Aysha melangkahkan kakinya riang dari gerbang sekolah. Hari ini pertama kalinya gadis itu masuk melalui gerbang depan, setelah entah berapa lama gadis itu selalu menyelinap di tembok belakang sekolah.
Yaps. Hari ini Aysha tidak terlambat. Sebuah keajaiban.
Gadis itu enggan mengakui bahwa lagu Muh yang diputarkan semalam cukup membuat Aysha tertidur dengan tenang dan cukup. Meskipun pagi-pagi wajah Aysha sudah seperti kepiting rebus menyadari hal aneh yang telah dia lakukan semalam. Menerima telpon Muh dan menangis. Sungguh di luar keinginannya.
"HAH?! INI SERIUS?"
"Gak percaya gue!"
"GOKILL!! Selama ini gue dengerin suara merdu dari cewek brandal?!"
"Miss Akasari itu Aysha?"
Deg.
Jantung Aysha mencelos mendengar satu kalimat tanya di antara riuh rendah suara para siswa yang tengah bergerombol di depan papan mading. Baru lima langkah gadis itu memasuki lobi utama.
"EH ITU AYSHA!" Salah satu murid di sana menyadari kehadirannya dan menunjuk dirinya. Membuat seluruh atensi dari siswa yang tadinya ada di papan mading itu berpindah pada dirinya.
"Aysha lo beneran Miss Akasari? Penyiar Radio FM Jakarta nomor 07?" todong salah satu siswa yang membuat seluruh pasang mata di sana menatap Aysha intens.
Tidak bisa dipungkiri betapa cepatnya degup jantung Aysha, jantungnya seperti hendak jatuh dari tempatnya, kakinya lemas, otaknya langsung berpikir bagaimana caranya ia bisa tenggelam dari bumi.
detik itu juga.
Apa ini? Kejutan pagi macam apa ini?
Tungkai mungilnya melangkah cepat ke arah papan mading. Manik indahnya melihat foto siaran langsung Aysha di studio FM 07, di hadapannya Muh yang tengah diwawancarai olehnya.
Melihat dari angel foto tersebut, sepertinya diambil melalui cctv ruangan.
Tangan mungilnya yang entah sejak kapan sudah bergetar itu menggapai foto tersebut, meremasnya dengan kasar kemudian berlari pergi, meninggalkan gerombolan para siswa yang setengahnya mulai berteriak padanya meminta kejelasan.
Muh? Marwa? Sialan. Si Kembar brengsek.
Aysha terus mengutuk. Siapapun orangnya, siapapun dalangnya, harus menerima imbasnya. Gadis itu sudah tak peduli siapa di antara si kembar yang telah membongkar identitasnya.
Lupakan pemukinan anak terlantar, lupakan warung asep, lupakan tato naga yang hebat, lupakan nyanyian indah Muh di malam hari. Semua kejadian-kejadian manis tentang Muh seketika terhapus di benak Aysha. Perempuan itu membenci Muh.
Orang yang pertama kali memergokinya di studio. Orang yang menjadi dalang dari terbongkarnya rahasia miliknya.
Orang yang sok tau dan selalu mengusik kehidupannya.
*
Bab 26
"Si Kembar: Muh Marwa"
*
Derap langkah kaki panjang dari si pemilik menarik perhatian para siswa di koridor kelas 10. Pemuda tinggi yang tidak pernah menampakkan wajahnya selama 4 hari itu kini terlihat tengah berlari, dengan sorot mata tajam, dan alis menekuk. Napasnya menggebu dengan peluh yang mulai bercucur di pelipisnya.
"Ya Tuhan, kemana sih itu cewek?" Muh celingak celinguk di kelas 10 MIPA 1. Mencari sosok gadis dengan rambut biru mencoloknya itu yang tidak tampak.
Bug
KAMU SEDANG MEMBACA
KANTAKA
Novela JuvenilKantaka ; Bahasa Sansekerta : Sedih, Susah. . Aysha pikir olimpiade adalah satu-satunya cara untuk mencapai tujuan hidupnya. Membawa pulang medali emas dan mendapat privilege beasiswa ke luar negeri. Chemistry Sciences - Seoul National University. N...