Bab 1
Gadis Berambut Biru
*
*
"Lo bisa gak sih jauh-jauh dari Salman?!"
Namanya Aysha. Aysha El Riviera.
"Cowok baik-baik kayak Salman tuh gak cocok sama lo."
Satu-satunya siswi yang berani secara terang-terangan mewarnai rambutnya dan memperlihatkan tato kupu-kupu di leher jenjangnya.
"Lo tau gak? lo tuh mendominasi Salman! Orang sebaik Salman gak pantes temenan sama lo yang kasar! Yang ada dia diperbudak mulu sama lo!"
Saat ini sedang dilabrak oleh salah satu penggemar sahabat laki-lakinya.
"Dia terlalu baik untuk lo tau gak!"
Salman Alaska.
"Gue bahkan gak bisa deket sama Salman karena lo terlalu mendominasi! Sampai-sampai Salman terkekang dan gak bisa dapet cewek baik."
Gadis dengan bando di rambutnya itu tak berhenti mengoceh di depan Aysha. Meskipun Aysha bisa melihat dengan jelas badannya yang bergetar menahan takut.
Bagaimana tidak? Gadis bando itu baru saja kepergok oleh Aysha tengah mengobrak-abrik tas sahabat laki-lakinya di tengah jam istirahat. Bukannya mengaku salah, ia malah melabrak balik Aysha dengan mengatai-nya macam-macam.
Klasik.
Teknik memanipulasi yang baik. Sengaja menyudutkan Aysha dengan fakta-fakta di luar situasi agar keadaan berbalik menyerangnya.
Sayangnya, Aysha tidak sebodoh itu dimainkan oleh sebuah kata.
"Pfftttt.." Aysha tertawa meremehkan. "Cewek baik? Siapa? Elo?"
Aysha mengarahkan telunjuknya tepat di wajah gadis bando, tertawa geli. "Emang siapa yang ngomong lo cewek baik-baik? Buta kali ya orang yang bilang lo baik."
Gadis itu mendelik tak terima, "LO—" suara gadis bando itu tercekat, wajahnya merah padam menahan marah sekaligus malu.
"Apa tadi kata lo?" Aysha maju satu langkah, tak gentar melawan sang gadis. "Gue terlalu mendominasi? Hahahahhahaha!" Suara tawa hambar menggema di kelas kosong itu. "Gue yang terlalu mendominasi atau lo yang emang gak punya nyali deketin Salman?"
Aysha memajukan badannya, semakin menyudutkan sang penguntit. "Bahkan lo aja gak berani natap mata Salman."
Grep
Bokong gadis bando itu menubruk meja kelas di belakangnya. Gadis itu terpojok.
Mata Aysha masih menatap nyalang sang gadis. "Lo cuma berani caper gak jelas sama Salman, tapi sayangnya gak pernah di-notice sama Salman. Haha.. kasian ya." Mata tajamnya memandang rendah gadis bando.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANTAKA
Roman pour AdolescentsKantaka ; Bahasa Sansekerta : Sedih, Susah. . Aysha pikir olimpiade adalah satu-satunya cara untuk mencapai tujuan hidupnya. Membawa pulang medali emas dan mendapat privilege beasiswa ke luar negeri. Chemistry Sciences - Seoul National University. N...