TIGA PULUH SATU

663 64 9
                                    

"Unnie kenapa kau selalu memandang figura itu?". Jennie bertanya karena sedari tadi dirinya melihat Iren terus saja menatap figura yang berada di lemari disana.

"Kau ingat aku pernah cerita padamu bahwa aku mempunyai orang yang sangat spesial saat aku di selandia baru?". Iren bertanya, pikirnya kini waktunya dia memberi tahu saja pada Jennie. Selain karena penasaran mengapa Jennie tak mengingatnya dia juga sudah terlanjur cerita waktu itu.

"Hem". Jennie hanya berdehem, entah kenapa sekarang hatinya gelisah pikirannya seolah bertualang. Jennie tidak paham dengan reaksi tubuhnya. Dia menunggu dengan was-was ucapan Iren.

Dengan mantap iren berkata,dan menceritakan semuanya tanpa terlewat sedikitpun. Semuanya. Termasuk dengan penantian panjangnya. Menunggu sahabat kecilnya.

Memperhatikan dengan seksama raut wajah gadis di depannya. Ada dengan ekspersinya?Kenapa seperti itu.

Kini Iren kembali berpikir apa dirinya terlalu cepat mengambil keputusan ini? Tapi jika tidak buru-buru di beritahu maka rasa penasarannya kian menambah. Juga dirinya terkesan leha-leha.

Apalagi waktu itu dirinya menyatakan perasaannya terhadap Jennie. Mengambil yang katanya frist kiss.

Sungguh kebinggungan terus belanjut menyerang Iren. Selama ini dirinya mencari informasi pun tak membuat penasarannya terobati. Kini Iren harus seperti apa?

Pikiran negatifpun tak ayal langsung menyergapnya. Kala gadis didepannya masih tak berekasi. Takut, iren takut dengan apa yang dirinya pikir selama ini benar. Bahwa Jennie melupakannya atau tak mengenalinya karena termakan waktu.

Sedangkan gadis yang bernama Jennie ini, hanya menatap Iren dengan bingung. Apa ini,apa yang sedang Iren bicarakan padanya. Selama ini dia tak pernah bertanya perihal poto itu baik pada Taeyon ataupun Appanya.

Tidak tahu mengapa setiap dirinya berpergian jauh dan menginap. Maka sudah wajib baginya membawa poto itu. Seperti dulu dengan refleks nya dia memasukan poto itu kedalam kopernya saat akan pindah ke korea.

Seolah dirinya dibawa berpetualang tetapi dengan hasil nol dia tak menemukan secercah puzzel yang berkaitan dengan apa yang gadis didepannya katakan tadi.

"Jen? Wae?".

Dirinya jelas mendengar pertanyaan itu. Tetapi dia malah enggan menjawab. Ada apa dengannya? Dia bahkan tidak tau ada apa dengan dirinya.

Sedangkan sekarang otaknya mulai menjelajah pada kejadian-kejadian yang terjadi di masa lalu. Semakin lama dirinya berpikir semakin banyak keringat yang di keluarkan dari pelipisnya.

Apa ini? Apa ada sesuatu yang tidak di ketahui olehnya. Tapi apa?

"Unnie apa_

Tokk ... Tok..

" Hei kalian cepatlah kebawah makanan sudah siap".

Ucapan mengintrupsi itu terpaksa memutus segala kebingungan tadi terputus.

Aku sudah mencoba memancingnya sekarang.

Apa kabar? Hay maaf jarang Up
Pengen cepet2 end cerita ini tuh sebenernya.

Komen ya!!!🖤

Terimakasih. Makin kesini makin gak nyambung. Dan mungkin ini alur di percepat hehe.

Sorry for typo.

Oh iya aku pengen bikin ff lagi tapi siapa lawan mainnya ya?

JenReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang