ENAM PULUH LIMA

759 63 4
                                    

Sore ini Irene meluangkan waktunya untuk menjemput Jennie. Sudah sekitar sepuluh menit dirinya menunggu Jennie diparkiran.

Dia juga sudah mengirim pesan pada Jennie. Sebentar lagi mungkin Jennie sudah ada di hadapannya. Ah rasanya Irena tidak sabar bertemu mandunya.

Tok...tok...

Irene mengalihkan pandangannya pada jendela mobil, Irene tersenyum melihat kekasihnya diluar jendela.

"Hay". Jennie tersenyum setelah melihat wajah Irene.

"Hay unnie". Balas Jennie setelah duduk disamping Irene.

"Makan malam diluar bagaimana?". Jennie mengangguk,kesempatan bertemu bahkan menghabiskan waktu bersama setelah Irene bekerja memang cukup sulit.

"Aku merindukanmu Unnie".  Irene melihat Jennie,tidak bisa dipungkiri dirinya juga sangat rindu pada gadis dihadapannya ini.

"Aku juga". Irene mendekatkan wajahnya pada wajah Jennie.

Jennie membuka sedikit bibirnya saat merasakan Irene melumat bibirnya. Tidak lama,mereka masih tahu tempat maka dari itu Irene segera melepaskan ciuman singkat itu dan segera menjalankan mobilnya menuju suatu tempat sebelum makan malam.

*****

Tidak jauh,Irene membawa Jennie kepantai. Sepi karena sudah mulai petang, Jennie tersenyum kekasihnya sangat tahu kemana dia ingin pergi.

Rasanya sudah sangat lama dia tidak mengunjungi pantai, Jennie segera mengikuti langkah Irene.

"Lihat sangat indah bukan". Irene menunjuk sunset yang terlihat jelas indah didermaga ini.

"Sudah lama rasanya aku tidak kepantai unnie, kau selalu tau apa yang aku inginkan. Gomawo". Ucap Jennie memeluk Irene.

"Tentu saja,aku kekasih terbaik bukan?". Jennie terkekeh saat Irene mengatakan itu. Terdengar lucu dipendengaran Jennie.

"Uh aku sangat merindukan mandu ini". Irene mengecup seluruh wajah Jennie. Sedangkan Jennie tersenyum,membiarkan gadis yang lebih tua berbuat semaunya.

Muach

Irene mencium bibir Jennie sedikit menekannya juga menghasilkan decakan yang nyaring. Jennie dan Irene terkekeh setelahnya.

"Aku juga merindukanmu, unnie " .  Berbeda dengan yang Irene lakukan Jennie langsung menyambar bibir kekasihnya itu.

Irene tersenyum Jennie sedikit ada kemajuan,sekarang lihat Jennie bahkan memimpin dan memulai mencium dirinya.

Irene membalas lumatan Jennie,membiarkan sunset sebagai penonton mereka berciuman sore itu.

Tidak ingin melewatkan waktu yang jarang mereka miliki. Irene membawa Jennie dalam gendongannya membawanya menuju mobil.

Sedikit kesusahan karena dirinya mengendong Jennie,dirinya bahkan harus sangat menunduk takut jika kepala Jennie terkantuk pada pintu mobil.

Ciuman sempat terlepas,Irene memposisikan duduknya dengan nyaman,membiarkan Jennie di gendongannya. Lalu menutup pintu mobil itu.

Jennie tersenyum bagaimana ekspresi Irene yang sempat kesusahan tadi saat membuka pintu.

"Kenapa?kau tertawa?". Irene menatap Jennie heran. Ah Irene harus mendongkak karena Jennie diatas pangkuannya.

"Tidak,aku tertawa karena aku bahagia".

"Benarkah?". Jennie mengangguk untuk memastikan.
Irene tersenyum melihatnya.

"Jangan menatapku seperti itu". Jennie memalingkan wajahnya,dia merasa malu karena Irene menatapnya tanpa berkedip.

"Kenapa?kau sangat cantik Jennie".

"Ah kau rupanya,bersemu". Irene tertawa melihat pipi Jennie berubah rona kemerahan.

"Aku tidak membuang waktu". Jennie terkejut saat Irene,meraih bibirnya.

Ciuman yang tertunda tadi kembali terjadi. Irene tersenyum disela-sela mereka berciuman.
Keduanya melepas rindu,Irene bahkan melumat bibir Jennie dengan sedikit rakus.

Langit yang tadi sudah berwarna orange berubah menjadi gelap sekarang. Jennie mendorong bahu Irene pelan,dirinya butuh oksigen dan ciuman dalam waktu lama cukup melelahkan.

"Terimakasih,aku mencintaimu". Irene mengecup sudut bibir Jennie.

"Bantu aku,Unnie". Irene mengangguk lalu sedikit melonggarkan bangku yang mereka duduki. Sehingga Jennie bisa berpindah duduk.

"Kenapa?". Jennie bertanya saat Irene memandanginya terus menerus.

"Ah aku hanya kagum kau nampak lebih sedikit memimpin tadi ".

"Berhenti berbicara dan jalankan mobil".

"Yaya baiklah".

****

"Aku tidak sempat membuat makan malam romantis". Sesal Irene

"Ini juga romantis,kau ingin seperti apa lagi?". Jennie memandang Irene yang sedang menatapnya.

"Tidak,maksudku aku hanya ingin membuat makan malam sepesial".

"Ini sudah lebih dari spesial,jika kau selalu bersamaku unnie ". Jennie tersenyum memegang tangan Irene.

Hanya karena Irene tidak membooking meja, dia jadi berpikir ini tidak spesial.

Lagi pula apa dia lupa,dia itu mempunyai restaurant yang sudah lama tidak dia datangi karena sibuk.

"Sudahlah ayo makan". Irene mengangguk.

Keduanya mulai makan dengan obrolan ringan. Berbicara dengan menceritakan keseharian masing-masing.

Setelahnya Irene berencana mengajak Jennie ketempat lain. Seperti mengunjungi Namsan tower,sungai han, atau acara festival.

Dan mungkin itu terjadi dilain hari. Karena sekarang sudah menunjukan pukul delapan malam. Mereka terlalu asik dipantai tadi. Kalian tahu kan?


Akhirnya update hehe,sekian lama ya gaes lupa terakhir up kapan mungkin setahun lalu. Mau ngucapin makasih sama yang masih nunggu ini cerita,maaf karena udah buat nunggu lama.

Well,jangan lupa vote dan komen. Sehat selalu by by
Ah satu lagi maaf kalau ada typo hehe

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JenReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang