(25). Rumah

770 78 10
                                    

Setelah malam panjang yang telah dilewati Aysha, gadis berambut kebiruan itu akhirnya tiba juga di rumah. Muh mengantarnya pulang tepat ke depan gerbang rumah setelah menutup percakapan di warung makan itu.

Sesampainya di rumah, rupanya paman sudah tidak ada. Ia pergi 10 menit sebelum kedatangan Aysha. Ada operasi dadakan katanya.

"Gue pinjem hape lo, dong,"

Aysha mengernyitkan dahinya dalam, "ngapain?"

"Udah siniin aja."

Aysha mengulurkan ponselnya pada Muh. Kakak kelasnya itu tampak mengotak-ngatik ponsel miliknya sebentar, sebelum akhirnya terdengar sebuah nada dering dari sebuah ponsel lain.

Muh menyunggingkan senyum puas seraya mengembalikan ponsel Aysha.

"Gue udah save nomor gue di handphone lo."

Kakel kece

"Najis." cepat-cepat Aysha merename kontak itu, menggantinya dengan Kakel rese'

Muh hanya geleng-geleng kepala seraya tertawa kecil. "Siap-siap gue teror tiap malem."

"Kurang kerjaan lo."

Aysha menghela napas mengingat kejadian di depan gerbangnya tadi sebelum kakak kelasnya itu pergi. Nomor telpon, alamat rumah, studio penyiaran, luka di tangannya, serta beberapa triger-nya. Aysha rasa Muh sudah terlampau jauh mengenal dirinya sejauh ini. 

*

Bab 25

Rumah

*

Tok tok tok..!

Jantung Aysha mencelos tatkala suara ketukan terdengar dari jendela kamar di lantai dua rumahnya. "Woy, Aysha... Dari mana aja?" bisik seorang laki-laki dari sela jendela balkon.

Aysha menghela napas pelan sebelum akhirnya membuka pintu balkonnya. Penghuni rumah di sebelahnya sudah berdiri tepat di pintu balkon.

"Kenapa?"

"Lo dari mana aja, anjir?! Gue dari tadi manggilin lo gak ada yang nyaut. Kelayapan mulu, gak inget persiapan OSP?"

Seperti biasa, tetangga sekaligus sahabatnya itu hobi sekali mengoceh pada Aysha.

"Inget, pak ustadz. Makanya ini gue mau tidur. Eh, malah lo ketok-ketok." Aysha membalikkan badannya, melangkah ringan menuju tepi tempat tidurnya.

Salman nyengir kuda, mengekor di belakang Aysha, lantas mendudukkan dirinya di kursi belajar Aysha, "Lagian lo dari mana sih?"

"Abis ketemu sama Muh." Aysha mendudukkan tubuhnya di tempat tidur.

"HAH?!"

"Abis ketemu sama Muh, budeg."

"Gue denger, Ay. Maksud gue, kok lo bisa ketemu sama Muh? Bukannya dia gak masuk sekolah 4 hari ya? Gue denger-denger dia kabur dari rumah. Katanya ya dia tuh kabur karena menghindari olimpiade, gara-gara bokapnya kena skandal, jadi bokapnya udah gak bisa bantuin Muh buat—

"Ssssttt...! Dateng-dateng ngoceh yang gak bener. Lo tuh ya, kebiasan deh! Kebanyakan dengerin gosip receh."

"Emangnya dia gak kabur, Ay?"

"Kabur."

"Tuh kan, bener dong berarti gosipnya."

"Yang gak bener itu alibi dan opini sampah dari mereka. Ngapain sih lo dengerin hal-hal kayak gitu? Percaya lagi, padahal mereka gak tau kebenarannya gimana."

KANTAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang