"Thanks Informasinya. Gue gak nyangka secepat itu bakal kepake"
"Yoi, senang membantu tuan putri"
*
Bab 16
Topeng
*
"Aku tak kan pergi begitu saja, Robin."
Suara indah dengan nada sendu itu menyambut Umar, laki-laki yang baru saja melangkahkan tungkainya ke sebuah ruangan megah nan redup –ruang teater.
Telihat seorang gadis berambut panjang tengah bercuap-cuap di tengah ruangan dengan tangan kanannya yang mengenggam erat sebuat naskah.
"Aku juga tak akan pergi begitu saja, Rania." sahut Umar dari kejauhan, membuat sang gadis sedikit tersentak dan menegok ke arahnya.
"Setan, lo. Bikin anak orang jantungan aja." Gadis itu mengumpat.
Yang diumpat hanya terkekeh pelan menanggapi. "Gak bosen lo? Udah punya penyakit paru-paru sekarang jantungan?"
Marwa menghampiri Umar kemudian tak segan-segan menoyor laki-laki itu. Sumpah ya, ini cowok tuh kalo di depan orang aja sok-sok an dingin, jaga image. Giliran sama sahabatnya sendiri? Beuh, mode cerewet dan julidnya nembus sampe ke langit ke tujuh.
"Ngomong yang bener." sahut Marwa seraya meluruhkan tubuhnya, duduk di lantai teater. Ruangan teater ini sudah kosong sepenuhnya, latihannya sudah selesai dari setengah jam yang lalu, bahkan lampu sudah dimatikan dan menyisakan satu lampu yang menyorot tepat di atas kepala mereka.
Umar menyodorkan satu botol air mineral kepada gadis itu seraya ikut terduduk. "Kan lo sendiri yang ngomong. Gue mah cuma ngulang aja."
Marwa tak membalas, ia sibuk meneguk air mineral pemberian Umar. Peluh di pelipis gadis itu beberapa kali turun membasahi wajahnya. Terlihat sekali gadis ini sangat bekerja keras latihan akhir-akhir ini.
"Wa, lo tuh gak bosen apa bolak-balik rumah sakit? Gak cukup kemarin lo nginep 3 hari di rumah sakit? Sekarang kenapa masih aja maksain latihan?"
"Ahh.." Marwa mendesah pelan ketika sukses menghabiskan tiga per-empat botol air mineral, kemudian menengok pada sahabatnya. "Justru itu Umar.. karena gue kemarin gak masuk tiga hari, gue kelewatan banyak adegan untuk latihan, ditambah waktu latihan gue juga harus kepotong sama kelas tambahan olimpiade. Jadi gue harus kerja ekstra!"
Marwa menjelaskan secara menggebu-gebu. dadanya tampak naik turun saking semangatnya. Umar menghela napas pelan.
"Marwaa... tapi nyawa lo itu lebih penting dari pada OSK, latihan teater, bahkan hidup gue. Jadi jangan kerjaannya bikin gue khawatir mulu."
Marwa tertawa renyah. "Bisa aja lo ngomelin gue pake gombalan receh."
"Ish... gue serius."
"Ya gak ada yang ngajak lo becanda, Mar. Tenang aja, sih. Toh, gue masih baik-baik aja, masih napas dengan normal, dan bahkan inhaler gue belum tersentuh hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
KANTAKA
Teen FictionKantaka ; Bahasa Sansekerta : Sedih, Susah. . Aysha pikir olimpiade adalah satu-satunya cara untuk mencapai tujuan hidupnya. Membawa pulang medali emas dan mendapat privilege beasiswa ke luar negeri. Chemistry Sciences - Seoul National University. N...