TIGA BELAS

901 90 12
                                    

"Appa berapa lama kau disini?" Tanya Taeyon. Sekarang Ketiganya sedang bersantai d ruang yang terdapat televisi besar.

"Appa rasa hanya beberapa hari,setelah itu mungkin Appa akan sangat jarang pulang"

"Appa,kau akan tinggal kembali disana?"Tanya Jennie yang masih asik di pelukan sang Ayah dengan tangan kekar Ayahnya mengelus puncak kepala putrinya.

"Iya,mungkin Appa akan sebulan sekali kesini tapi Appa janji akan selalu menghubungi terus" Ucap Tuan Kim

Walau berat hati Jennie tetapi mengangguk mengiakan ucapan ayahnya.

"Nah lalu bagaimana kuliahmu apa semuanya baik-baik saja?"

Sekarang posisinya Ayah Jennie berada d tengah-tengah kedua putrinya. Dengan Jennie di dalam pelukannya dan Taeyon yang sedang memainkan ponselnya.

"Semuanya baik,aku bahkan sudah beberapa kali mengunjungi dorm kembali"

"Benarkah?jangan terlalu lelah" peringat ayahnya.

"Appa?" Panggil Jennie lalu mendongkak menatap wajah tegas ayahnya.

"Kenapa?apa yang akan kau tanyakan"

"Kau tau Eonni selalu membawa kekasihnya kesini" Ucap Jennie berbisik. Takut ketahuan Eonni-nya.

"Benarkah,apa ada yang mau dengannya?"

Seketika tawa Jennie dengan Ayahnya menghiasi ruangan itu,sehingga membuat Taeyon keheranan. Kerasukankah pikirnya.

"Kalian kenapa?apa ada yg lucu?" Tanya Taeyon menatap kedua orang di sampingnya.

"Adikmu bilang kau sering membawa kekasihmu kesini"

"Eum itu-

"Siapa orang yang mau denganmu?" Tanya Tuan Kim bermaksud menggoda Anaknya.

"Yak,tentu saja ada aku ini cantik" percaya diri Taeyon. Dan langsung dibalas dengan bola mata malas oleh Jennie.

"Siapa?" Tanya tuan Kim kembali

"Tiffany". Seketika senyuman ayahnya memudar setelah Taeyon mengatakan satu nama. Bukan,bukan tidak suka atau marah hanya saja dia masih terlalu kaget setahuanya Taeyon dengan Tiffany sudah berpisah karena jarak ternyata salah.

"Ah Arraseo"

Tuan Kim,tak menyalahkan perasaan mereka,walau perasaan mereka menjurus ke sebuah kesalahan. Bukankah cinta bisa tumbuh pada siapa saja? Lalu,kembali lagi itu sudah takdir. Juga selagi membuat putrinya bahagia maka tak ada alasan untuk menghentikannya.

🌼

Secangkir cokelat panas menemani Iren malam ini.Dia sedang menikmati suasana malam dibalkon rumahnya. Rumahnya sangat sepi Tiffany sedang menjalankan pekerjaannya dan ini hari kedua Iren di rumah tanpa Tiffany.

"Kita pasti ketemu lagi"

"Benarkah?"

"Tentu"

Percakapan singkat itu selalu Iren ingat. Seberapa dia berusaha untuk tak mengingatnya dan malah membuatnya semakin mengingatnya. Sejak pertemuan waktu dulu.Iren selalu menunggu kata itu ditepati oleh sesorang yang berjanji padanya.

"Jika benar kau,kenapa aku tak menyadarinya?" Monolog Iren

Kata Ketemu lagi. Dulu selalu dia tepati tetapi setelah hari keempat janji itu selalu Iren tunggu sampai sekarang. Sangat susah untuknya melupakan percakapan itu.

Memijat pelipis yang terasa berdenyut,karena terlalu banyak berpikir.

Hari semakin larut,Iren merasa kantuknya mulai menyergap dirinya,lalu segera dia masuk dan menjemput alam mimpinya.

🌼

Pagi ini tak seperti biasanya. Jennie dengan Taeyon sudah berada di Airport mengantar Ayahnya kembali mengurus pekerjaannya.

"Appa,jaga dirimu baik-baik ne,jangan sampai sakit" Pesan Jennie,yang sedari tadi memeluk sang Ayah.

"Tentu,kau juga baby. Jaga kesehatan kalian jangan sampai sakit"

"Sini sayang,kau tak ingin memeluk Appa mu?" Tanya tuan Kim pada Taeyon. Karena sedari tadi dia hanya menyaksikan interaksi Jennie dan Ayahnya.

"Jaga diri baik-baik,Appa titip Jennie. Jangan terlalu lelah bekerja" Pesan Ayahnya. Lalu setelahnya pergi dari kedua putrinya setelah tadi ada pemberitahuan bahwa pesawat yang d tumpanginya sebentar lagi lepas landas.

Hari makin menjelang siang dimana  orang yang menjalani aktifitas mulai mengantuk. Berbeda dengan Jennie yang baru saja terbangun sekitar 5 menit lalu.

Pagi tadi,setelah dari bandara keduanya memutuskan ke kantor Taeyon saja. Karena dosen Jennie berhalangan hadir jadi dia malas untuk ke kampus juga pekerjaan Taeyon hari ini tak terlalu banyak.

"Mau sesuatu?" Tanya Taeyon pada Jennie yang sedang asik memainkan Handphone nya di sofa.

"Tidak"

"Kajja makan saja,ini sudah waktu jam makan siang"

"Aku kekamar mandi dulu"

Diruangan kerja Taeyon,memang tersedia kamar mandi.

Baru beberapa langkah keluar dari ruangan kerja Taeyon. Langkah Jennie harus terhenti tatkala rasa sakit itu kembali muncul. Sialan,tak tau waktu. Batin Jennie.

Merasa tak ada pergerakan dari Jennie segera Taeyon menengok dan tak mendapati Jennie disampingnya. Ditengoknya kebelakang dan ya Jennie memang tertinggal dibelakang.

🌼

Maaf jika lagi asik baca ada typo. Mohon maklumi hehe...

Tinggalkan Jejak ya,jika ada masukan atau kritikan silahkan komen hehe..

Vote.


JenReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang