI yang tengah berhamburan dengan antrian kendaraan yang keluar tampak menghias gerbang utama.

Pandangan malasnya itu segera membola tatkala menangkap sosok anak kecil yang tengah berlari menuju gerbang utama, hendak menerobos. Namun Pak Bas dengan sigap segera menahan.

Itu Jojo.

Jojo pasti datang untuk menghampiri Aysha.

Dalam hitungan detik, gadis dengan rambut hitam kebiruan itu menyambar tas ranselnya, tidak menghiraukan seluruh pandangan aneh dari penghuni kelas.

"Permisi ibu cantik, saya izin dulu hari ini yaaa..! Ada keperluan mendesak mendadak." Tanpa menunggu jawaban Bu Rima, Aysha segera membuka pintu kelas dan berlari meninggalkan koridor.

Terdengar ceracau tak jelas dari kelas olimp kimia yang sepertinya merupakan sambatan dari Bu Rima terhadap sikap Aysha.

Peduli setan lah, Aysha tak ingin membuat Jojo menunggu lama dan khawatir.

"ITU TEH AYII!!" Jojo menunjuk Aysha dengan wajah sumringah, membuat Pak Basuki ikut menengok ke arahnya. "Teh Ayiii..!!" Jojo melambai pada Aysha yang masih berlari menghampirinya.

Deru napas Aysha memburu ketika dirinya sampai di hadapan Jojo. "Jo, kamu nunggu lama?"

Jojo menggeleng. "Engga, teh Ayi, maaf yaa Jojo baru dateng sore, hasil ngamen Jojo baru kekumpul." Jojo menyodorkan kaleng berisi segumpal lembaran uang dari pecahan kecil. "Ini buat Rian teh. Pasti Rian butuh banyak uang buat di rumah sakit."

Aysha tertegun sejenak. "Ini uang hasil ngamen Jojo seharian?"

Jojo mengangguk semangat. "Gak cukup pasti ya teh?"

Aysha kembali terpana. Anak ini terbuat dari apa hatinya? Sekuat inikah ikatan solidaritas dan persaudaraan dari anak-anak yang bahkan tidak mengenal norma dunia dan Pancasila di bangku sekolah?

Aysha kemudian menggeleng. "Jojo simpan aja ya uangnya buat keperluan Jojo dan Ayah Jojo. Di rumah sakit ada A' Muh yang selalu jagain Rian, tenang aja"

"Ono opo toh nduk? Dari kemarin, bocah iki merene terus?"

"Temennya masuk rumah sakit Pak Bas. Muh belum balikin motor ya?"

"Eh?" Pak Bas mengangguk canggung sambil nyengir kuda. "Bapak endak paham ngendarain motor gede' den Muh. Dadine bapak tinggal, bapak numpa angkot."

"Maaf ya Pak Bas. Nanti Aysha kasih tau Muh buat balikin."

"Wis rapopo toh nduk. Santai aja karo bapak."

KANTAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang