(33). Teori dan Eksperimen

708 67 32
                                    

Neuron delay.

Salah satu komponen penting dalam mekanisme gerak refleks polisinaptik. Neuron delay merupakan interneuron yang menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik serta dapat berkomunikasi dengan seluruh bagian tubuh selain yang berada dalam busur refleks.

Sederhananya, gerak refleks polinisaptik merupakan gerak refleks yang kompleks yang dapat menggerakan lebih dari satu panca indra atau bagian tubuh. Seperti yang dilakukan oleh Aysha sekarang.

Ketika tangannya refleks menangkap tubuh Muh yang tiba-tiba saja oleng, sedangkan kedua kakinya berpijak kokoh menahan bobot tubuh mereka agar tidak terjatuh. Itu merupakan koordinasi dari gerak refleks polisinapsik yang rumit.

"Lo kenapa, anjrit?!" Aysha terlihat panik.

Gadis kupu-kupu itu baru saja menginjakkan kakinya ke tanah setelah motor Beat tahun 2000-an itu berhenti tepat di depan gerbang rumah pamannya. Jantungnya sempat mencelos ketika Muh tiba-tiba ambruk dan membuat motor matic-nya oleng.

Gedubrak..

Tak sampai 5 detik motor matic itu benar-benar jatuh di depan gerbang Aysha.

"Ay...! Nyangkut..." Muh berkata panik, menengok sekilas pada Aysha. Kaki kanannya terjepit dengan motor matic milik Pak Bas.

Aysha buru-buru membantu mengangkat motor milik Pak Bas. Di luar dugaan, celana Muh ternyata sedikit tersangkut di bagian kipas magnet pada bagian bawah motor Pak Bas.

"Ambilin gunting atau apa kek benda tajem buat motong." Rahang tegas Muh terlihat kencang. Sorot mata tajamnya terlihat panik. Dengan ekspresi itu membuat Aysha ikut merasa cemas.

"Gak ada," seloroh gadis itu. "Bentar gue ambil ke dalem."

Muh tiba-tiba berteriak kesakitan, menghentikan pergerakan Aysha saat ini. "GAK ADA WAKTU, AY. APA KEK YANG ADA DI KANTONG LO! ATO TAS LO DEH!"

"GAK ADA ANJRIT, SABAR!" Gadis itu berdecak, memutar otaknya. Jejemari merogoh benda apa saja yang ada di kantongnya.

Silet.

Gadis itu memiliki silet yang tersimpan di kantong hoodie-nya. 

"ADA NIH! INI." Segera saja jemarinya menyodorkan silet tersebut, yang langsung disambar oleh Muh.

Krak..!

Terdengar bunyi patahan dari tangan Muh. Silet yang baru saja digunakan untuk memotong bagian celananya yang tersangkut tiba-tiba patah seketika. Tidak cukup kuat untuk memotong celana bahan seragam APRI.

"Patah, sialan!"

Muh dan Aysha saling pandang. Kemudian tangan Muh dengan mudah menarik ujung celananya yang tersangkut. Satu kali hentakan membuat ujung celananya berhasil lepas dari kipas magnet itu.

Celana Muh sudah bebas dari kipas magnet.

Satu alis Aysha terangkat. Seakan berbicara dalam hati. 'Udah? Gitu doang?'

"Lo gak apa-apa?" Tapi yang keluar justru kalimat lain. Raut wajah Aysha cemas menelisik keadaan Muh. "Lo kenapa, anjrit? Kok tiba-tiba jatoh?"

Muh memamerkan cengirannya. "Kepeleset." 

Hilang sudah raut tegang yang tadinya mengisi wajah tegas Muh. Laki-laki itu kemudian bangkit berdiri. Membenarkan posisi motor matic Pak Bas—yang ternyata dalam kondisi baik-baik saja.

"Yakin lo bisa nyetir buat balik ke rumah sakit?"

"Cieee... Perhatian..."

"Bajingan." Aysha mengumpat. "Lo sama aja kayak Salman. Dikasih hati malah minta jantung. ngelunjak."

KANTAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang